Happy Reading!
.
.
" Apa yang kau dapatkan dari permainan ini? "
" Sebuah CBR1000RR Fireblade. " Jawab Jungkook pelan dengan nada sarat akan penyesalan.
Yeri terdiam mendengarnya, berusaha mengingat benda apa kira-kira yang sanggup membeli perasaannya. Semahal apa benda itu hingga lelaki di hadapannya itu rela terjebak dalam sebuah hubungan tanpa rasa bersama gadis asing – mungkin. Semenarik apa benda itu? Apa benda itu sangat berguna?. Ia terkekeh kecil setelah otaknya berhasil mendapatkan jawabannya.
" Aku pernah mendengarnya. Benda itu hanya di buat sebanyak 50 Unit saja 'kan?! dan hanya di jual di pasar Eropa. Itu jika aku tak salah membaca dan mengingat... " Yeri tersenyum miris saat mengatakannya. " Jadi kau menghargai perasaanku hanya dengan sebuah motor special edition buatan Honda itu?! " Lanjutnya.
Mereka terdiam. Jungkook dengan perasaannya yang semakin kacau mengetahui hubungannya dengan gadis yang masih resmi menyandang kekasihnya itu akan sangat berbeda. Dan Yeri yang mencoba meyakinkan dirinya bahwa keputusan yang akan ia ambil itu benar.
Senja itu mereka membuat kesepakatan baru. Sebuah kesepakatan singkat yang akan mereka jalani sampai semuanya selesai. Jungkook tak banyak bicara dan lebih banyak mendengarkan apa yang kekasihnya ungkapkan. Tentang rasa sakitnya, tentang perasaannya, tentang kelanjutan hubungan mereka kedepan. Dan senja itu berakhir dengan sang gadis yang melangkah gontai meninggalkan kediaman sang kekasih.
.
.
Mereka tertawa ketika mendengar lelucon yang terlontar dari mulut Jaejoon. Hari minggu siang mereka habiskan untuk berkumpul di cafe milik Jaehyun. Kelima sahabat dan juga para kekasih mereka, kecuali Jaejoon dan Jaehyun yang memang tak memilikinya serta Dahyun. Tak ada kecanggungan di antara mereka, kecuali Jungkook dan Dahyun yang lebih banyak diam dan hanya sesekali ikut tertawa.
Jungkook tak pernah melepaskan pandangannya dari sang kekasih yang tengah tertawa bersama teman-temannya. Menatap bingung pada gadis yang kemarin meluapkan segala perasaan dengan air mata yang mengalir deras. Tapi saat ini, ia tengah tertawa seolah tak terjadi apapun antara mereka. Bagaimana bisa gadis itu menyembunyikan perasaannya dengan sangat baik, pikirnya.
Dahyun! Gadis itu sesekali melirik Jungkook tajam. Pandangannya menyapu satu-persatu orang yang ada di satu meja panjang itu. Melirik tak suka pada para lelaki disana dan pandangannya berhenti pada gadis didepannya. Kim Yeri! Sahabatnya yang tengah tertawa riang tanpa tahu apa yang menantinya esok hari. Pandangannya sendu, melihat bagaimana bahagianya Yeri ketika mereka berkumpul seperti ini. Tapi mungkin ini akan menjadi yang terakhir untuknya, pikir Dahyun.
Jungkook melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Pukul 1:12 p.m. Ia memejamkan mata singkat sebelum membawa kedua tangannya ke bawah meja. Mengepalkan keduanya kuat hingga kuku-kukunya terasa menusuk telapak tangannya. Otaknya kembali teringat pada siang sehari sebelumnya. Di mana pembicaraannya bersama sang kekasih membuatnya semakin frustasi.
Flashback
" Bisakah beri aku kesempatan untuk menjelaskan? " Tanya Jungkook pelan.
Yeri! Gadis itu masih berdiri di posisi awal ketika ia masuk ke apartement lelaki itu. Mendengar permintaan kekasihnya untuk menjelaskan, gadis itu memejamkan matanya kuat. Berusaha berpikir tenang dan mencoba mendengar pembelaan dari lelaki itu. Meski menurutnya, apa yang ia dengar sebelumnya sudah menunjukkan bahwa ia memang tengah di permainkan. Tapi mendengarkan penjelasan dari orang yang bersangkutan mungkin lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow Will Surely Come (1) || √
FanfictionWhen you said that you love me You only leave scars deep in my heart " Aku hanya ingin bertanya satu hal... Apa yang kau dapatkan dari permainan ini? " Dia tertarik pada lelaki itu dipertemun pertama mereka. Seiring berjalannya waktu, perasaan itu t...