Re-post
Yang baru gabung, jangan lupa VOTE Yaaa...
.
.
" Pergilah! " ujarnya tegas.
Aku masih tertunduk mematung dihadapannya. Ini bukan pertama kalinya ia menyuruhku pergi ketika niatku ingin menenangkan atau menghiburnya. Selama hampir dua tahun bersama, kami tak pernah banyak bicara. Dan setiap melihatnya kacau, ia selalu menyuruhku pergi.
" Aku hanya ingin menghiburmu Jung! " ucapku lirih. Kudengar ia menghela nafas kasar.
" Aku tidak memerlukannya. Pulanglah! "
Selalu seperti ini.
Aku hanya menghela nafas dalam ketika melihatnya meninggalkanku diruang tamu apartement miliknya. Dan untuk yang entah keberapa ratus kalinya aku tak berhasil masuk kedalam kehidupannya lebih dalam. Setiap terjadi sesuatu yang membuat wajahnya kacau, aku selalu berusaha menjadi seorang kekasih yang baik dengan berada disisinya. Namun dia selalu menyuruhku meninggalkannya seorang diri. Dia menyuruhku pergi dan mengurung dirinya didalam kamar.
Aku meletakkan beberapa makanan yang sempat kubawa dari rumah di meja makan. Sejenak menatap pintu kamarnya yang tertutup rapat, setelah itu melangkahkan kakiku menuju pintu apartement. Sekali lagi, aku keluar dari tempat ini dengan perasaan berat. Dua tahun bersama, jarang sekali kulihat ia tersenyum padaku. Kami tak pernah banyak bicara, kami juga tak pernah berkencan. Hanya sekali berjalan beriringan dengannya, ketika hari pertama kami resmi menjadai sepasang kekasih. Sisanya kuhabiskan untuk mengejarnya.
Terkadang aku bertanya. Bagaimana kami bisa menjadi sepasang kekasih?. Dan kemudian aku teringat, ketika itu hari kelulusanku dari Junior High School. Jika tidak salah mengingat, itu adalah hari ke tujuh puluh tiga pertemuan kami. Dia datang dan membawa seikat bunga mawar putih. Memberiku ucapan selamat dengan nada datarnya, lalu berlutut dihadapanku.
' Kim Yerim, be mine? '
Kalimat itu tak akan pernah terlupakan olehku. Meski mengucapkannya dengan nada dingin dan wajah datar, aku tetap mengangguk dan tersenyum. Sejak pertama kali melihatnya di toko buku, aku memang telah tertarik padanya. Dan itu adalah pertemuan pertama kami. Dia yang tak sengaja menjatuhkan buku yang akan ia beli dan mengenai kepalaku. Dan teman-temannya yang juga mewakilinya meminta maaf padaku saat itu. Setelah itu, kami tak sengaja beberapa kali bertemu dan dilain waktu membuat janji untuk bertemu. Tidak hanya berdua, tapi bersama teman-teman kami juga. Dan kedekatan kami berlanjut dengan group chat, dan berujung pada hari kelulusanku itu.
.
.
Author POV
Glory High School tampak telah ramai pagi ini. Sudah banyak siswa yang berdatangan memenuhi ruang-ruang kelas. Tak terkecuali seorang gadis yang berjalann riang memasuki gerbang kokoh GHS. Ia berjalan menyusuri koridor lantai dasar menuju deretan loker siswa. Ia berhenti didepan salah satu loker dengan name tag Jungkook Jeon. Membukanya, gadis itu meletakkan satu kotak bekal dan sebotol air mineral serta susu kotak rasa pisang. Menutup kembali dengan senyum lebar, gadis itu bergeser ke deretan loker diujung dekat tangga. Nama Yeri Kim tertera jelas disana, dan itulah loker miliknya.
" Nikmati harimu Kim Yeri. " gumamnya pelan sembari memasukkan beberapa buku kedalam tasnya.
Gadis itu melangkah menuju kelasnya dilantai dua. Beberapa murid yang bertemu dengannya di sepanjang koridor menatapnya aneh dan tak suka. Yeri bukan gadis populer disekolah itu, ia hanya gadis biasa, bahkan terlalu biasa. Ia tak banyak dikenal selain karena ia dikategorikan sebagai murid yang pintar. Dan sebagai siswi yang berani menunjukkan perasaannya pada sang idola sekolah. Tak mengetahui fakta bahwa sebenarnya gadis itulah sang pemilik hati si idola sekolah yang sangat dipuja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow Will Surely Come (1) || √
FanfictionWhen you said that you love me You only leave scars deep in my heart " Aku hanya ingin bertanya satu hal... Apa yang kau dapatkan dari permainan ini? " Dia tertarik pada lelaki itu dipertemun pertama mereka. Seiring berjalannya waktu, perasaan itu t...