part 1

5.3K 126 1
                                    

Mama Sartika : Milaaa….. bangun sayang, kamu bisa telat nanti kekampusnya " teriak mama Sartika kepada putri tunggalnya itu dari luar kamar".
Mila : Iya ma iya, Mila sudah bangunkok " balasnya berteriak dari dalam kamar ".
Mama Sartika : Yaudah, sebaiknya kamu bergegas mandi. Mama tunggu kamu bersama papa dan kakakmu Panji di meja makan.
cepetan ya sayang…. " teriak lagi ".
Mila : Iya ma iya " balasnya dan lalu bergegas keluar kamar dan menuju kamar mandi yag berada di samping kamar tidurnya".

hai semua... , nama ku Clarissa Mila Agnesia Wijaya. Biasanya aku di panggil oleh keluarga dan teman2 ku dengan nama Mila. aku memliki mama yang super cerewet namun sangat menyanyangiku yaitu mama Sartika . Dan aku juga memiliki 2 pria terbaik di rumahku yang sangat menyanyangiku dan memanjakanku yaitu papa Heriawan atau lebih di kenal dengan papa Heri sekaligus kakakku Panji Heriawan. Aku sedikit bingung dengan nama yang tersemat di belakangku berbeda dengan
kakakku Panji. Aku pernah menanyakan hal tersebut kepada mama dan papa ku, namun mereka hanya mengatakan namaku  ini pemintaan dari kakekku. Aku pun
hanya mengangguk mengerti seakan paham dengan jawaban dari kedua orang tuaku itu, meskipun hatiku ini sedikit ragu. Aku dan keluargaku sesungguhnya keluarga yang hidup sederhana ,  tidak kekurangan ataupun berlebihan. Namun aku bersyukur dengan kehidupan keluargaku yang sederhana ini, karena aku di kelilingi oleh orang2
yang sangat menyanyangiku sekaligus dipenuhi dengan kebahagiaan dan penuh kasih sayang. 
Mila : pa, ma , Mila berangkat ke kampus dulu ya , soalnya Mila bisa telat nanti kekampusnya nih " sambil meminum susu yg telah disedikan sang mama ".
Panji :Biar kakak antar aja ya kamu dek pakai kereta , biar kamu nggak telat " tawarnya ".
Mila :apa kakak nggak bakal telat kak pergi kerjanya kalau atarin Mila? " jawabnya ".
Panji :Nggak telat kok dek, jadi kamu tenang aja. biar kakak yang antarin kamu ke kampus. Lagian kakak senang bisa antari adek kakak yg catik ini ke kampus. Atau jangan2, kamu malu ya karena kakak pakai kereta yang biasa2 aja, nggak kayak anak cowok sekarang yang pakai motor sport ke kekampus atau kemana-mana, hmm?" godanya ".
Mila : Ya nggaklah kak, ngapain Mila harus malu sih. Lagian kan sama2 kereta atau motor , terus apa yang Mila harus maluin. Lagian yang penting kan bisa di gunai kak " jawabnya kepada sang kakak ".
Panji :Iyalah iya, kakak selalu saja kalah kalau berdebat dengan kamu " yg mengacak rambut Mila sang adik ". Yaudah pa , ma, Panji sama Mila berangkat dulu ya. Entar Mila  telat
lagi " pamitnya dan bergegas menuju ruang tamu untuk mengeluarkan keretanya".
Mila : Pa, ma , Mila berangkat ya. Dah papa dah mama " pamitnya dan bergegas menyusul sang kakak yang sudah keluar meninggalkan meja makan  untuk mengeluarkan motor".
Mama  sartika : Dah sayang . Mila, bilang sama kakakmu jangan ngebut2 bawak keretanya " ucapnya sedikit berteriak ".
Mila : Oke ma " yg mengacungkan jempol tangannya".

20 menit pun berlalu, kini aku telah sampai di depan gerbang kampusku.  Aku sungguh beruntung bisa berkuliah di Universitas Bina Nusantara yang terkenal kampus elite, sekaligus terkenal sekolah para artis maupun orang2 kaya di dalamnya. Aku bisa berkuliah disini karena kemampuanku yang membuatku mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di tempat yang elite ini. Sesampainya aku di kampus, ternyata aku telah di tunggu oleh seorang cowok tampan yang selama 5 bulan ini telah mengisi hati serta hari2ku. Ya , namanyaVerrel Hermansyah Admaja. Ia putra tunggal dari bapak Hermasyah Admaja dan ibu Aurum Admaja. Ia adalah calon pemipin sekaligus pewaris tunggal kekayaan keluarganya. Bukan hal
itu yang membuatku mencintainya, tapi karena sikapnya yang baik , lembut, perhatian , penyayang membuatku merasa senang dan nyaman kala dekat bersamanya. Masalah hubunganku dengan Verrel juga telah diketahui keluargaku dan juga sahabat2ku, dan mereka hanya mendukung dan hanya bisa mendoakan yang terbaik untukku.
Verrel :Hai sayang " sapanya pada Mila kekasihnya ".
Mila :Verrel… . Kamu ngapain disini Rel? " tanyanya pada Verrel kekasihnya".
Verrel :Aku hanya lagi nungguin kamu. Apa ada yg salah ? " Jawabnya sembari kembali bertanya dan mencium kening Mila ".
Mila :Nggak ada sih Rel, tapi ngapain sih kamu tiap hari harus nungguin aku di depan kampus seperti ini?. Kita kan bisa ketemu di kelas nanti " jawabnya".
Verrel :nggak masalah sayang, kalau hanya menunggumu, aku tidak masalah. Apa kamu sudah sarapan, hmm ?"tanya sembari mengelus pipi chubby kekasihnya itu ".
Mila : aku sudah sarapan Verrel, jadi kamu tenang aja. Kamu nggak perlu mengkhawatiri aku " yang membalas mengelus pipi kekasihnya Verrel sembari menunjukkan senyum mansnya ".

Verrel yang melihat Mila tersenyum manis kepadanya pun hanya bisa mengukir senyum kecil di bibirnya sembari menatap lekat wajah Mila kekasihnya. Berlahan wajah Verrel pun semakin mendekat dengan wajah Mila tanpa berhenti menatap lekat kekasihnya itu. Mila yang  seakan mengerti apa yg akan terjadi antara dirinya dengan Verrel saat ini, hanya bisa membuang muka dan sedikit mundur menjauh dari Verrel saat wajah Verrel telah berada sangat dekat dengan wajahnya. Ia selalu saja menghindar kala Verrel ingin mencium dirinya. Entah apa yang terjadi ia puntak tahu. Namun yang ia fikirkan , ia nggak mau terlihat seperti cewek jaman sekarang yang dapat berciuman bebas dengan pasangannya sehingga mereka terlihat seperti wanita murahan ataupun gampangan. Ia hanya ingin menjalin sebuah hubungan percintaan dengan pasangannya tanpa mengikuti sistem percintaan anak muda seperti zaman sekarang yang dapat berciuman bebas dan
panas, hangout atau ngumpul di cafe2 barengan pacar dan teman2, serta melakukan hubungan yg terlalu jauh hanya untuk sekedar pembuktian cinta , menurutnya itu terlalu berlebihan dan ia nggak suka hal yg seperti itu. selama berpacaran dengan Verrel, Ia hanya mengizinkan Verrel untuk mencium keningnya sebagai tanda sayang dan cintanya, merangkul pinggangnya serta berpegangan tangan , tidak lebih dari itu.
Mila :maaf Rel, aa...aku…., aku nggak bisa. Dan aku harap kamu mengerti " ucapnya sembari menundukan kepalanya ".

Verrel yang emang sudah mengetahui alasan kenapa Mila tidak mau melakukan hal yg seperti orang2 pacaranlakukan pun hanya bisa mengerti dan memahami keinginan Mila. Tak ada rasa sedih dan kecewa pada dirinya atas apa yang Mila kekasihnya lakukan, ia bahkan merasa begitu beruntung dan senang bisa berpacaran dengan Mila. Selayaknya Mila bisa menjaga kehormatan dirinya sebagai seorang wanita dengan tidak bersikap seperti wanita2 lainnya di luar sana yang dengan gampangnya menyerahkan dirinya bahkan kehormatannya untuk hanya sekedar bersenang - senang dengan parah kekasihnya. Dia begitu besyukur, selayaknya Mila bukan tipe wanita yang akan gampang jatuh cinta kepada cowok lain kala banyak cowok yang mendekati bahkan mencintai 
dirinya.

Selamat membaca guys .....
Semoga suka ya sama ceritanya




Ketika Hati MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang