Part 7 (Revisi) : Ulah Suamiku

5.6K 77 4
                                        

"Sayang... Akhirnya kamu pulang juga" ucapnya sambil memelukku erat.

***

Saat ini aku sudah ada dirumah, setelah satu minggu ke Malaysia.

"Sayang, kamu istirahat aja dulu", ujar mas Zivan.

"Iya mas, tapi aku mau kedapur dulu ya"

"Oke sayang"

Namun aku bingung, kenapa dimeja makan banyak sekali makanan. Karena tidak mungkin semua makanan tersebut untuk kami berdua. Apa akan ada tamu?

"Mas, apa akan ada tamu?", tanyaku.

"Iya sayang, mama dan papa sama Nara akan datang dan menginap untuk beberapa hari disini", jawabnya.

"Beneran mas, aku seneng banget akhirnya aku ga sendirian lagi dirumah".

"Iya nanti juga bunda sama ayah akan menyusul. Kamu ga sendirian kok kan disini ada mas, sayang", ucapnya.

"Ayah sama bunda juga mau kesini? Tapi bunda kok ga bilang atau ngabarin apa-apa ya sama aku kalau mau kesini. Kata siapa ga pernah sendirian? Aku selalu kesepian dirumah kalau mas udah berangkat kerja".

"Iya sayang kamu senangkan? Mas sengaja supaya bunda ga bilang kekamu kalau mau kesini. Iyaya tapi kan nanti ada Nara pasti dia ngajakin kamu belanja".
Ucapnya sambil mengacak rambutku.

"Aku senang banget, kangen juga sama ayah dan bunda. Makasih sayang", ucapku sambil mencium pipinya. Mas Zivan sempat terkejut karena ulahku yang tiba-tiba menciumnya.

Lalu mas Zivan menggodaku.
"Yakin cuma dipipi nih? Ujarnya dengan muka cemberut. Aku sengaja membuat-buat raut wajah cemberut seolah-olah marah. Karena aku kangen banget sama Vera. Secara masa pengantin baru udah ditinggal istri seminggu pula ke Malaysia, padahalkan masih panas-panasnya dalam urusan ranjang. Ucapnya dalam hati.

"Iya. Terus maunya dimana sayang? Tanyaku sengaja menggoda suamiku. Aku tau betul maksud dari suamiku itu, sebenarnya mas Zivan menginginkan ku saat ini.

"Kamu ngertilah yang maksudku".

"Haha iya mas. Aku bakal ngasih haknya mas kok, tapi.."

Mas Zivan tersenyum senang.
"Tapi apa sayang?"

"Tapi ga sekarang yaa, aku cape banget mas", ujarku dengan wajah yang dibuat-buat lelah.

"Kamu mah selalu ngasih harapan", jawabnya dengan lesu.

"Iyaya. Nanti siapin ATM yaa buat aku belanja bareng Nara, mumpung belum punya baby juga".

Matanya langsung berbinar. Ada seringai licik nih dari mas Zivan. Kayaknya mas Zivan merencanakan sesuatu deh.

"Siap sayang" jawabnya dengan hormat. Ck, suamiku ini sepertinya udah gila kalau masalah ranjang.

"Mas aku kekamar dulu ya".

"Tunggu dulu tadi kamu bilang mumpung belum punya baby. Bagaimana kalau sekarang kita buat baby? Soalnya Ini juniorku udah bangun, gimana dong?"

"Iya. Haha kamu tidurin sendiri aja sayang." ucapku sambil jalan kekamar. Lalu aku di kejutkan oleh tindakan mas Zivan yang tiba-tiba menggendongku ala bridal style kekamar.

" Pokoknya kamu yang harus nidurin juniorku yang".

***

"Aaahh.. Mas"desahku.

Skip.

"Aaaahh.." kami sama-sama nendesah, karena kami telah mencapai puncak kenikmatan.
Lalu kami tertidur karena kelelahan.

Selang beberapa jam mas Zivan mulai menciumi leher jenjangku kembali.
"Sayang, junior mas bangun lagi nih".

"Mas, tadikan udah 3 ronde masa masih kurang aja. Aku udah cape mas", jawabku dengan mata terpejam. Gila suamiku ga nanggung-nanggung minta hak nya sampe 3 ronde dan sekarang dia mau lagi. Hadeuhh suamiku napsunya gede amat, sampe cape bininya layananin napsunya. Cape bang bininya baru juga datang dari luar kota.

" 1 ronde lagi dong yang. Ya..ya.." ucapnya sambil mengedipkan matanya. Lalu kami lanjut lagi sampai puncak kenikmatan pun terjadi.

***

Sinar matahari kini mengusik tenangan dua insan yang sedang tertidur pulas akibat kejadian semalam.

" hmm..". Lalu aku aku melihat jam dinakas dan Astaga aku kesiangan, sekarang sudah jam sepuluh. Karena mama dan papa akan datang kerumah jam setengah 10. Lalu aku buka handphone dan benar saja banyak sekali panggilan tak terjawab dari Nara dan juga mama.

Saat aku ingin membangunkan mas Zivan, tiba-tiba handphoneku berbunyi terdapat panggilan dari Nara.
"Halo mba.. Ini Nara. Sekarang Nara sama mama dan papa udah ada didepan rumah mba sama bang Zivan dari setengah jam yang lalu. Apa mba sama bang Zivan lagi keluar?" tanya Nara.

"Tidak Nara,mba ada dirumah. Maaf yaa mba kesiangan. Sebentar mba bukain dulu pintunya". Lalu aku bergegas mengikat rambutku dan pergi untuk membuka pintu untuk mertuaku.

"Assalamualaikum ma, pa", ucapku sambil mencium punggung tangan mertuaku.

"Walaikumsalam. Loh Vera, Zivannya mana".

Aku menepuk jidatku. Aku lupa belum membangunkan mas Zivan.
"Ayo masuk ma, pa, Nara. Eh mas Zivannya masih tidur ma. Maaf ya ma, pa jadi nunggu lama diluar".

"Gapapa sayang. Mama kira kalian sedang keluar. Ya ampun tuh anak".

"Ma, ternyata anak kita ganas juga yaa" Ujar papa. Lalu papa tersenyum padaku, sesekali tertawa.

Yaampun leherku. Sumpah aku malu banget, ini gara-gara mas Zivan yang buat kissmark ditempat yang salah.

"Iih papa. Jangan diledekin aja, kasihan tuh Vera jadi malu. Namanya juga pengantin baru, kayak gapernah ngerasain aja", ujar mama sambil terkekeh.

"Sebentar ya ma, pa Vera bangunkan mas Zivan dulu".

"Iya sayang".

"Mba Nara ikutnya. Punya abang kayak kerbau, udah punya istri juga tidurnya masih ngebo aja".
Haduhh bagamaina ini, kalau Nara ikut aku tambah malu banget. Secara kamar kami berantakan akibat semalam dan pakaian kami pun masih berserakan dilantai, apalagi sekarang mas Zivan tidur dalam keadaan telanjang.

Hai guys i'm come back. Maafnya baru update sekarang, karena banyak kendala. Hp rusak, Uas,dll.
Semoga kalian suka ya readers. Jangan lupa pencet bintang untuk vote cerita ini ya readers.
Tanpa kalian cerita ini gaada apa-apanya. Jangan lupa vomment yang banyak yaa biar semangat nulisnya.










Pantaskah Aku Berada Disisimu 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang