Part 12 : Maukah kembali?

4.3K 65 0
                                        

"Bagaimana?"

"Kamu mau kan Ver, kembali lagi sama aku? Kita mulai lagi semuanya dari awal" tanyanya dengan memohon.

"Maaf mas, untuk saat ini Vera tidak bisa ikut mas" setelah aku berbicara begitu, terlihat jelas raut kekecewaan di wajah suamiku.

"Kenapa Ver? Apa alasan?" tanyanya.

"Sebenar ..nya" aku sedikit menggantung jawabanku. Aku takut mas Zivan tidak mengizinkanku kuliah dalam keaadanku yang sedang berbadan dua.

"Jujur Ver. Apa kamu tidak mau lagi, hidup dengan mas?"

"Tidak, mas. Bukan itu yang Vera maksud".

"Lalu, apa?"

Sebenarnya ragu untuk ngungkapin ini. " tapi mas harus janji, gaakan marah." ucapku. Lalu dia hanya mengangguk sebagai jawabnya.

Aku menghela nafas panjang sejenak.
"Sebenarnya, Vera saat ini sedang kuliah. Dan besok pagi Vera harus kembali lagi."

"Kuliah? Di UGM?" sontak mas Zivan pun terkejut mendengarnya.

Aku mengangguk. "Kenapa kamu paksain kuliah disaat kamu sedang hamil?" tanyanya sedikit meninggikan suaranya.

"Aku hanya ingin mengejar impianku sejak kecil".

"Tapi kamu kan tau, kamu lagi hamil. Apa kamu tidak kasian dengan anak kita? Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya?"

Kini mataku mulai berkaca-kaca.
"Yaah! Aku tau itu mas. Ibu mana yang tidak sayang dan merasa kasian pada anaknya? Aku juga sayang dia, aku juga ngga mau terjadi apa-apa dengan anakku mas" kini sebulir cairan bening pun jatuh dari tempat persembuyiannya.

Sadar akan ucapannya, Zivanpun sangat mengerti bahwa perempuan hamil lebih sensitiv perasaannya. Itu sih menurut apa yang ia baca diartikel. Ia langsung menghapus air mata istrinya dengan lembut dan membawanya kedalam pelukkannya.

"Hssst. Maafin mas, ya sayang. Mas ga maksud bentak kamu kok. Mas cuma takut aja kalau kamu terlalu kecapean. Sudah ya jangan nangis lagi". Ucapnya sambil memelukku. Aku mengangguk lemah.

Pelukkan hangat ini yang selalu Vera rindukan, saat berpisah dari suaminya. Apalagi saat ini, ia sedang hamil, dan hormon kehamilannya yang tinggi, terkadang ingin sekali diperhatikan suaminya. Dan si baby juga pengennya sama ayahnya.

" Besok kembali? Tidak bisakah ditunda dulu kepulangannya? Padahal kita baru saja bertemu." ucapnya dengan lesu.

"Tidak bisa mas. Karena besok lusa, Vera ada kuis yang wajib untuk diikuti."

"Emangnya besok berangkat jam berapa?"

"Pagi, yah sekitar jam 09.00"

"Yaudah kamu ikut mas pulang ya hari ini?"tanyanya seraya memohon padaku.

"Ck. Aku ngga bisa mas. Lain kali aja ya?" dan dijawab dengan gelengan cepat.

"Please"

"Yasudah, iya ya." matanya langsung berbinar. "Tapi bagaimana dengan kak Pandu?" tanyaku.

"Jangan khawatir, biar nanti kak Pandu menginap saja dirumah kita."

***

"Assalamualaikum" kini kami telah sampai dirumah.

"Walaikumsalam, nak Vera" tutur bi Ani yang terkejut karena kedatanganku.

"Bibi apa kabar?"

"Baik nak. Ayo masuk nak, ga baik kena angin malam." ucapnya dan mempersilahkan masuk.

"Vera?" ucap mama terkejut dan tidak menyangka bahwa anaknya pulang dengan membawa menantunya yang sedang mengandung cucunya itu. "Alhamdulillah. Maafin anak mama ya sayang?" tuturnya dengan memelukku.

"Gapapa ma, Vera udah maafin mas Zivan kok. Maafin Vera juga ya ma? Vera udah bikin mama dan papa khawatir" ucapku dan dijawab dengan anggukan oleh mama.

Kemudian kak Pandu mencium tangan mama."Assalamualaikum tante"

Dan itu membuat mama sontak terkejut, ternyata Zivan tidak pulang berdua bersama Vera. Tetapi ada seorang lelaki tampan dibelakangnya.

"Walaikumsalam. Maaf ini siapa ya? Ko mama gapernah lihat" jawabnya.

"Ini kak Pandu ma, kakak Vera." ucapku.

"Oh, maaf ya sayang mama gatau. Tapi bukannya kakak kamu udah gaada sayang"

"Iya tante, tidak papa. Saya adalah kakak angkatnya Vera." tutur kak Pandu dengan senyuman.

"Panggil aja mama ya, Pandu."

"Iya tan. Eh maksudnya ma"

"Yasudah ma. Zivan sama Vera kekamar dulu ya, mau istirahat." mama hanya mengangguk.

"Yaudah kak Pandu, kami istirahat dulu ya." ucap Zivan

"Iya"

***

Kini badanku sedikit segar seusai menjalankan ritual mandiku. Saat ini tubuhku hanya dibalut dengan handuk yang dililitkan dari dada sampai diatas lutut. Tiba-tiba ada tangan yang melingkar ketubuhku. Kini tangannya mengusap perutku yang sudah membuncit.

"Kangeennn." ucapnya seraya memelukku dari belakang. Yasudahlah ku diamkan saja, lagian aku juga nikmatin. Hehe

Tapi setelah aku diamkan. Kini tangan nakalnya mulai kemana-mana. Dan sialnya bukannya aku menolak tapi malah minta lebih. Haha maklumin aja ya kan bumil.

"Ma..as"

"I want you, honey." bisiknya ditelingaku.

Maaf ya cuma dikit. Ini pun curi" waktu. Moga suka ya readers. Jangan lupa vote dan komen. Makasih ya readers, karna kalian ceritaku udah mencapai hampir 3k

Pantaskah Aku Berada Disisimu 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang