Happy reading ya ❤
*
Pagi ini, Karin kembali lagi ke sekolah. Seperti biasa dengan penampilannya. Dengan semangat yang membuncah, itu bisa membuat dia lebih lancar lagi mengikuti pelajaran.
Sesampainya di sekolah, Karin melihat dari luar gerbang, di lapangan seperti ada keributan. Semua murid berkumpul untuk menyaksikan keributan di tengah lapangan itu. Tidak ada satu pun yang berani memisahkannya, yang ada mendukungnya seperti mendukung pertandingan tinju.
Karin penasaran, dia mendekati orang-orang yang berkumpul itu agar dapat melihat jelas apa yang terjadi.
"Permisi," ucap Karin yang menerobos segerombolan.
Ternyata, sedang ada baku hantam antara kedua cowok yang merupakan most wanted junior. Siapalagi kalau bukan...
Adrian?! Batin Karin.
Ya, Adrian dengan Reza dari kelas X-4. Mereka sedang melakukan hantam-menghantam satu sama lain. Wajah Adrian bengkak di daerah pelipis, sudut bibir kirinya sobek dan mengeluarkan darah, rambutnya acak-acakan tak karuan.
"SIALAN!" Teriak Adrian begitu pukulan dari Reza untuk kesekian kalinya mendarat ke bagian wajah.
Karin menatap mereka heran, kenapa tidak ada yang bantu memisahkannya? Gadis itu memberanikan diri untuk mendekati mereka dengan perlahan.
"Ada apaan sih?! Ini tuh sekolah bukan tempat ajang pencarian bakat dalam bentuk kekerasan!" Dengan jantung berdebar-debar, Karin mengucapkan kata itu sambil menatap kedua bola mata Adrian-Reza dengan bergantian.
"Ini tuh urusan anak cowok! Lo ga semestinya menjadi penengah gue sama Adrian. Dan lo?! Gaada urusannya sama gue dan dia. Jadi, lo mendingan minggir atau gue bakal ngelakuin hal yang lebih kejam sama lo?!" Reza murka, emosi dia sulit untuk dikendalikan dirinya sendiri.
Karin sebenarnya takut, lututnya gemetar, tapi dengan potensi yang dimiliki, gadis itu berusaha memisahkan mereka sebisa mungkin.
"Jadi, yang dibilang dengan cowok gentle plus most wanted itu, beraninya sama cewek? Berani kasar sama cewek? Cih! Banci kalo gitu, potong aja itunya." Ucap Karin tak kalah pedas dari Reza.
"Rin, udah Rin. Lo masuk kelas aja sana. Biar gue yang nyelesain masalah sama bocah bangs*t ini." Adrian memegang pundak Karin yang membelakanginya. Karin menoleh, tak tega melihat Adrian bonyok hanya karena masalah yang belum diketahui dengan jelas.
Suasana semakin mengaduh, belum ada guru yang datang ke TKP. Semua murid masih mengerubungi dua lelaki yang sama-sama mempunyai paras diatas rata-rata ini. Sedangkan gadis yang nekat ke tengah mereka, sekarang bingung ingin melakukan apa. Entah apa yang harus dilakukan untuk membuat mereka berdua berdamai.
"Gue udah bilang, lo minggir!!" Reza berteriak lagi, dia mendorong Karin sehingga gadis itu tersungkur di tanah. Adrian reflex menangkap Karin, namun lelaki dari segerombolan murid lain langsung muncul dan mendekat ke Karin.
Adrian merasakan hatinya begitu panas saat Alwan membantu Karin untuk berdiri, pandangannya memburam begitu tinjuan melayang lagi ke wajahnya. Reza menghajar Adrian berkali-kali tanpa ampun, Adrian pun membalasnya demikian. Mereka melanjutkan baku hantamnya, lagi. Sedangkan Karin, dibawa Alwan menuju UKS karena lututnya terbeset oleh tanah yang kasar dan menyebabkan pendarahan.
Sangat telat, Pak Wira selaku guru BK turun ke tempat kejadian. Pak Wira menengahkan mereka berdua dan perkelahian pun berhenti.
"Semuanya bubar!" Perintah Pak Wira tegas kepada seluruh murid.
![](https://img.wattpad.com/cover/86623967-288-k38328.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Còrtalòvera
Teen FictionKeterlambatan yang membuat Karin menjadi sebangku dengan Adrian, yang merupakan salah satu cowok familiar disekolahnya. Padahal baru beberapa hari masuk, tapi langsung terkenal. Tidak disangka, seiring berjalannya waktu, mereka berdua saling menyuka...