Chapter 19

454 32 0
                                    

Kini Caca sedang berkutat dengan ponselnya di sebuah Mall kawasan Jakarta, rasa bosan mulai menganggunya.

Bagaimana tidak? Ia dipaksa oleh abang dan calon kakak iparnya untuk mencari keperluan pernikahan, awalnya Caca menolak, namun ia merasa tidak enak hati pada Ayla, akhirnya ia pun ikut walaupun dengan berat hati.

"Bang udah belum" tanya Caca pada abangnya yang sedang sibuk memilih cincin pernikahannya.

Eza hanya melengos tak menghiraukan adiknya, Caca sudah menduga pasti ia akan menjadi kambing congek kalau ia ikut.

"Ca sini deh" panggil Eza.

Caca melangkahkan kakinya malas menghampiri kakak-kakaknya.

"Hmmm"

"Ca, menurut kamu yang bagus yang mana" tanya Ayla.

"Yang muat di jari kalian berdua" ucap Caca malas.

"Iya juga sih" ucap Ayla.

"Gak usah nanya orang sedeng" ucap Eza.

"Menurut kamu yang mana Ay yang bagus?" tanya Eza.

Ayla nampak bimbang lalu ia menunjuk salah satu cincin sederhana tanpa ukiran sedikit pun.

Ayla nampak bimbang lalu ia menunjuk salah satu cincin sederhana tanpa ukiran sedikit pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yakin mau yang ini? " tanya Eza.

"Sederhana si, tapi bagus kok" ucap Ayla

"Berapa mba harganya ?" tanya Eza.

"123 juta"

Mereka semua hanya menampilkan wajah cengo, bagaimana mungkin cincin tanpa ukiran apapun memiliki harga semahal itu.

"Yang lain kek yang" ucap Eza

"Ah gembel" celetuk Caca, namun tak dihiraukan oleh Eza.

"Boleh lihat yang ini mba" ucap Ayla menunjuk sepasang cincin bergaya mahkota.

"Boleh lihat yang ini mba" ucap Ayla menunjuk sepasang cincin bergaya mahkota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Nah, ini baru mewah, kamu suka? " tanya Eza yang diangguki Ayla.

"Berapa mba? "

"897 juta"

Bestfriend loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang