Pawai merah putih

3.9K 249 7
                                    

CHAPTER 20

PAWAI MERAH PAWAI MERAH PUTIH

"Raditya" kata bu ratih sebelum radit keluar mobil.

"Besok, kamu temani gandes , udangan acara 17 agustusan di gelora bung karno"

"Kenapa gak mama aja, besok radit mau istirahat dirumah"

"Gandes senang kalo kamu yang menemaninya, em, rasyila, besok kamu pastikan radit datang ke gbk." Katanya pada syila.

"Emm.. Iya bu.." Ujar syila sembari melirik radit yang kesal namun ekspresinya masih datar.

Bu ratih keluar rumah.

"Besok kan tanggal merah, jadi lo libur aja gih, main sama amoy ke kemana gitu.." Celoteh radit berbaring di sofa.

"Besok gue pawai di gbk, acara yang lo sama gandes tonton nanti, gue performnya pas pawai puncaknya, nonton ya.." Ujar syila bersemangat.

"Ngapain lo?"

"Nyapuin lapangan bola... Ya pawai lah! Itu pawai tahunan, setiap tahun pasti gue ikut, bayarannya lumayan gede" ujar syila.

Radit menggelengkan kepala.

"Lo kan pasti duduknya di vvip, kan deket dan jelas tuh, kalo bisa fotoin gue ya nanti" pinta syila. Radit berekspresi kesal mengisyaratkan syila agar enyah dari hadapannya.

Syila pergi ke kamarnya. Dia menghela napas. Meski tidak terjadi sesuatu yang besar namun kelegaan menyertai pikirannya. Dia ataupun radit sama sekali tidak membahas kejadian semalam, tidak ada yang berubah, mereka tetap bos dan asisten yang tidak pernah sependapat. Syila melempar dirinya ke kasur.

Dia meraba bibirnya dengan jari jari nya

"Kenapa radit nyium gue ya...." Gumamnya

"Dan kenapa gue diem aja!" Bentaknya pada diri sendiri.

Dia jadi kesal sendiri saat radit lagi lagi hadir di pikirannya. Ia memukul mukul kepalanya dengan tangannya kesal.

"Keluar keluar keluar!!" Raungnya.

Pukul 10 pagi.

Syila sibuk di dapur sementara radit baru bangun. Dia mengambil segelas air.

"Moy.. Halo. Bangun!" Kata syila di telp. Dia mengimpitkan ponselnya di bhunya. Kedua tangannya sibuk menuang sereal dan susu segar.

"Jangan lupa nanti pawai, koreografernya mau kita ditempat dua jam sebelum acara" katanya lagi. Dia menyerahkan semangkuk penuh sereal pada radit. Radit membawanya dan duduk anteng menikamuati sarapannya.

"Moy, si jogi gimana kalo ga dateng, matilah kita! Ngomong apa sama koreografernya! Si oscar gak bisa gantiin, dharma juga mau tidur seharian dia katanya" syila masih asik dengan telp nya ia membawa mangkuk mangkuk itu buru buru berbalik cepat. Di depannya sekarang berdiri radit ya memegang gelas kaget terkesibak rambut panjang syila. Syila hampir jatih tapi radit membantunya memegangi mangkuk mangkuk itu. Mata mereka tak sengaja bertemu. Saat itu juga detak jantung syila makin cepat hingga tak terkendali. Ini kedua kalinya mereka bertatapan begitu dekat. Mereka sama sama teringat malam itu ketika mereka berciuman lalu mereka sama sama mengalihkan pandangan.

"Lo gimana sih! Hati hati dong! Itu mangkuk mangkuk nyokap beli korea!" Bentak radit salah tingkah

"Mm..maaf" kata syila, lalu gadis itu buru buru menjauh dari dapur.

"Halo! Syil! Hallo!" Suara amoy memanggil manggil lewat speaker ponsel syila.

"Moy.." Balas syila . Suaranya tegang

Accidentally AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang