Chap. 17 _ To You It's Goodbye, To Me It's Waiting

2.4K 362 22
                                    

Langkah pertama sebelum membaca : Mari kita VOTE!!!

.

.

I'm afraid to spend even a moment apart from you


Jungkook terdiam dengan senyum mengembang di wajah tampannya. Duduk di salah satu kursi pada meja makan, menatap berbinar seorang gadis yang tengah sibuk berkutat dengan peralatan dapur. Dengan satu tangan menopang dagu, lelaki itu bergumam. Mengagumi setiap sisi, pribadi gadis di depan sana.

Menyatukan setiap angan di kepalanya dengan sifat dan sikap sang gadis. Menghasilkan sebuah imaginasi tentang kehidupan mereka kelak. Entah seberapa sering lelaki itu mengkhayalkan tentang keluarga kecilnya bersama sang kekasih. Terkadang ia merasa geli sendiri saat otaknya tiba-tiba melayang ke masa depan. Berpikir kehidupan seperti apa nanti, jika mereka benar-benar bersama sampai akhir.

" Kau melamun? "

Jungkook tersentak kaget, mendongakkan kepala dan mendapati Yeri berdiri dihadapannya dengan wajah heran. Menghela nafas lega, lelaki itu kembali memasang senyum khas miliknya.

" Setiap kali memasak, kau terlihat seperti seorang istri ideal untukku " Ujar Jungkook dengan cengiran. Yeri yang mendengarnya langsung berdecak kesal dan kembali berjalan ke arah dapur. Mencoba menyembunyikan semburat merah yang menghiasi pipinya akibat kalimat lelaki itu.

" Aku serius! Meskipun yang kau masak hanya nasi goreng atau ramyeon, tapi kau terlihat semakin cantik dengan spatula dan penggorengan" Yeri yang mendengar itu hanya memutar bola matanya. Gadis itu kembali menghampiri sang kekasih, meletakkan sepiring nasi goreng kimchi dihadapan lelaki itu.

" Kau itu memuji atau menghinaku? " Tanya gadis itu sesaat setelah mendudukkan dirinya di samping sang kekasih.

" Bagaimana bisa itu jadi sebuah penghinaan? "

" Secara tidak langsung kau mengatakan aku tidak bisa memasak, lalu kau mengatakan aku lebih cantik dengan spatula dan penggorengan! Apa wajahku terlihat mirip pembantu? " Ujar gadis itu kesal.

Mendengar itu, Jungkook langsung tertawa. Lelaki itu mengambil sebelah tangan sang gadis, membawanya untuk ia genggam. Berusaha menghentikan perasaan geli saat melihat kepolosan sang kekasih, ia menghela nafas dalam.

" Tentu saja itu sebuah pujian sayang "

.

.

You have to know how much i love you

Setelah acara makan siang mereka yang menghabiskan waktu hampir dua jam. Jungkook dan Yeri duduk bersebelahan di sofa putih ruang tengah apartement Jungkook. Menatap pada benda datar di depan sana yang tengah menampilkan sebuah drama romantis.

Sejak tadi genggaman mereka tak pernah terlepas. Bahkan saat menyantap makanan, hingga mengharuskan Yeri menyuapi sang kekasih. Karena tangan kanan lelaki itu tak mau melepaskan barang sedetikpun tangan kiri sang gadis.

" Bukankah film horror lebih seru! " Ujar Jungkook pelan, menatap potret gadisnya dari samping dengan senyum.

" Tidak sama sekali! Itu sangat menakutkan Jung " Jawab Yeri tanpa mengalihkan tatapannya dari layar televisi.

" Justru itu, seharusnya kita menonton horror saat ini " Yeri menoleh, menatap bingung sang kekasih.

" Kenapa begitu? "

" Karena saat kau ketakutan kita bisa saling berpelukan " Jawab Jungkook dengan nada menggoda.

" Itu namanya mencari kesempatan dalam kesempitan. Jelas aku tidak mau itu terjadi. " Sahut gadis itu datar, kembali memfokuskan pandangannya pada scene drama di depan sana.

Tomorrow Will Surely  Come  (1)  || √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang