Chapter 24

500 36 10
                                    

"Hallo, kalau gak ada yang penting gak usah nelfon, gue sibuk, bye...."

Tanpa menunggu suara dari penelphon Rey hanya mematikan telphonnya sepihak, lalu melanjutkan perjalanannya.

Ia telah sampai ditempat tujuan dengan keadaan cemas dan panik.
Ia segera mendobrak pintu sebuah cafe yang terlihat sudah tak terurus.

Ia berjalan menyusuri setiap sisi Cafe itu, sambil meneriaki nama Natasya.

"Na"

"Natasya"

"Oyy"

"Nana robek"

"Tas gemblok"

"Ya elah kga ada yang nyaut"

"Ah paling gue dikerjain, secara hari ini gue ulang tahun"

"Dari pada gue ribet-ribet, mending gue bobo unyu di rumah, pas gue bangun udah ada kue deh"

Rey dengan PD nya membalikan kembali badannya dan segera menuju luar cafe, namun langkahnya terhenti saat melihat sahabatnya terkulai tak berdaya di atas kursi dengan tangan dan kaki diikat, disertai darah yang mengalir dari kepalanya.

"Jadi ini beneran?"

Dengan cepat Rey segera melepaskan ikatan yang mengikat tangan dan kaki Caca, ia memeluk tubuh gadis itu sambil mencoba membangunkannya.

"Sya, gak lucu, bangun Sya"

"Siapa yang udah bikin lo kaya gini"

"Sya bangun"

"Bangun"

"Bangunnnn, congek"

Air mata Rey lolos begitu saja saat melihat sahabatnya terkulai lemas.
Ia mencubit lengan Caca keras, namun gadis itu tetap diam tak bergeming.

Tak lama kemudian suara piring jatuh membuat Rey tersentak, dengan hati-hati ia meletakan kepala Caca dia lantai, lalu jalan mengendap endap menuju sumber suara.

"Woy kampret keluar, jangan ngumpet dari gue"

"Woy keluar, entar gue teraktir kue cubit kalau lo pada keluar"

"Mainnya gak lucu lo pada bro, tunjukin muka lo pada yang udah buat sahabat gue bonyok gitu"

"Lo semua suruhan Viona kan"

Rey diam beberapa saat suara piring maupun perabotan lain yang terjatuh sudah tak terdengar, justru sekarang terdengar seseorang yang sedang berbisik.

"Anjir lo, itu makanan gue nyet" teriak Daffa saat memergoki Nino yang tengah asik memakan cemilannya.

"Sttt" bisik mereka semua.

"Aaaaa cicek, woy cicek woy, kampret lo cicek, gak sekolah lo ya" teriak Daffa yang membuat semuanya geram.

"Daffa jangan berisik nyet" omel Azwa.

"Tapi gue mau pukul ciceknya dulu" kata Daffa.

"Lo nih yang gue bunuh sekalian" Ancam Azwa yang membuat Daffa diam tak berkutik.

"Waaaaaaaa" teriak Daffa lagi saat kakinya menginjak sebuah telur.

"Woy kalian ngapain disini"ucap Rey saat mendapati mereka yang sedang berbincang.

Mereka hanya diam tak berkutik, rencana mereka kini gagal sudah, sedangkan Daffa hanya meringis saat paha dan pinggangnya kena sasaran cubitan mereka.

"Oh jadi kalian semua" ucap Rey.

Senyum mereka merekah saat melihat seseorang yang berada di belakang Rey dengan kue dan lilin yang dibawanya.

Senyum mereka merekah saat melihat seseorang yang berada di belakang Rey dengan kue dan lilin yang dibawanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bestfriend loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang