Flashback on
"Mas perut aku sakit banget"
Rintihku.
"Astaga air ketubannya udah pecah. Kamu tunggu sini, mas panggil Bunda mama dan lainnya dulu ya sayang. Kamu tahan ya."
"Maa... Bunnn... Yaahhh... Paaa. Air ketuban Vera udah pecah" teriak Zivan. Dan itu langsung membuat orang seisi rumah menjadi panik dan kalang kabut.
"Ayo Zivan bawa Vera cepet ke Rumah sakit." tutur mama dengan raut wajah khawatir serta panik.
Iyalah gimana ga panik. Apalagi ini adalah cucu pertama untuk mereka. Baik itu orang tua Vera maupun Zivan.
"Biar kak Pandu saja yang menyetir Van."
"Bunda ikut mobil kalian"
"Mama juga"
"Sabar ya sayang, Sebentar lagi kita sampai di Rumah sakit. Kamu harus kuat" ucapnya.
Ssstttt.
"Kamu cakar aja punggung aku kalau kamu sakit, bila perlu jambak saja rambutku bila itu bisa meredakan rasa sakitmu sayang. Mas rela."
"Masss... Aku udah ga ku..at" ucapku terbata-bata. Ya allah nikmat sekali rasanya.
"Jangan pernah berbicara seperti itu lagi, karena mas ga suka. Mas tahu ini sakit. Tapi mas tahu bahwa kamu itu perempuan yang kuat." tegasnya.
"Bun..da Maafin Ve..ra ya. Mungkin selama ini Vera pernah bikin Bunda kesel,marah dengan sikap Vera. "
"Iya sayang. Kamu gaperlu minta maaf sama Bundapun, udah bunda maafin. Kamu harus kuat ya sayang demi cucu-cucu bunda nanti. Anak bunda kan sebentar lagi bakalan jadi Mommy" tutur bunda lalu mengecup keningku.
"Ma..maa Vera juga minta maa..aaf yaa. Mungkin Vera belum bisa menantu yang baik"
Ucapku sambil merintih kesakitan.
"Kamu gaperlu minta maaf sayang. Kamu itu menantu terbaik yang mama punya. Kamu harus kuat ya sayang, demi Zivan dan anak-anak kalian. Mama yakin kamu akan menjadi ibu yang baik untuk mereka."
Flashback off
~ Rumah Sakit ~
"Ayoo bu. Terus mengejan, ibu ikuti perintah saya ya, dalam hitungan ke 3 ibu langsung mengejan." intruksi dokter
1
2
3
"Enngghhh.."
"Haaah..huhhh.. Haah.. Huhh"
"Ayo sayang. Kamu harus kuat demi anak-anak kita dan aku." ucap mas zivan seraya memberiku semangat.
"Sakiiiiitttt mass.. "Rintihku dan tanpa sadar tanganku mencakar punggung mas Zivan sampe berdarah.
"Kamu harus bertahan dan harus kuat ya sayang"
Kini aku sedang bertaruh nyawa antara hidup dan mati demi anak-anakku agar bisa melihat indahnya dunia. Kini aku merasakan betapa nikmatnya menjadi seorang ibu yang sesungguhnya. Aku berjanji akan menjadi ibu yang baik buat mereka batinku seraya memberiku semangat.
"Enngggghhhh..."
"Arghhh".
Oeekkk. Oeeekk. Oeeekk.
Mendengar suara itu, mas Zivan menitikan air matanya. Air mata bahagia. Yaahh mas Zivan menangis.
"Selamat pak,bu. putri bapak sudah lahir. Sekarang tinggal si kakak yang masih malu-malu"
"Alhamdulillah, terima kasih sayang. Princess kecil kita sudah lahir". Kata mas Zivan seraya mengucap syukur dan mencium keningku serta mengucapkan terima kasih.
Setelah mendengar suara tangis putri kecilku, seketika sakit yang tadi aku rasakan menghilang seketika. Tapi beberapa menit kemudian rasa sakit itu muncul kembali.
"Argghhhh..."
"Ayo bu"
1
2
3
"Argghhh" teriakku.
Oeeekk. Oeeekkk. Oeekk.
Selamat bu, pak. Putra dan putri anda telah lama sempurna tanpa ada kekurangan apapun.
"Terima kasih sayang. I love you so much mommy. Kamu wanita terhebat. Terima kasih karna kamu sudah melahirkan malaikat- malaikat kecil kami dalam keluarga."tutur mas Zivan menangis kemudian mencium keningku lama."
Aku hanya bisa menjawab dengan anggukan karna aku masih sangat lemas. Lalu seketika pengliatanku menjadi gelap.
***
"Ma, bun Vera gimana ini. Zivan gamau kehilangan Vera." ucapnya frustasi.
"Kamu tenang saja sayang. Vera mungkin hanya kelelahan saja."
"Tapi Zivan takut ma"
"Tidak apa-apa Zivan. Vera cuma butuh istirahat. Karena semua tenaganya sudah terkuras. Bener kata mama kamu sayang"
"Iya bun. Zivan hanya takut, Vera akan meninggalkan Zivan."
Pukul 10.00
Aku mulai menerjapkan mataku. Loh kenapa aku dirumah sakit? Lalu aku mulai merabah perutku, tapi tunggu kok perutku kempes.
"Anakku"
"Mas.."
"Sayang kamu udah bangun. "
"Mas perut aku kok kempes?"
Mas zivan terkekeh mendengar pertanyaanku.
"Kan kamu habis menglahirin anak kita sayang"
Tok. Tok
"Permisi pak, bu. Silahkan babynya diberi asi pertama. Kalau butuh sesuatu tekan saja belnya"
Oeekk. Oeek. Oeek.
Saat ini aku menggendong putri kecilku untuk ku susui terlebih dahulu.
"Welcome to the world princess Daddy's"
"Uhh.. Cup-cup-cup. Iya sayang kamu udah laper ya." lalu aku membuka kancing bajuku, dan terlihatlah dua gunung sahara.
"Cup.. Cup ayo sayang ini mimi yang banyak ya. Bismillah." lalu putriku mulai menyusu dan menghisapnya dengan kuat.
Setelah tertidur pulas. Kini giliran abangnya yang ku susui.
Haaaii maaf tambah ngaco.
Ditunggu votmmentnya ya oke.
Kalau gamau, aku tamatin soe sini. Makasi yg udah aku vote atau kommen.
Jan lupa tap bintang
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Aku Berada Disisimu 18+
Romance6 tahun yang lalu, saat SMA aku mengejarnya. Dia adalah cinta pertamaku. 2 tahun itu aku hanya bisa mencintainya dalam diam. Seseorang yang benar-benar mencintaiku, pasti tidak akan pernah menyuruhku untuk menjadi seperti orang lain. Kecewa... Sud...
