Part 15 : Permintaan aneh

5.2K 66 2
                                    

Flashback on

"Emang Vera ngidam minta dibeliin apaan kak?" tanyaku penasaran.

"Istri kamu ngidam minta beliin gaun harga 200 juta. Bayangin aja, bukannya kaka pelit. Cuma kaka uangnya pengen buat untuk usaha atau modal untuk kawinin si Vania". Ujar kak Pandu. Namun sedetik kemudian dia sadar akan kalimat terakhirnya itu. Ketika melihat kearah Vera, dia sedang memelototinku dengan tatapan curiga.

Aku tertawa mendengar penjelasan kak Pandu. Pantas saja dia tidal mengabulkannya.
"Bener sayang?" tanyaku lembut. Karna tau sendiri gimana sensitivnya ibu hamil. Bisa-bisa ga dapet jatah nanti malam.

Vera mengangguk. "Coba mas mau lihat, gaun yang mana yang kamu pingin?" setelah itu aku melihat wajah istriku langsung berbinar senang mendengar ucapanku dan langsung menunjukkannya.

Pantas saja kak pandu tidak mengabulkannya. Haduh ada-ada aja istriku ini. "Yasudah nanti mas beliin buat kamu."

"Serius mas?" ku jawab dengan anggukan.

"Makasih mas sayang" ujarnya sekaligus menciun pipi kanan dam kiriku.

"Tapi ada syaratnya?"

"Apa?"

"Kamu harus kasih mas jatah 6 ronde untuk malam ini. Bagaimana sayang?" bisikku.

Flashback off

***

"Mas Zivan kok ga pulang-pulang sih?" tanyaku. Pasalnya suamiku ini sudah satu minggu berada di Yogyakarta.

"Jadi kamu ga seneng sayang, mas ada disini? Yasudah mas pulang hari ini" ucapnya pura-pura marah. Langsung ku jawab dengan gelengan. Tiba- tiba saja air mataku pun meluncur melewati pipiku. Yah katakan aja bila aku ini cengeng. ( meluncur kaya perosotan aja thor, wkwk)

"Eh. Kok kamu nangis sih? Mas boongan kok. Udah ya jangan nangis lagi" ujarnya sambil mengusap air mataku. Lalu menarikku kedalam pelukannya.

"Emang mas ga sibuk?"

"Sibuk sih. Cuma gapapa, lagian boleh kok sama papanya."

"Oiya sayang, hari ini kata jadwal cek kandungan kamu kan?"

"Iya. Kenapa memangnya mas?"

"Yah mas pengen ikut, biar bisa lihat anak kita."

"Yaudah yuk"

Rs. Keluarga Bahagia

Zivan Pov

Kami sedang menunggu antrian cek kandungan. Disana aku melihat pasangan yang sedang menunggu namanya dipanggil, aku melihat sepasang suami istri yang terlihat sangat bahagia. Sang suami tengah mengusap perut istrinya, sesekali menciumnya dan sangat terlihat sekali sang istri merasa senang atas perhatian itu. Disitu juga kadang aku sedih, karena aku jarang menemani istriku cek kandungan karena jarak kota yang memisahkan kita, terkadang aku sibuk kerja. Alhasil jadi kak Pandu lah yang banyak mengetahui perkembangan anakku. Aku sempat berfikir "Ayah macam apa aku ini"

Saat itu aku tersadar dari lamunanku. "Mas? Kenapa, kok ngelamun?"

"Eh enggak kok sayang, mas cuma sedih saja lihat pasangan itu" ucapku sambil menunjuk pasangan suami istri tersebut.

"Maafin mas ya Ver, karena mas jarang sekali ada buat kalian" ucapnya lagi dengan nada sedih.

"Gapapa kok mas. Vera ngerti kok, lagian mas kerja juga buat siapa? Kan buat Vera sama anak-anak juga. Mas itu Daddy terbaik buat anak-anak, sekaligus hot Daddy buat aku."

Aku terkekeh mendengar ucapan istriku sekaligus bangga.
"Ibu Fabilavera Olinska"

"Iya" kini kami masuk dalam ruangan lalu dokter menyuruhku berbaring dan membuka bajuku hingga batas dada. Lalu dioleskan gel ke perutku, lalu dokter mengatakan sesuatu yang membuat mas Zivan terkejut.

"Wah pak. Mereka sehat dan mereka sangat aktif sekali."

"Apa dok? Mereka, maksudnya? Tanyanya bingung. Aku yang melihat itu hanya terkekeh, pasalnya aku sengaja  merahasiakan bahwa aku sedang mengandung bayi kembar dari mas Zivan, itung-itung kasih suprise ke dia.

"Istri bapak sedang mengandung bayi kembar."

"Hah? Serius dok?" dan hanya dijawab dengan anggukan oleh dokter.

Setelah selesai, kami putuskan untuk membeli perlengkapan bayi, karena usia kandunganku sudah memasuki 9 bulan.

"Sayang kamu kok ga bilang sama mas, kalau mereka kembar?"

"Hehe maaf deh mas. Biar suprise gitu"

"Eumm paling bisanya buat mas kaget" ucapku sambil mencium kening istriku.

***

Kini semua keluarga berkumpul dirumahku dan mas Zivan di Bandung. Aku sudah cuti kuliah, dan sekarang aku berada didalam kamar bersama suamiku tercinta. Eaa tercinta hehe

"Mas" panggilku.

"Iya sayang, kenapa hm?"

"Aku mau sesuatu."

"Kamu ngidam apa sayang?"

"Tapi mas harus janji bakalan nurutin permintaan Vera"

"Iya sayang, mas janji. Sekarang kamu mau apa?"

" Vera mau.. Mau" ucapku menggantung.

"Mau apa? Jangan potong-potong gitu ah ngomongnya"

"Vera mau nikah lagi boleh ya? " ucapku pada mas Zivan sambil mengedipkan mataku.

"APA?!"

"Iya Vera pengen nikah lagi, sama kak Pandu aja deh" mohonnya.

"ENGGAK. UNTUK KALI INI MAS GA KABULIN MAU KAMU VER."

"Mas jahat!!"

Aku langsung keluar dan menemui keluarga kami yang sedang kumpul diruang keluarga. Aku langBunda sambil menangis.

"Hsst. Sayang kamu kenapa?" tanya bunda.

"Mas Zivan jahat bun, dia gamau ngabulin ngidamnya Vera"

"Emang Vera ngidam apa sayang?" tanya mamanya mas Zivan.

Tiba-tiba ucapanku terpotong karena mas Zivan yang lebih dulu menjawabnya.

"Gimana Zivan mau ngabulin ma, bun. Orang Vera aja ngidamnya pengen Nikah Lagi!" ucapku dengan menekankan kata nikah lagi.

"Hah???!!" ucap mereka serempak.

"Dan asal mama sama bunda tau, masa Vera mau nikah sama kak pandu. Yah jelas Zivan menolaknya."

"Hahhahaha"
Kak Pandu malah tertawa terpingkal-pingkal setelah mendengar penjelasan Zivan.

"Haduhhh sayang ya jelas dong suami kamu ga ijinin kamu. Masa iya Zivan ngerelain istrinya buat orang lain" tutur bunda.

"Kirain mama minta apaan, sampe ga di kabulin sama anak mama. Haha kamu ini ada-ada aja."

***

"Mas perut aku sakit banget"
Rintihku.

"Astaga air ketubannya udah pecah. Kamu tunggu sini, mas panggil Bunda mama dan lainnya dulu ya sayang. Kamu tahan ya."

"Maa... Bunnn... Yaahhh... Paaa. Air ketuban Vera udah pecah" teriak Zivan. Dan itu langsung membuat orang seisi rumah menjadi panik dan kalang kabut.


Haaaiii maaf banget lama ya nunggunya. Makasih banget loh readers" yang udah kasih vote ke  buat cerita abal" ini. Comment dan vote juga ya byeee...

Tappp bintang yang banyak yaaa:*






Pantaskah Aku Berada Disisimu 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang