Bagian 6: Heart Calling.

79 7 0
                                    

"Kirain lo peka. Padahal itu buat lo."

"Maksud lo apa sih? Daritadi lo ngomong ambigu banget. Gue ga paham sama sekali." Karin mengernyitkan dahinya. Adrian bingung ingin menutupi gengsi nya itu dengan ekspresi seperti apa.

"Eh udah malem banget deh kayaknya. Pulang aja yuk." Adrian mengalihkan topik. Gadis di sebelahnya melirik jam yang melekat di tangan kanan, masih pukul setengah 9. Karin tahu kalau Adrian sedikit salah tingkah.

"Yaudah ayo."

*

Karin memasuki rumahnya, masih sepi. Kemungkinan mamanya masih ada di rumah Dimas. Merasa terlalu lelah, gadis itu berjalan malas menuju tangga untuk mencapai ke kamarnya lalu membaringkan tubuh itu di kasur empuk nan nyaman.

Sangat penat tapi dia menikmati malamnya bersama Adrian. Walaupun ada perasaan bergejolak sedikit yang timbul atau bahkan perasaan yang bisa dibilang aneh. Antara benci dan nyaman berpadu menjadi satu. Tapi rasa benci lebih dominan, dia masih kesal dengan Adrian entah suatu sebab apa.

Dengan menaruh kepalanya di bantal panjang ber-cover Assasin's Creed, Karin mengingat seputar kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama Adrian. Mulai dari cowok itu tiba di depan rumah Dimas sebelum dia memberi tahu, makan di tempat yang ternyata favorit Adrian, lalu ke toko buku menemani dirinya mencari buku, sampai menyaksikan langit malam dengan berhenti di pinggir jalan ditambah mendapat sajak-an dari Adrian yang membuat hati serasa ada kepingan lagi yang muncul, entah apa namanya dan sangat sulit untuk di definisikan.

"Ah gils gils, masa gue langsung suka gitu sih cuma gara-gara itu. Fucking night." Gumamnya dengan menepuk dahinya kencang.

"Anjing, sakit juga haha." Gadis itu mengusap-ngusap dahinya yang beberapa detik lalu di tampar keras.

Penat yang sedikit demi sedikit hilang, gadis itu berganti posisi. Dipeluknya guling kesayangannya, Karin senyum-senyum sendiri. Tidak lebar, namun menawan.

Drrtt.. drrt..

Tak lama, ponsel Karin bergetar dari dalam saku celananya. Diambilnya lalu dibuka. Ada pesan masuk dari nomor... Adrian.

From: 08137892xxx
Lo udah tidur?

Adrian? Batinnya.

To: 08137892xxx
Udah.

3 detik berikutnya, ponsel itu bergetar kembali.

From: 08137892xxx
Udah tidur tapi bisa bales sms dari gue.

To: 08137892xxx
Suka suka gue dong.

Belum bergetar lagi, Karin bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan ganti baju segera. Biasanya Karin bermalas-malasan kalau soal ganti baju sehabis pergi dari mana saja, namun kali ini tidak. Mungkin tidak sabar untuk sms-an lagi dengan Adrian. Mungkin.

Drrtt.. drrt..

From: 08137892xxx
Kalo gue suka suka lo gimana?

To: 08137892xxx
Maksud lo?

From: 08137892xxx
Eh gajadi.

Pesan itu hanya dibaca Karin, tidak dibalas. Sial,matanya sudah tersisa lima watt. Kantuk menghinggapi mata sang gadis.

In the blink of an eye
The whisper of smoke
You could lost everything
The truth is you never know
So,i'll kiss you longer baby
Any chance that i g..

Nada dering panggilan masuk terdengar saat Karin baru saja ingin memejamkan matanya. Perempuan itu mengambil ponsel dari tempat asal lalu melihat sang penelpon.

CòrtalòveraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang