chapter 9

584 45 3
                                    

Eza menatap Rey lalu menggeleng.

"Caca gak papa bro woles aja kale cuma kecapean aja dia" ucap Eza penuh semangat, sedangkan Rey menyipitkan matanya seolah tak percaya.

"Beneran" ucap Rey dengan nada ragu.

"Bodo amat, kalau lo gak percaya gue gak rugi" ucap Eza kemudian berlalu dari Rey yang tengah bergulat dengan pikirannya.

Eza membuka knop pintu kamar inap Caca dengan perlahan.

Eza berjalan mendekati Caca yang sedang tertidur pulas dengan selang infus menancap ditangannya.

Ia menatap adiknya itu dengan sendu. Air matanya selalu lolos begitu saja, bisa dibilang Eza sangat lah cengeng kali ini setiap kali mengingat pernyataan Dokter tentang adiknya.

Caca menyirit mencoba membuka matanya yang disertai rasa sakit dikepalanya. Ia melihat abangnya tersenyum kearahnya.

"Hai bos udah bangun" ucap Eza antusias.

"Kok gue disini si bang" tanya Caca.

"Lo tadi pingsan terus dibawa kesini ya kali kalau lu pingsan dibawa ke kali" ucap Eza diiringi tawanya.
Caca berdecak sebal mengapa abangnya ini sulit untuk di ajak bicara serius.

"Bang yang bener gue kenapa " ucap Caca lirih.

Eza tidak sanggup membalas tatapan adiknya ia hanya menunduk mempersiapkan omongannya.

"Lo kembali seperti 11 tahun yang lalu" ucap Eza lirih.
Caca menyiritkan dahinya tidak mengerti.

Ia mencoba mengingat apa yang ia rasakan 11 tahun lalu.
Setelah ia kembali teringat hal itu ia tertawa keras membuat Eza mendongak dan menatapnya bingung.

"Alah lebay lo bang kaya gitu aja pake nangis cengeng. Gue yang sakit elo yang ribet" ucap Caca diiringi dengan tawa lepasnya, Eza semakin dibuat bingung reaksi adiknya tidak seperti yang ia pikirkan.

"Dih aneh lo.lo itu sakit. Sakit keras malah ketawa " ucap Eza menekankan kata sakit keras

"Yaudah terus mau di apain lagi ya emang udah kaya gini jalanNya" ucap Caca pasrah namun masih diringi tawa kecil.

"Gue bakal beruasaha sembuh lagi bang li bantu doa aja" ucap Caca lirih namun kali ini benar benar lirih.

"Pasti dek gue tau lo kuat" ucap Eza memberi semangat.

'Ceklek'

Knop pintu kamar Caca terbuka,menampakan Rey dan Viona yang berjalan kearah Caca dan Eza.

"Napah lo tong, bisa sakit juga gue kira lo sakit cuma koreng doang" canda Rey.

"Lo kalau mau ngeledekin gue doang mending keluar deh" ucap Caca ketus.

"Yaelah gitu aja ngambek.nih gue bawain penolong lo, Viona yang udah bantuin lo kesini" ucap Rey dan Viona hanya tersenyum.

"Makasih Vi lo udah bantuin gue kalau gak ada lo gak tau dah gue jadinya kaya apa" ucap Caca.

"Santai aja Ca kita kan temen " ucap Viona.

"Udah lo gak usah takut, lo gak papa kok lo cuma kecapean aja tadi kata bang Eza" ucap Rey menatap Caca.

Caca menoleh kearah abangnya dan tersenyum ternyata ia masih ingat pesannya kala itu.

"Iyalah gue capek ngeliat lo tiap hari sumpek gue" ucap Caca ketus

"Oh jadi sekarang kamu gitu sama aku" ucap Rey dengan nada menjijikan membuat Caca geli.

Hari ini mereka mengahabiskan waktu dirumah sakit untuk menemani Caca, karena menurut Dokter ia harus menjalani rawat inap sehari dirumah sakit.

Bestfriend loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang