Chapter 29

618 25 7
                                    

Ia melangkahkan kakinya ragu, seharusnya ia tak membawa langkahnya sampai sini. Ia ingin berpaling, namun apa daya dirinya sudah terlanjur masuk terlalu dalam. Jantungnya berdetak tak karuan membuatnya harus berulang kali mengatur nafas.

Pandangannya menyapu setiap lorong dalam gedung ini. Keringat dingin mulai mengucur di wajah cantiknya yang kini mulai dewasa. Disaat yang lain asyik mengenang masa lalunya dengan bersenda gurau atau sekedar bertegur sapa, namun dirinya seperti orang ketakutan.

Ponselnya bergetar menandakan ada sebuah panggilan, ia merogoh tas kecilnya. Ia menghela nafas kasar setelah membaca nama sang penelphon di layar ponselnya.

"Apa?"

"Santai aja dong bu, ketus amat kayak emak-emak kos"

"Berisik lo, ngapain nelphon gue nyuk"

"Gue mau tau aja udah berapa ember keringet lo sekarang?"

"Gue mau pulang ah, gue takut"

"Bodo amat"

"Yah, yah main matiin aja" gerutunya.

ia kembali melihat keadaan sekitar, waktu berjalan sangat lambat kali ini. berulang kali ia melihat jam yang melingkar di tangannya namun jam masih menunjukan pukul 09.30 belum banyak teman-temannya yang datang.

Merasa masih punya cukup waktu, ia melangkahkan kakinya menuju toilet untuk mencuci muka yang sudah basah oleh keringat.

"Caca"

Ia sedikit tersentak ketika ada seseorang yang menepuk bahunya, membuat langkahnya terhenti.

Caca menoleh dan menatap orang itu dengan mata berbinar, tanpa pikir panjang mereka langsung berpelukan.

"Ca, gue kangen banget sama lo" Ucapnya.

Caca semakin mengeratkan pelukannya.

"Apalagi gue" Ucap Caca setelah melepaskan pelukannya. "Gimana kabar lo Wa?"

"Gue baik, lo gimana disana?"

"Seperti yang lo liat"

Azwa hanya menyengir lebar menanggapi ucapan Caca. Ia bingung bagaimana menilai Caca saat ini, tubuhnya tampak lebih sehat dari sebelum ia berangkat ke Singapore, namun sorot matanya berbeda dari Caca yang ceria dulu.

"Lo masih inget mantan?" Tanya Azwa.

Caca nampak menyiritkan dahinya heran.

"Masih lah" Ucap Caca. "Reynald kan?"

"Iyalah, emang siapa lagi mantan lo, setau gue cuma itu" Ucap Azwa diiringi tawanya.

"Eh iya juga ya" Ucap Caca.

"Eh duduk situ yuk Ca, kita gosip-gosip cantik." Ucap Azwa sambik menunjuk bangku kosong. "Udah lama kita gak ngobrol-ngobrol."lanjutnya.

Caca mengangguk cepat dan melangkahkan kakinya menuju bangku itu. Mereka berdua terlalu hanyut dalam obrolan mereka, sehingga tak menyadari satu persatu di antara teman-temannya mulai datang.

Dan Caca mulai melihatnya.

Caca menundukan kepalanya, ia bingung bagaimana caranya untuk menetralkan detak jantungnya yang tak karuan kini. Azwa menatap Caca bingung. Ia mengikuti arah pandang Caca. Seketika Azwa tersadar apa yang ditakuti Caca.

"Semua lo yang mulai Ca" Ucap Azwa sepertinya terdapat nada kekecewaan. "Udah lo gak usah kaya orang kelelep gitu, sekarang kita temuin mereka yuk." Ajak Azwa langsung menarik tangan Caca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bestfriend loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang