BAB 22 : Kekasih?

2.9K 266 14
                                    

Voice Later

Bab 22

==== Presented by Kimkey2305 ====

Suara pantulan bola basket bergema keseluruh ruangan. Seperti biasa aku menunggu Daiki yang sedang latihan untuk persiapan pertandingannya.

Setelah melewati beberapa hari ulangan kenaikan kelas, Daiki kembali menjalani latihan. Tentu saja tangannya belum terlalu sembuh, namun sudah lebih baik dari sebelumnya. Kali ini lapangan tak seramai seperti latihan sebelumnya karna setelah ulangan seperti ini kegiatan club sekolah biasanya ditiadakan hanya beberapa club saja.

"Oke! Istirahat 10 menit"suara pelatih menghentikan permainan.

Daiki terlihat mengusap keningnya dengan lengan kiri bawahnya, menatap dan tersenyum kearahku kemudian Ia berlari menuju tempatku berdiri.

Setelah sampai di hadapanku aku mengarahkan handuk kecil yang aku pegang sedari tadi kelehernya guna menghilangkan peluh miliknya. Mata Daiki mengatup saat aku mengalihkan handuk kedaerah wajahnya menmbersihkan peluh diseluruh wajahnya. Ketika usai Daiki kembali membuka matanya dan menatapku dengan senyumannya.

Aku memberikan isyarat padanya untuk duduk dipinggir lapangan. Memberikan satu botol air mineral yang tutupnya sudah kubuka. Sembari Daiki meminum airnya, aku mengambil ahli tangan kirinya yang masih diperban. Sedikit memperbaiki perbannya yang sedikit tak beraturan dan memastikan agar perban tak lagi lepas.

Sudah beberapa hari ini kegiatanku seperti ini. Aku jadi terbiasa dengan sendirinya. Dan kedekatan antara aku dan Daiki pun semakin dekat dan bahkan seperti tak ada celah. Hanya saja ada kalanya aku sedikit canggung ketika berada berdua dengan Daiki, mengingat hal ecchi yang dilakukan oleh Daiki padaku beberapa waktu lalu.

Tapi sejak saat itu Daiki tidak lagi menyentuhku seintim itu. Maksudku bukannya aku menginginkan hal itu, hanya saja Daiki terlihat sedikit menjaga jarak antara kami. Bahkan dia sangat jarang menciumku, dia memang menciumku tapi hanya sebatas di kening atau pipi tak dibibir seperti waktu itu.

"Hey!-"suara Daiki menyadarkanku dari pikiranku sendiri.

Aku menatap Daiki yang sedikit menundukkan kepalanya agar dapat melihat wajahnya.

"Kau tidak apa?"ujarnya, aku mengangguk cepat.

Aku melamun sampai-sampai membuat Daiki khawatir.

"Miyamoto -kun?"suara khas pria dewasa mengahampiriku.

Aku mendongakkan kepalaku dan melihat sensei yang melatih Daiki berdiri dihadapan kami.

"Apa tangan Chikafuji lebih baik?"ujarnya seraya berjongkok menyamai tinggi kami, aku mengangguk.

"[Lukanya sudah sembuh. Daiki akan baik-baik saja saat pertandingan nanti. Dia akan ikut, pasti]"tulisku dan menunjukkannya pada sensei, sensei terkekeh kecil membaca tulisanku

"Baik. Aku pegang kata-katamu."ujar sensei

"Jaga Chikafuji. Mengerti?"lanjutnya sembari menepuk bahuku pelan, aku mengangguk sembari mendongakkan kepalaku mengikuti sensei yang berdiri dan berjalan meninggal kami.

"Yo!"Ikeda senpai mendekati kita, aku tersenyum membalas sapaannya

"Ouw~ melihat kalian benar-benar membuat iri saja. Seperti sedang berpacaran saja"ujar Ikeda senpai yang sudah mendekat. aku tersipu dengan ucapannya

"Kalau kalian terus dekat seperti ini kalian bisa tidak mendapatkan pacar(*)"sambung Ikeda senpai, aku hanya tersenyum kaku padanya

"Kau menggangu. Pergi sana"ujar Daiki

Voice Later (Koe Adote) ✔Where stories live. Discover now