Chapter 21

460 35 0
                                    

Caca menyiritkan dahinya, ia tersentak melihat maminya yang tertidur pulas di sebelahnya.

Ia mencoba mengangkat kepalanya, namun kepalanya masih merasakan sakit, ia memijit pelipisnya agak sedikit kencang agar rasa sakitnya hilang.

Ia melihat sebuah miniatur piano bertuliskan namanya di atas nakas, lalu ia mengambil miniatur tersebut.

Ia tersenyum sesaat 'pasti ini dari mami' pikir Caca, sesibuk-sibuk maminya sekarang ia tak pernah lupa perannya sebagai ibu untuk kedua anaknya.

Pandangannya beralih pada sang mami yang sedang tertidur dengan pulasnya, nampak jelas sisa air mata yang membasahi pipi sang mami.

"Mih...mami?" Ucap Caca pelan.

"Eh anak mami kok bangun si" ucap Clarisa dengan nada khas bangun tidur.

"Mami kok tidur disini?" Tanya Caca.

"Gak papa, mami cuma lagi kangen aja sama kamu, mami boleh peluk gak" ucap Clarisa sambil merentangkan tangannya.

Dengan senang hati Caca segera memeluk sang mami dengan erat, namun terdengar jelas ditelinganya isakan kecil sang mami.

Ia melepaskan pelukannya dan mengusap air mata Clarisa.

"Mami kenapa?" Tanya Caca.

"Jangan pernah sembunyiin apa-apa dari mami sayang, kamu putri satu-satunya yang mami dan papi punya, walupun kita sibuk kita tetap orang tua kamu, Allah menitipkan anugerah untuk Mami dan Papi yang harus Mami dan Papi jaga sebaik-baiknya, kamu sakit mami lebih sakit, karena kamu putri mami" ucap Clarisa lirih.

"Mami udah tau semuanya? " tanya Caca

Clarisa hanya mengangguk dan tersenyum.

"Maafin Caca mi, Caca gak ada maksud buat bohongin Mami, Caca cuma gak mau Mami sama Papi khawatir, itu aja" ucap Caca.

"Iya sayang, mami ngerti, tapi gak seharusnya kamu nyimpen rahasia ini sendiri, kamu gak mungkin bisa tersenyum setiap saat walaupun dalam diri kamu tuh sakit"

"Maaf mi"

"Iya sayang gak papa" ucap Clarisa sambil memeluk tubuh Caca.

"Mi"

"Iya ?"

"Miniatur pianonya bagus mi"

"Caca suka"

"Suka banget, makasih mami"

"Sama-sama sayang"

"Emmm.....Mih?"

"Kenapa?"

"Sayangi Caca karena Allah, karena suatu hari nanti Caca akan kembali sama Allah dan Mami gak boleh sedih" ucap Caca lirih.

Clarisa mengigit bibir bawahnya menahan tangis, ia mengangguk dan mencium kepala Caca berkali-kali.

"Iya sayang, Mami sayang Caca karena Allah" ucap Clarisa.

Caca tersenyum senang dan memeluk tubuh Clarisa erat hingga ia kembali terlelap.

Caca memperhatikan dirinya di depan cermin, ia mundur beberapa langkah lalu memperhatikan penampilannya.

"Perfect" gumam Caca.

Caca menyusuri tangga rumahnya dengan semangat, seperti ia tak merasakan sakit apa-apa.

"Eh sayang udah selesai, yaudah yuk kita cus" ucap Clarisa dengan semangat.

"Mami udah kirim surat kan ke sekolah kalau Caca gak bisa masuk" ucap Caca.

Bestfriend loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang