Vote jan lupa guys
.
.
Hidden in my memory, kept in my heart
I know your love is not me
Dua lelaki itu masih terdiam saling berhadapan di salah satu meja di sudut caffe. Membalas tatapan datar satu sama lain, dengan tangan terlipat di depan dada. Duduk bersandar dengan posisi tegang dan terlihat jelas tak nyaman dengan keadaan.
" Jadi? " Taeyong membuka suara pertama kali.
" Aku hanya ingin tahu seperti apa hubungan kalian? " Jungkook bertanya masih dengan nada yang sama, datar.
Taeyong terkekeh pelan, membenarkan posisi duduknya menjadi lebih santai. Lelaki itu meraih gelas berisi ice americano dihadapannya dan menyesapnya pelan. Ia menghela nafas dalam setelah meletakkan kembali minumannya ke atas meja. Kembali menatap lelaki yang lebih muda satu tahun darinya itu.
" Kau yakin menyebut dirimu kekasih Yeri?! "
Jungkook mengubah air mukanya. Lelaki itu sedikit terkejut, juga marah di saat yang bersamaan. Mendengar lelaki dihadapannya meragukan pernyataan yang ia lontarkan tadi. Sejak awal ia memang tak menyukai keberadaan lelaki itu dalam kehidupan sang kekasih. Wajar saja jika pertemuannya dengan Lee Taeyong jauh dari kata baik.
" Aku sangat mengenal bagaimana Kim Yeri, kehidupannya, masa lalunya, dan bahkan keadaan perasaan gadis itu tanpa ia bercerita " Ujar Taeyong tenang. Lelaki itu tersenyum miring saat mengatakan kalimat tersebut. Yakin dengan kalimatnya yang bisa mempengaruhi lelaki yang ia benci bahkan di detik pertama ia melihatnya. " Aku sangat memahami Ye.. "
" Perlahan! " Ucap Jungkook memotong kalimat Taeyong. Terdengar penekanan nada saat satu kata itu terucap. " Perlahan tapi pasti, aku akan bisa memahami Yeri lebih dari dirimu " Lanjutnya.
" Kita lihat saja, siapa yang akan bertahan disisinya hingga akhir " Taeyong kembali menyesap minuman yang ia pesan. Matanya masih tak lepas menatap Jungkook yang memandang datar dirinya.
" Sudah ku duga sejak awal... " Ujar Jungkook pelan. Mengubah posisi duduknya menjadi lebih santai. Lelaki itu menyesap minuman yang belum ia sentuh sejak tadi, sengaja membuat jeda pada kalimat yang ingin diucapkannya. " Perasaanmu pada Yeri lebih dari seorang sahabat. " Lanjutnya tenang.
" Tentu saja! Memangnya kau percaya persahabatan antara sepasang lelaki dan perempuan yang murni itu nyata di dunia ini?! "
Jungkook mengepalkan tangannya kuat di bawah meja. Wajahnya masih datar seperti biasanya, tatapannya masih dingin menusuk. Tapi perasaan kesal dan marah tertuju pada lelaki di hadapannya, ia tahan sekuat tenaga. Ia harus tetap tenang dalam menghadapi sahabat kekasihnya, yang juga menjadi rivalnya mulai sekarang.
" Kau mengatakan memahaminya bukan?! Jadi aku yakin kau tahu bagaimana hubungan kami, apa yang dia rasakan? Dan seberapa besar perasaannya terhadapku?! "
Taeyong terdiam. Tersentak dengan kalimat Jungkook yang begitu mengena di hatinya. Tubuhnya menegang dengan tengan terkepal di samping tubuhnya. Kenyataan bahwa ia tak tahu apapun tentang kehidupan Yeri di sekolah membuatnya bungkam.
" Hubungan kami di mulai saat hari kelulusannya dari junior school " Lelaki itu kembali tersentak mendengar kalimat dari Jungkook. " Bukan hari-hari yang selalu penuh dengan kebahagiaan, tapi waktu menyadarkanku betapa berpengaruhnya seorang Kim Yeri di kehidupan Jeon Jungkook. Aku mulai sadar seberapa besar aku mencintainya. "
Taeyong masih bungkam. Ia tak lagi menatap Jungkook, melainkan memandang lurus pada gelas didepannya. Tak ada fokus pada tatapannya, hanya sorot kosong seperti seseorang yang sedang berpikir keras. Jungkook tersenyum tipis melihat lelaki dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow Will Surely Come (1) || √
FanfictionWhen you said that you love me You only leave scars deep in my heart " Aku hanya ingin bertanya satu hal... Apa yang kau dapatkan dari permainan ini? " Dia tertarik pada lelaki itu dipertemun pertama mereka. Seiring berjalannya waktu, perasaan itu t...