Chapter 15

516 37 2
                                    

Hari terus berganti, liburan pun hampir tiba pada ujungnya.

Hanya tinggal menghitung hari sekolah akan menyambut para pelajar indonesia.

Setelah aksi Rey menyatakan perasaannya pada Viona, sewaktu di Garut hubungan mereka kian dekat.

Selama liburan berlangsung mereka habiskan untuk bersama, walaupun hanya sekedar mengobrol di rumah.

Di sisi lain Caca masih merasakan sakit di hatinya apabila melihat Viona dan Rey bersama.

Nino lah yang selalu menguatkan dirinya, terlebih dia tahu bahwa Caca menyukai Rey.

Kini mereka semua memilih untuk menghabiskan hari libur terakhir dengan bersantai di rumah.

Caca masih bergulung selimut di ranjangnya, ia masih berada di alam mimpinya, hingga ada seseorang yang membangunkannya.

"Ca bangun lo, kebo banget" teriak seorang pria yang notabenya sebagai kakaknya.

"Berisik lo" ucap Caca dengan nada khas orang bangun tidur.

"Udah waktunya lo chek up"

"Ah males ah nitip aja sama lo"

"Bocah sedeng, yang sakit kan elo pinter"

"Males gue, paling alesan lo buat ketemu dokter Ayla"

"Emang iya"

"Ca"

"Caca"

"Anjir malah molor lagi"

Eza mulai geram melihat tingkah adiknya ini ia menyeret kaki Caca, hingga gadis itu jatuh di lantai.

Namun Caca masih tidur tidak berkutik, walaupun tubunya sudah berada di lantai.

"Mammmiiiiiii" teriak Eza, seketika Caca langsung bangkit dari posisinya dan menatap abangnya tajam.

"Gak usah teriak-teriak, lo mau gue di gorok sama Mami"

"Ya itu udah tau, buruan sono mandi, bau kecut badan lo"

"Abang gak tau diri" gumam Caca, lalu berjalan malas menuju kamar mandi.

Cukup lama Caca membersihkan dirinya di kamar mandi, hingga membuat abangnya tertidur pulas di sofa ruang tamu.

"sepeda, ada orang gak, Rey yang gantengnya tiada tara masuk yo" teriak Rey yang masuk tanpa permisi.

Terlihat Eza yang sedang tertidur dengan pulasnya di sofa, timbul ide jahil di benak Eza.

"Bang, bobok teyus si" ucap Rey dengan nada banci.

Eza hanya menggeliat, dan menggumam tidak jelas membuat Rey terkekeh.

"Bang temenin aku yuk" sambung Rey lagi.

"Aduh Ay, kamu ngapain ke sini si" gumam Eza.

Rey berfikir sejenak, Rey teringat akan panggilan itu, itu adalah panggilan Eza untuk dokter Ayla yang kala itu menangani Caca.

"Bang ayo cep......"

Ucapan Caca terpotong saat melihat Rey yang tengah mengusik ketenangan tidur abangnya, Caca mengangguk mantap saat Rey mengisyaratkan kepadanya untuk bergabung menjahili abangnya.

Dioleskan dibibir sang abang dengan goresan lipstik milik Maminya, diselingin dengan tawa kecil mereka.

Selanjutnya mereka mengoleskan eyeliner didahi sang abang, dengan membentuk kata Ayla.

Mereka pun menunggu Eza bangun dari tidurnya, mereka tak bisa membayangkan ekspresi Eza nanti saat mengetahui mukannya seperti boneka mampang.

Suara gumaman khas bangun tidur membuat mereka tersentak, saat mata Eza terbuka sempurna, mereka mulai melancarkan aksi drama mereka.

Bestfriend loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang