Chap. 13 _ Yakusoku

3.1K 355 4
                                    

Happy Reading!!!

.

.

Yeri POV

Kembali pada musim gugur. Dengan angin yang berhembus cukup kencang di sore hari. Langit senja berwarna jingga menemani perjalananku kembali ke rumah. Pohon mapel berdaun merah menghiasi sepanjang jalan yang ku lalui. Suasana yang nyaman.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Setelah menghabiskan waktu liburan dengan bekerja keras, kini tugas sekolah sudah mulai menumpuk. Menjadi siswa tingkat akhir senior school memang tidak bisa main-main. Fokus pada pelajaran dan persiapan ujian untuk masuk perguruan tinggi. Perlu lebih bekerja keras. Meski melelahkan, tapi aku merasa lebih spesial menjalaninya.

Keadaan hatiku jauh lebih baik dari sebelumnya. Jungkook! Si lelaki dingin itu entah mengapa bisa berubah drastis. Aku senang, setelah 2nd confession nya saat itu hubungan kami berjalan normal seperti pasangan lain. Meski terkadang kecanggungan masih terasa saat ia mencoba merayuku. Aku tahu dia bukan tipe lelaki pembual yang bisa dengan mudah meluluhkan hati perempuan dengan kata-kata manis. Dia Jeon Jungkook! Lelaki dingin dengan ketidak pedulian tingkat tinggi.

" Kenapa tidak menungguku? "

Aku menoleh ketika sebuah suara yang tak asing bagiku terdengar. Tersenyum kecil saat mendapati seorang lelaki dengan jacket berwarna abu-abu berdiri dibelakangku. Wajah lesu, mata merah dan rambut yang sedikit acak-acakkan. Ransel yang hanya tersampir di pundak kirinya. Penampilannya sedikit menyeramkan, meski masih tetap tampan.

" Bukankah kau sibuk hari ini? kenapa masih mau menjemputku Jung? "

Ia menghela nafas kasar sebelum menatapku dalam. Inilah yang kusukai, sepasang mata itu yang menatap padaku. Bukan tatapan datar seperti dulu, tapi tatapan lembut yang tak ku tahu artinya. Penuh misteri? Atau apapun itu, yang jelas sepasang mata itulah yang membuatku jatuh semakin dalam.

" Kau tidak ingat apa yang aku ucapkan dihari pertama kita bersama, lagi? "

" Tentu aku ingat " Ujarku pelan, mulai melangkah melanjutkan jalanku yang tertunda. " Tapi kau tidak harus memaksakan diri. " Lanjutku.

Dia benar-benar melakukan apa yang ia ucapkan saat itu. Mengantarku ke sekolah, menjemputku saat pulang dan berkencan di akhir pekan. Belum lagi serentet pesan yang datang hampir tiap menit, lalu panggilan yang selalu muncul saat waktu makan siang dan sebelum tidur. Awalnya kupikir itu hanya akan bertahan beberapa hari saja, dan setelah lelah dan bosan ia akan berhenti. Namun nyatanya aku salah, sampai saat ini ia masih selalu melakukannya.

Bukannya tidak senang dan merasa terganggu. Aku hanya berpikir itu sangat berlebihan, bahkan kupikir pasangan normal lainpun tidak akan melakukan yang segila Jungkook. Meski begitu, aku merasa sangat beruntung.

" Kau lelah? "

.

.

Jungkook bersandar nyaman pada bahu Yeri. Tersenyum tipis menatap tangannya yang bermain dengan jemari sang kekasih. Mereka tengah berada di cafe milik Jaehyun, setelah tadi gadis itu bertanya apakah lelaki itu lelah. Jungkook langsung menarik pelan kekasihnya menuju tempat usaha sahabatnya itu.

" Aku yakin kau bisa menyelesaikan tugas kuliah dengan baik, tapi apa yang membuatmu tampil kusut hari ini? " Gadis itu membuka suara setelah menit berlalu dengan keheningan.

" Sejak minggu lalu aku sudah harus belajar mengurus perusahaan. Memang bukan hal berat mengingat aku sudah belajar bisnis sejak usia lima belas tahun. Tapi berada di perusahaan itu sangat melelahkan... "

Yeri terdiam mendengar cerita Jungkook. Binar mata gadis itu meredup, senyum yang sejak tadi terukir indah di bibir tipisnya lenyap. Ekspresinya kosong, menatap lurus pada jendela kaca yang menampakkan pemandangan luar. Ia tak lagi fokus mendengarkan kelanjutan cerita kekasihnya. Otaknya kacau saat topik pembicaraan mereka terkoneksi dengan hal yang paling ia takuti.

Tomorrow Will Surely  Come  (1)  || √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang