penyusup garda selatan

3.8K 265 14
                                    

Syila baru saja selesai bertemu dengan dosen pembimbingnya. Dia lelah namun tak membuatnya berhenti. Langsung saja dia mengambil tempat di salah satu bilik perpustakaan.

Dia membuka laptopnya dan lembaran penuh coretan hasil koreksi atas berkas - berkasnya.

Ponsel nya berdering.

"Revisi lagi, lo duluan aja, gue di perpus" katanya.

"Gue di belakang lo.." Ujar suara yang menelfonnya. Syila menoleh melihat amoy cengengesan.

"Revisi lagi? Banyak?" Tanya amoy ramah

"Liat aja tuh, banyak banget.." Ujar syila cemberut.

"Baru segini aja, semangat lah cil!" Ujar amoy menepuk bahu syila

Syila kembali konsen pada laptopnya. Dia buntu dan kesal sendiri.

"Ah.. Kan gue belum masukin sumber yang waktu itu gue pinjem di perpus pribadi nya ka bintang!" Gumamnya.

Lalu secepatnya dia menjajal satu per satu compact disk yang didapatnya dari perpustakan pribadi Bintang Danuradja di Washington.

Sudah berjam - jam syila tak berpaling dari compact disk ketiga yang dicobanya. Dia lupa akan skripsi nya. Syila tidak berkedip dan terus membaca ratusan lembar berkas thesis Bintang Danuradja yang sampai saat ini belum diuji dan menahan gelar master nya.

Konsentrasi Syila pada tulisan itu buyar ketika teman - temannya datang ke perpustakaan. Sama sial nya seperti Syila, mereka harus menerima revisi bertubi - tubi. Oscar langsung mengambil tempat di samping Syila.

"Syila cantik.. Bantuin gue dong.. Gue buntu banget harus mulai bab empat ini dengan cara gimana..." Katanya memohon.

"Lo gak liat revisi dari Pak Togar segunung begini!" Kata syila ketus.

"Eh car.. Gimana? Lo udah dapet info?" Tanya Amoy

"Nanti sore moy anak anak baru beraksi! Pokoknya kita udah kerja sama bareng anak design, mereka akan coba ambil kunci loker nya gandes diam - diam" jelasnya.

"Kalian mau ngapain lagi?" Tanya Syila sembari tetap fokus pada skripsi nya.

"Cil! Kita bakal menggeledah loker si gandes! Kita yakin disana pasti ada topeng!" Kata upi bersemangat

"Kalian kan bukan polisi.. Kalian gak punya hak menggeledah.. Bikin malu anak hukum aja.." Kata syila santai tapi menusuk teman - temannya.

"Kalo nungguin polisi kelamaan, cil!!" Sahut oscar

"Gue gak ngerti lagi deh sama kalian.. Udah ya.. Gue balik dulu.." Syila pergi meninggalkan mereka begitu saja.

Gadis itu ingin sekali cepat sampai kontrakannya. Dia ingin sekali melahap habis tulisan - tulisan Bintang sore itu.

Dia berdesakan dengan penumpang lain di dalam kereta itu. Meskipun penuh bukan main, tapi kereta adalah kendaraan favorite Syila yang kedua setelah Bajaj. Dia hanya perlu berhimpitan dengan yang lain beberapa menit tapi keunggulannya dia tidak harus frustasi dengan kemacetan jalan raya.

Pandangan Syila fokus ke satu arah ketika mendapati seseorang yang sejak tadi sudah melihatnya namun pura - pura tidak melihatnya. Wajahnya dingin dan angkuh merasa tak nyaman. Syila tertawa geli. Dengan susah payah dia berjalan menelusuri orang - orang yang berdiri di kereta itu hingga sampai pada pria itu.

"bawa kantong plastik gak? Nanti muntah lagi.." Ledeknya.

"Apaan sih.." Jawab Raditya jutek.

Syila tertawa geli melihat Raditya yang salah tingkah karena ketahuan naik kereta.

Accidentally AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang