Chap. 19 _ Tomorrow Will Surely Come

3.1K 343 11
                                    


Happy Reading!!!

.

.

See how the gently fallen snow melts in my hand

Disappearing until nothing is left...like it was never there

Lelaki itu berdiri diam dengan pandangan kosong. Menatap lurus pada pohon sakura yang tampak tertutup salju di depan sana tanpa fokus. Nafas hangatnya terlihat jelas saat bertemu dengan suhu dingin musim salju.

Jeon Jungkook! Lelaki itu hanya mengenakan baju tidur berlengan panjang yang tipis. Dengan sandal rumah dan tanpa mantel hangatnya. Terhitung, sudah sejak satu jam yang lalu ia berdiri di teras rumah sederhana itu. Tak perduli udara dingin menusuk tubuhnya, atau tatapan aneh dari beberapa orang yang lewat di depan rumah.

Dia menghela nafas berat. Untuk kesekian kalinya, ia mendongak. Menatap langit kelabu yang tengah menurunkan butiran salju. Dia menengadahkan tangan kanannya, membiarkan butiran lembut itu menyentuh telapak tangannya.

" Berapa banyak waktu yang terlewati tanpa kehadiranmu?! " Lirihnya perih.

Dia kecewa, pada dirinya yang tak bisa melindungi gadisnya. Dia marah, pada dirinya yang hanya diam menyaksikan sang kekasih dari seberang jalan. Dia bodoh, karena hanya bisa menangis tanpa tahu apa yang harus dilakukan. Tapi dia juga terluka, saat melihat gadis itu menutup mata dalam pelukannya.

Namun satu hal yang tak akan pernah bisa ia lupa. Senyuman terakhir gadisnya sebelum hilang kesadaran dan memulai tidur panjang.

.

.

The flower that bloom in spring

And the sandy beaches of summer

An autumn evening

And a sunny spot in winter

However many seasons come and go

Our prayer will transcend even time and space

Jungkook menatap dalam lembar buku ditangannya. Kaca mata bulat yang ia kenakan sedikit membantu penglihatannya di ruangan remang itu. Sebait kalimat dari dalam buku dengan judul 'Asu Wa Kuru Kara' tersebut membekas dipikirannya.

Sudah berapa puluh kali ia membaca buku dengan genre romance itu. Namun seperti tak merasa bosan, lelaki itu terus mengulang untuk membaca. Menurutnya, bukan hanya alur ceritanya yang menarik. Tapi kisah di balik bagaimana ia mendapatkan buku tersebut.

Novel pertama yang berhasil menarik perhatiannya. Novel pertama dan satu-satunya yang pernah ia baca. Baginya, buku itu membawa keberuntungan dalam hidupnya. Karena berkat buku itu, ia bisa bertemu dengan gadis itu. Buku pembawa sial yang dulu ia sebut, menjadi sebuah buku keberuntungan sekarang ini.

Jungkook berdiri dari duduknya, melangkah pelan menghampiri ranjang khas untuk pasien. Dia tersenyum tipis, membelai lembut wajah pucat yang semakin tirus tiap harinya. Ini musim dingin ke dua yang ia lewati hanya dengan memandang miris wajah cantik yang masih setia memejamkan mata.

" Kau masih tidak ingin bangun? " Tanyanya lirih.

Sudah ribuan kali ia bertanya hal yang sama. Dan tak sekalipun jawaban ia dapatkan. Dia tak ingat, berapa lama gadisnya telah berbaring di sana. Yang ia tahu, musim berganti dan merubah segalanya. Terutama, dirinya.

Jeon Jungkook! Lelaki dingin itu telah kembali. Manusia es yang selalu memberikan tatapan datar pada semua orang. Lelaki berhati baja yang tak perduli akan sekitarnya. Sifat itu kembali, saat seseorang yang menjadi alasannya untuk berubah pergi. Bukan kemauannya untuk menjadi seseorang yang sulit untuk didekati. Tapi perasaan sesak itu mendorongnya untuk berubah agar bisa melindungi.

Tomorrow Will Surely  Come  (1)  || √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang