Beberapa hari terlewati setelah berakhirnya hubungan antara Kim Yeri dan Jeon Jungkook. Menandakan berakhir pula permainan mereka dengan kemenangan si penerima tantangan. Sebuah motor special edition telah berpindah kepemilikan dari Mingyu pada Jungkook. Meski begitu benda tersebut masih terparkir cantik di garasi besar kediaman Kim Mingyu. Karena si pemenang bahkan tak lagi berminat pada benda itu.
Kim Yeri masih beraktifitas seperti biasanya. Berjalan di koridor sekolah tanpa menghiraukan tatapan serta bisikan dari siswa lain. Masih tersenyum seperti biasanya dan menghibur diri dengan tertawa. Namun ia berkali-kali harus mengingatkan pada dirinya sendiri untuk tak lagi membuatkan bekal untuk orang itu. Untuk tak mengirim pesan setiap saat atau mengunjungi orang itu. Intinya ia menekankan pada diri sendiri agar tak lagi perduli pada orang itu.
Kim Dahyun! Gadis itu masih berusaha membuat sahabatnya buka mulut dengan apa yang terjadi sebenarnya. Alih-alih melihat sahabatnya menangis, ia justru di suguhkan dengan senyum seperti biasanya. Hanya saja tak lagi terpancar ketulusan di sana, hanya sebuah senyum tanpa makna. Ia sudah bersiap dengan telapak tangannya, saat melihat Yeri menangis hal pertama yang akan ia lakukan pada para lelaki itu adalah mendaratkan tangan mulusnya pada pipi mereka. Sayangnya itu belum ia lakukan karena ia berpikir jika sahabatnya masih belum mengetahui kebenarannya.
Terhitung hari ke tiga sejak kejadian itu. Jungkook menatap kosong ke dalam loker miliknya, ini kali ketiga ia tak mendapatkan bekal makan siangnya. Dia tahu ini akan terjadi, dan sudah seharunya ia membiasakan diri tanpa makanan enak buatan kekasihnya. Ralat, mantan kekasihnya.
Gadis itu terus berusaha menghindar darinya. Berlalu begitu saja saat bertemu di koridor sekolah. Atau berbalik kembali memasuki sekolah saat gadis itu melihatnya berdiri di dekat gerbang. Berusaha terlihat sibuk agar tak terlibat obrolan di antara mereka. Dan hal itu membuat Jungkook semakin frustasi dengan keadaan yang ada.
.
.
Siang itu Jungkook terlihat berkumpul bersama teman-temannya di cafe milik Jaehyun, seperti biasa. Membicarakan banyak hal dan saling melempar lelucon satu sama lain. Namun hal berbeda terjadi pada salah satu teman mereka. Jeon Jungkook! Lelaki itu terlihat banyak diam dan melamun. Meski biasanya juga tak akan se ekspresif teman-temannya, paling tidak sebelumnya lelaki itu ikut tertawa dan menanggapi gurauan para sahabatnya.
" Kenapa denganmu? " Jaehyun yang sadar lebih dulu dengan sikap tak biasa sahabatnya memilih bertanya.
" Entahlah. " Lirih Jungkook
" Kau masih memikirkan Yeri? " Mingyu bergabung dalam obrolan. Meninggalkan Mark dan Jaejoon yang tengah bermain game di sudut ruangan milik Jaehyun.
" Kau masih belum mengatakan apapun pada kami selain kalian sudah berakhir. " Sahut Jaehyun. Jungkook menghela nafas panjang dan bersandar pada sofa.
" Aku meminta kesempatan kedua padanya. " Jaehyun dan Mingyu melempar tatapan satu sama lain, sebelum kembali menatap sahabatnya.
" Lalu? "
" Dia tak memberikannya. " Lelaki itu memejamkan matanya sesaat. " Dia bilang belum bisa memberikannya padaku karena aku bahkan tak tahu apa yang kurasakan terhadapnya. "
Mingyu menghela nafas dalam. Lelaki itu memperbaiki duduknya yang semula berada di lengan sofa berpindah pada karpet berbulu lembut disamping Jungkook. Ia menatap dalam sahabatnya.
" Lalu apa yang kau rasakan sekarang terhadapnya? " Tanya Mingyu.
" Sudah ku bilang aku tidak tahu. " Jaehyun mendengus mendengar jawaban dari temannya itu.
" Kau menyesal? " Tanya Jaehyun, dan mendapat anggukan dari Jungkook. " Sekarang kau merindukannya? " Lanjut lelaki itu bertanya.
" Sangat. " Jawab Jungkook pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow Will Surely Come (1) || √
FanfictionWhen you said that you love me You only leave scars deep in my heart " Aku hanya ingin bertanya satu hal... Apa yang kau dapatkan dari permainan ini? " Dia tertarik pada lelaki itu dipertemun pertama mereka. Seiring berjalannya waktu, perasaan itu t...