Jangan lupa Vote yakz...
.
.
Hari itu Myungsoo menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat. Pria berwajah dingin dengan setelan kemeja yang telah tampak kusut, berjalan dengan santai menuju rumah sederhananya. Sesekali ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya sambil bergumam pelan.
Waktu masih menunjukkan pukul 4.40 pm. Artinya ia pulang hampir tiga jam lebih awal dari biasanya. Ia memutuskan mampir ke minimarket untuk membeli kebutuhan hariannya bersama sang adik. Mungkin ia bisa memasak menu spesial hari ini mengingat banyak waktu yang tersisa sebelum makan malam.
" Yeri akan menyukai ayam goreng spesial buatanku " Ujar pria itu pelan dengan senyum tipis terukir di bibirnya.
Dia teringat bagaimana senyum lebar adiknya saat pria itu membuat masakan dengan menu ayam. Bagaimana gadis mungil itu selalu bertanya apakah masakannya sudah jadi atau belum selama proses memasak. Atau betapa semangatnya gadis itu yang telah siap dengan sendok serta garpu di tangannya bahkan saat ia baru mencuci daging ayam. Dan yang paling membuatnya senang adalah ketika ia melihat betapa lahapnya gadis itu saat memakan masakannya.
Myungsoo membuka gerbang rumahnya yang terbuat dari kayu dengan pelan. Ia tahu adiknya belum pulang mengingat sekolah akan berakhir pukul lima tepat. Dan tentu saja membutuhkan waktu untuk sampai di rumah mereka.
Pria itu mengerutkan keningnya heran saat mendapati sebuah kotak cukup besar di depan pintu rumahnya. Mungkin sebesar kardus mesin cuci atau lebih. Dengan corak cantik bergambar beruang dengan bunga-bunga berwarna soft pink. Ia mendekat dan memperhatikan dengan detail kotak itu.
" Kim Yerim " Lirihnya membaca sebuah tulisan dengan nama sang adik di atas kotak.
Karena penasaran, Myungsoo membuka kotak tersebut dan menemukan sebuah big teddy bear berwarna cokelat dengan pita putih yang melingkar di batas kepala dan tubuh si boneka (karena semua boneka teddy ku ga punya leher hehe). Di sana juga terdapat tiga buah boneka panda berukuran kecil tangah memegang bentuk hati dengan tulisan 'I' 'LOVE' 'YOU' di masing-masing boneka.
" Orang ini sedang mengungkapkan perasaan pada adikku atau apa?! " Ucap Myungsoo pelan. Tak mau ambil pusing, pria itu menutup kembali kotak tersebut dan menyeretnya masuk ke dalam rumah. Memang tidak terlalu berat untuk di angkat tapi ukuran kotak yang besar menyulitkannya memasukkan kotak itu ke dalam rumah dengan sopan.
.
.
Jungkook mematung mendengar satu kata dari gadis itu. Lelaki tersebut masih setia menatap lurus sepasang mata jernih si gadis. Meski tak mendapat balasan, tapi ia bisa melihat sorot sendu gadis di hadapannya itu. Ia juga bisa merasakan tangan dingin si gadis yang ia genggam mulai berkeringat dan sedikit gemetar.
Jungkook masih menunggu. Ia tahu ucapan gadis itu belum selesai, satu kata yang ia dengar tadi masih memiliki kelanjutan. Dia masih berharap, ucapan selanjutnya yang akan ia dengar dari gadis itu bukanlah hal yang buruk. Ini belum berakhir, ia masih memiliki peluang untuk mendengar kata indah dari bibir itu.
" Apa ini sungguhan? " Tanya gadis itu lirih.
Jungkook yang mendengar pertanyaan gadis itu pun bangkit berdiri. Ia mengerti apa yang di maksud si gadis. Ia tersenyum masih dengan tangan yang menggenggam erat jemari sang gadis.
" Ini bukan sebuah permainan lagi Yeri. Aku banyak belajar untuk memahami perasaanku sendiri setelah semua yang kita lalui dulu berakhir. Bagaimana aku merindukan bekal buatanmu, gelisah menanti pesan darimu atau menunggu pintu apartementku terbuka olehmu. Setelah semua itu, aku menyadari jika aku benar-benar membutuhkanmu. " Jelas lelaki itu lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow Will Surely Come (1) || √
FanfictionWhen you said that you love me You only leave scars deep in my heart " Aku hanya ingin bertanya satu hal... Apa yang kau dapatkan dari permainan ini? " Dia tertarik pada lelaki itu dipertemun pertama mereka. Seiring berjalannya waktu, perasaan itu t...