Chap. 20 _ In The End ( Last Chapter )

4.8K 459 40
                                    

Bintangnya di kasih warna ya!!!

Happy Reading!!!

.

.

Musim dingin masih belum beranjak dari Seoul. Meski salju tak lagi turun, namun suhu udara yang masih rendah membuat kebanyakan orang enggan keluar rumah. Warna putih masih mendominasi sepanjang jalan kota. Lalu lintas padat dengan lampu yang menyala meski waktu telah menunjukkan pukul sepuluh pagi.

Lelaki itu kembali mendengus kesal. Entah sudah keberapa kali ia melakukan hal itu ketika menyadari mobilnya tak kunjung bergerak. Dia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya dan kembali berdecak.

" Bisakah kau tenang sedikit? "

Lelaki lain yang duduk di sampingnya menegur. Mingyu! Lelaki itu merasa terganggu dengan tingkah resah sahabatnya. Sejak mendapat telepon saat di parkiran kampus tadi, temannya itu langsung kembali masuk ke dalam mobil dan menyuruhnya untuk ikut. Dan tanpa tahu apa penyebabnya, dia menurut saat melihat wajah gelisah temannya.

" Aku akan turun di sini saja " Ujar lelaki itu cepat.

" Yak Jeon Jungkook! " Teriak Mingyu saat melihat Jungkook telah menutup pintu penumpang dan berlari meninggalkannya.

" Aish anak itu " Rutuknya.

Mingyu segera menyambar ponsel di saku celana jeans yang ia kenakan. Mencari kontak yang ingin di hubunginya sebelum menempelkan benda itu di antara telinga juga mulutnya. Menunggu beberapa saat dengan nada sambung yang terdengar jelas akibat keheningan di dalam mobil.

" Ada apa? "

" Kau dimana? "

" Parkir rumah sakit. Kenapa? "

" Jungkook berlari kesana. Mobilnya ada padaku, karena terjebak macet jadi dia turun. Apa yang terjadi sebenarnya? "

" Aku belum yakin, tapi ku dengar ada yang berusaha mencelakainya. Aku hampir sampai, nanti kuhubungi lagi "

Mingyu mendesah pelan. Kembali menyimpan ponselnya, dia menatap kosong tepi jalan yang masih tertutup salju. Sejak dua puluh menit yang lalu, mobil yang ia tumpangi tak juga bergerak. Dari yang ia dengar, di depan tengah terjadi kecelakaan hingga mengakibatkan macet.

Otaknya kembali melayang pada kejadian dua tahun lalu. Saat dimana ia melihat Jungkook hanya terdiam dengan pandangan kosong, ketika tim medis membawa tubuh Yeri masuk ke ruang instalasi. Dengan baju penuh noda darah, wajah yang jelas terlihat kacau. Lelaki itu hanya berdiri di depan pintu tanpa mau bergerak ataupun berbicara sedikitpun.

Selama lima jam dia berdiri tanpa lelah. Saat dimana teman yang lain terduduk cemas dengan air mata yang bersimbah. Dia mematung dengan raut yang sulit di baca. Kesedihan jelas dirasakannya, namun ia tak lagi menangis. Hanya tubuhnya yang sedikit bergetar dengan tatapan kosong mengarah pada kedua telapak tangannya yang tertutupi noda darah.

Bahkan Mingyu masih ingat dengan jelas, ketika dokter mengatakan bahwa gadis itu dalam keadaan koma. Bagaimana reaksi Jungkook dan efek yang di timbulkan. Lelaki itu diam di samping tubuh tak berdaya sang kekasih selama hampir satu bulan penuh. Jika bukan karena bujuk rayu para sahabatnya, mungkin lelaki itu akan membatu di sana seumur hidup.

" Kuharap semua akan baik-baik saja " Lirihnya.

.

.

I get my hopes up to high and my wishes all dissipate

As the love deepened, the pain just got much worse

Tomorrow Will Surely  Come  (1)  || √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang