Chap. 2 _ Secret Game

5.3K 626 20
                                    

VoMent ya..

Happy Reading!

.

.

Yeri berjalan gontai menuju rumah sederhana yang ia tempati bersama sang kakak. Hari ini ia ijin tidak masuk kerja dengan alasan tidak enak badan. Entah kenapa tubuhnya tiba-tiba lemah dan ia merasa lelah sejak pelajaran terakhir tadi. Gadis itu membuka pintu rumah dan berjalan pelan menuju ke kamarnya. Ia menjatuhkan tasnya begitu saja dan langsung merebahkan tubuhnya di ranjang kecil miliknya.

" Sia-sia saja " Gumamnya lirih dengan mata tertutup.

Senja di hari selasa saat akhir musim gugur. Dua tahun lalu ia tersenyum ketika seorang siswa Senior School berdiri di depan sekolahnya. Masih dengan seragam sekolah yang dilapisi jacket berwarna merah, berdiam di samping motor sport merah milik si pemuda. Menjadi pusat perhatian siswa-siswi yang hendak pulang. Heran mengapa murid Senior School berdiri di depan gerbang Junior School. Atau karena kagum pada sosok tampan yang rela berdiri di depan gerbang sekolah menunggu seseorang.

Yeri melambaikan tangannya saat melihat Jungkook di sana. Sedikit terkejut karena mereka sama sekali tak membuat janji untuk bertemu. Ia menghampiri lelaki itu dengan senyum di wajahnya dan bertanya apa yang dilakukan lelaki itu di sekolahnya. Dan dengan senyum yang kilat Jungkook menjawab bahwa ia ingin mengajak Yeri jalan-jalan. Gadis itu tersenyum lebih lebar dan menyetujui rencana lelaki yang memang telah ia sukai, bahkan saat pertemuan pertama mereka.

Di minggu selanjutnya masih di hari selasa. Acara kelulusan Yeri dari Junior High School. Gadis itu baru saja turun dari podium karena berhasil menjadi siswa dengan nilai kelulusan terbaik. Ia tersenyum menuruni tangga dan berjalan menuju kakak lelakinya yang tersenyum bangga di kursi bagian belakang. Memeluk sang kakak dan berfoto bersama teman-temannya. Tak terkecuali Dahyun yang di temani sang nenek. Mereka tertawa melepas kepenatan setelah ujian sekolah selesai dan kini mereka tak lagi menyandang siswi Junior School lagi.

Sampai matanya menatap seorang lelaki dengan kemeja yang rapi dan seikat bunga mawar putih ditangannya. Jungkook! Lelaki itu tersenyum dan berjalan kearahnya. Namun Yeri harus di buat terkejut dengan yang terjadi berikutnya. Dimana lelaki itu langsung berlutut di hadapannya. Sontak hal itu membuat halaman sekolah yang di penuhi para siswa-siswi dan para orangtua itu mendadak heboh.

" Kim Yerim, be mine? " kalimat singkat itu terucap dari bibir Jungkook.

" Senja di hari selasa saat musim gugur?! Menyedihkan! " Gumam gadis itu lirih diiringi kekehan miris.

Mengingat masa lalu membuatnya semakin tak nyaman. Otaknya terus berpikir apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Hatinya terlalu sesak saat mengingat perjuangannya untuk menjadi kekasih yang baik tak membuahkan hasil sama sekali. Apa yang terjadi di antara dirinya dan Jungkook hanyalah sebuah status. Sementara hati mereka tak sama, karena perasaannya tak terbalas-mungkin.

Jungkook adalah pribadi yang dingin dan tertutup, menurutnya. Hal yang ia ketahui dengan pasti dari seorang Jeon Jungkook adalah lelaki itu berasal dari keluarga kaya. Dia pintar dalam pelajaran, suka bermain sepak bola dan merupakan salah satu siswa populer. Selebihnya ia mempelajari hal sederhana dalam diri Jungkook sendiri dengan melihat kebiasaan lelaki itu. Meski pada kenyataannya ia masih belum mengenal siapa dan bagaimana seorang lelaki bernama Jeon Jungkook.

" Aku takut menghadapi pergantian hari. Tapi esok hari pasti akan datang! Lalu apa yang harus aku lakukan? "

Yeri kembali bergumam sebelum kegelapan menguasainya. Hanyut dalam mimpi yang selalu ia harapkan akan indah dan tak menyakitinya. Ia hanya gadis polos yang tak bisa menunjukkan rasa sedihnya di hadapan orang lain, termasuk Kim Myungsoo. Kakak lelaki dan satu-satunya keluarga yang ia miliki. Dia bermimpi, impian sederhana yang ia sadari sulit untuk didapat dan akan menyakiti hatinya. Tapi, ia akan terus bermimpi selama masih ada hari esok.

Tomorrow Will Surely  Come  (1)  || √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang