Bagian 8: Nothing.

59 5 0
                                    

Nice to meet you again :)
But, i hope i never seem them again.
I know it breaks your heart
I move to the city with a broke down car and
Four years no call..

Jadi nyanyi HAHA.

--

*

Karin masih setia di kasurnya dengan tubuh ditutupi selimut. Walaupun sudah berkali-kali Reta membangunkannya, namun gadis itu tak terkecoh. Benar-benar ngebo!

Dari arah bawah terdengar suara bel. Dan pastinya itu adalah Adrian. Karena sudah jelas bahwa Adrian akan ke rumah Karin secepatnya.

Karena di rumah Karin tidak memakai asisten rumah tangga, Reta pun membuka kan pintunya. Bel itu terdengar lagi sampai tiga kali.

"Iya sebentar!" Reta setengah berteriak, dia berjalan cepat dari arah dapur dan meninggalkan ikan yang sedang digoreng.

"Duhh, siapa sihh." Gerutu Reta. Sudah di depan pintu, Reta membukakan pintunya dan mendapatkan lelaki yang parasnya campuran itu berdiri tegap di sana. Seragam yang tersingkap dibalik jaket kulit hitamnya, serta wajah yang benar-benar mulus tanpa cacat sedikit pun.

"Assalamualaikum Tante." Ucap Adrian sembari menundukan kepalanya, berusaha sopan dan santun di depan... hm mungkin calon mertua? Tidak tidak. Tidak mungkin.

"Waalaikumsalam." Balas Reta lembut namun seperti ada maksud yang tersirat. Kontak mata Reta terhadap Adrian begitu tajam, namun memukau.

"Kamu siapa?" Tanya Reta, dia tersenyum. Hanya segaris.

"Saya temennya Karin, Tan. Mau ngasih ini aja kok. Terus, sekalian mau nengokin Karin. Soalnya dia kan ga ngabarin kenapa ga masuk." Jelas Adrian dengan menunjukan barang yang dibawanya.

"Oh. Yaudah ke atas aja. Anaknya lagi tidur." Ujar Reta, Adrian mengangguk pelan dan langsung menaiki tangga untuk ke kamar Karin. Sedangkan Reta, menatap cowok itu masih dengan tatapan yang sama seperti tadi. Kembalilah Reta ke dapur untuk sang ikan yang lagi digoreng.

Adrian mengetuk terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar Karin. Sudah berapa kali diketuk namun tidak ada jawaban dari dalam. Ia mencoba mengetuk lagi, dan ini yang terakhir. Lalu, Adrian membuka kenop pintu dan ternyata tidak dikunci.

Astaga, my partner sedang ngebo. Pikirnya.

Adrian menghampiri Karin yang tersingkap dibalik selimut. Ditutup kembali pintu kamar terlebih dahulu. Belanjaan yang tadi diletakkan di meja kecil samping kasur, sedangkan giant teddy bear nya diletakkan di samping Karin.

Niat untuk membangunkan Karin diurungkan Adrian. Dia memilih untuk menatapi wajah Karin kalau sedang terlelap begini seperti apa. Ternyata beda, lebih imut dan lebih menggemaskan. Ingin di 'makan' rasanya.

Angin berhembus kencang menyebabkan gorden jendela di kamar Karin bergelombang-gelombang. Semakin sejuk di ruangan itu karena air conditioner yang tidak dimatikan. Adrian mengambil ponsel dari sakunya, kemudian membuka kamera dan dengan jahilnya dia mengambil gambar muka Karin. Setelah diambil, Adrian melihat hasilnya. Dia pun menahan tawa. Dalam kondisi tidur aja imut banget.

Tok... tok...

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar. Selang beberapa detik, masuklah sang pemilik rumah sekaligus ibu dari teman sebangku Adrian dengan membawa nampan yang berisikan makanan untuk sang buah hati.

"Belum bangun juga si Karin?" Tanya Reta sedikit sinis.

"Belum Tan. Itu liat aja, dia masih tidur." Balas Adrian berusaha ramah.

CòrtalòveraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang