Chap. 11 _ Can't Love, Wanna Love

4.2K 446 20
                                    

Vote ya gengz

.

.

You, who i can't love. My heart goes out to you...

Dia mematung di balik dinding sebuah rumah. Tangannya terkepal kuat di samping tubuh tinggi tegapnya. Bouquet bunga daisy merah yang sengaja ia beli teremas kuat hingga beberapa mahkota bunga berguguran di atas jalan aspal. Dia marah, pada kenyataan yang baru saja ia lihat.

Hal yang ia takutkan selama ini benar-benar terjadi. Dia kehilangan kesempatan untuk mendapat tempat yang lebih spesial di hati gadis itu. Dia terlambat, untuk mengungkapkan perasaannya pada gadis itu.

" I can't stop this feeling, but i can't love you. You're my bestfriend... "

Lee Taeyong! Lelaki itu sengaja datang untuk memberi ucapan selamat pada sahabatnya karena berhasil tampil di acara kelulusan seniornya. Membawa seikat bunga untuk sahabat tercintanya, yang sebelumnya tak pernah ia lakukan.

" Bunga daisy merah bisa berarti ketulusan, kesederhanaan atau cinta dalam diam "

Dia bahkan ingat saat penjual bunga itu memberikan saran padanya. Mengatakan jika ia akan memberikan hadiah untuk seseorang yang ia kagumi. Seorang sahabat yang ia sayangi melebihi apapun. Dan kepolosan seorang Lee Taeyong membuat si penjual bunga langsung paham seperti apa posisi orang itu bagi si pembeli.

Dia masih berdiri di sana. Menatap sendu sepasang manusia yang tengah berpelukan. Meski belum pasti apa hubungan di antara Yeri dan lelaki asing itu, tapi perasaan sesak itu ada. Selama ini, ia tak pernah sekalipun melihat sahabatnya dekat dengan lelaki lain selain dirinya. Bahkan di tempat gadis itu bekerja, tak pernah sekalipun ia melihat ada lelaki yang mengantarnya pulang.

Memang tidak setiap saat ia selalu mengawasi Yeri. Tapi lelaki itu cukup tahu bagaimana sikap sahabatnya yang tak ingin kehidupan pribadinya terlalu diusik. Artinya ia tak ingin siapapun bahkan dirinya terlalu dekat dengan gadis itu. Dan berpelukan? Bahkan ia hanya beberapa kali mendapatkannya selama bertahun-tahun berada di samping gadis itu.

Taeyong menggertakkan giginya kesal saat melihat Yeri menarik tangan lelaki asing itu masuk ke dalam rumah. Satu-satunya teman sekolah Yeri yang ia kenal hanya Dahyun dan teman di tempat kerja gadis itu tak ia ingat namanya. Persahabatan macam apa, bahkan ia tak tahu dengan siapa saja sahabatnya bergaul.

Dia hanya tahu kehidupan rumah Yeri, tapi tidak saat gadis itu di sekolah. Dia tahu masa lalu gadis itu, tapi tidak dengan saat ini. Bahkan ia mulai ragu, akankah ia terlibat dalam kehidupan gadis itu di masa mendatang.

" I can't love you, but i still have hope " Ujarnya pelan dan berjalan meninggalkan tempat itu.

Menyerah dengan keadaan saat ini dan memilih menyendiri untuk memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Mungkin besok ia akan bertanya secara langsung pada Yeri, siapa lelaki itu? dan apa hubungan diantara mereka?. Untuk saat ini, ia hanya perlu menenangkan serta menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.

.

.

" Siapa kau? Berani memeluk adikku " Tanya Myungsoo dingin pada lelaki dihadapannya.

Setelah teguran dari sang kakak karena berpelukan di depan rumah. Yeri menarik tangan Jungkook untuk menuntun lelaki itu masuk. Dan disanalah dia, berdiri canggung di hadapan calon kakak ipar. Apa terlalu awal untuk menyebutnya seperti itu? tapi Jungkook menyukainya.

" Oppa! Dia Jungkook " Myungsoo menatap adiknya dengan satu alis terangkat. Pria itu kemudian mengalihkan tatapannya pada Jungkook, meneliti lelaki itu dari ujung rambut hingga kaki.

Tomorrow Will Surely  Come  (1)  || √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang