the reunion

4.3K 273 15
                                    

Rasyila kebanjiran tugas dari Bima Waluya. Puluhan artikel masuk ke inbox nya dan dia harus meneliti dan menelaah satu per satu hingga dapat menentukan mana yang layak untuk dipublish.

Dia masih di kamarnya ditemani secangkir kopi. Dia memulai pekerjaannya itu. Namun kali ini tulisan - tulisan itu membuatnya ngeri sendiri.

Puluhan artikel itu membahas topik yang seragam mengingat beberapa bulan ke depan negeri ini akan mengadakan pesta demokrasi memilih presiden dan wakil presiden yang baru.

Syila hampir lupa bahwa Gandes Rosenda adalah anak dari calon presiden. Artikel yang membuatnya iba adalah artikel berjudul

"candidate's daughter involved to murderer case, university has not take further action yet"

Syila merinding.

Dia sendiri sudah lupa bahwa dia pernah hampir mati di tusuk oleh pria bertopeng itu. Ponselnya berdering.

"Cil!!! Barusan polisi menggeledah loker nya gandes! Mereka nemuin topeng itu! Berkas - berkasnya hari ini bakal sampe ke penyidik! lo pasti dipanggil sebagai saksi korban nanti!" Kata jogi bersemangat.

"Gak mungkin.." Kata syila datar. Dia masih tak percaya.

"Yeh.. Seriusan cil!!"

"Iya tapi gak mungkin, gi!!" Syila langsung menyudahi percakapannya.

Gadis itu membuka lemari nya perlahan. Dia mengambil plastik hitam yang tersembunyi di bagian terdalam lemari itu. Dia mengambil isi plastik itu. Topeng hijau berbulu itu masih utuh. Syila melihat sendiri dengan mata nya bahwa gandes membuang topeng ini di tempat sampah di belakang gedung fakultas teknik design dan syila juga memungutnya.

Topeng itu ada pada nya sekarang dan bagaimana bisa kepolisian menyita topeng yang sama percis? Syila lemas. Ini tidak mungkin. Ada dua topeng yang sama identik.

                                 ******

Malam itu keluarga Danuradja masing - masing sibuk menyiapkan diri mereka untuk makan malam. Bukan makan malam yang biasa. Mereka mengundang keluarga besar Gandes Rosenda. Makan malam nanti bertujuan untuk merumuskan tanggal yang tepat untuk pertunangan Raditya dan Gandes.

Radit memandangi langit lewat jendela kamarnya. Seseorang masuk ke kamarnya tapi Radit tidak menengok.

"Gue cuma pengen kasih tau lo sekali lagi. Kalo lo gak ngerusak semuanya hari ini, maka selamanya lo gak akan bisa lari." Ujar bulan. Gadis cantik itu berbalut gaun hitam selutut.

"Dit!!" Bentaknya karena radit tak meresponnya.

Pria itu menengok, memperhatikan bulan yang kesal.

"Hidup gue gak semudah itu bulan." Kata radit dingin

"Lo kan selama ini selalu nurut! Gak pernah ngelawan, dit! Tapi masa iya urusan hati pun lo tetep nurutin mereka? Hati lo itu kan punya lo! Yang ngerasain lo bukan mereka!" Balas bulan.

Radit tak membalas . Dia hanya keluar melewati bulan. Gadis itu bergumam kesal. Dia berjalan mondar - mandir di kamar itu memikirkan sesuatu. Dia mengigiti kuku - kukunya sesekali.

Dia ragu - ragu tapi dia merasa dia harus melakukannya, menjalankan rencana rencana di kepalanya yang sudah muncul sejak syila menangis di bahu nya.

Meja makan itu penuh dikelilingi dua keluarga yang akan bersatu dengan pernikahan kedua keturunan mereka nanti. Radit diam seperti biasa, tak merespon. Mereka banyak bicara, tapi itu hanya angin lalu bagi radit.

Di kepalanya entah kenapa terpikirkan gadis itu, dia tak mau pergi, membuat radit kalut sendiri. Dia tidak memakan sesuap pun hidangan di meja itu. Bulan dan Bintang memandanginya.

Accidentally AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang