2

5K 352 4
                                    

D-2 before go to Korea. Hati Rosè sangat khawatir. Besok dia sudah harus pindah ke Korea bersama keluarganya. Entah apa yang akan terjadi nantinya, bila ia tinggal di Korea.

"Ibu apakah ibu melihat notebook milikku?" Teriak Rosè sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas ransel.

"Ibu tidak tau sayang,"

Rosè pun mencoba mencari buku kesayangannya itu. Walaupun itu hanyalah sebuah notebook biasa, tapi isinya terdapat banyak sekali kenangan semasa ia berada di New Zealand maupun di Australia.

Setelah lama mencari keseluruh isi kamarnya, akhirnya Rosè menemukan apa yang ia cari. Notebook bercorak bunga mawar berwarna pink dan putih yang cantik. Rosè tersenyum lega.

Rosè membuka lembar pertama buku itu, terlihat sebuah fhoto polaroid yang ia tempel dibuku itu. Ya, itu adalah fhoto teman-temannya di New Zealand bahkan Rosè menuliskan tanggal kapan fhoto itu diambil.

"Huh jujur saja aku lelah berpindah-pindah terus" keluh Rosè sambil menatapi fhoto kenangannya itu.

09.45. Tidak terasa waktu sudah begitu cepat. Seandainya saja waktu bisa diulang, Rosè ingin kembali ke waktu ia tinggal di New Zealand. Tempat kelahirannya. Tapi tentu saja itu tidak bisa ia lakukan.

Kring...

Bunyi alarm yang sudah tiga kali berdering. Rosè tidak kunjung jua bangun dari tidurnya. Hingga akhirnya,

"Rosè bangunlah!kita akan terlambat ke airport" teriak ibu Rosè dari ambang pintu.

"Eugg...." Rosè mulai membuka matanya sedikit dan seketika saja ia teringat akan sesuatu hal.

"OMG! AKU HARUS BERSIAP-SIAP!" teriak Rosè panik saat ia ingat bahwa hari ini ia akan pindah ke Korea.

Anak gadis itu pun segera pergi ke kamar mandi, lalu bersiap-siap untuk pergi ke airport bersama orang tuanya.

"I'm ready!" Seru Rosè sambil menuruni anak tangga satu-persatu.

"Okay, let's go" ajak ayah Rosè sambil memasukkan barang-barang ke bagasi Taxi yang akan mengantar mereka ke airport.

Akhirnya mereka tiba di airport. Rosè menunggu kedua orang tuanya yag sedang melakukan check in untuk keberangkatan mereka ke Korea.

Ding!

Ponsel Rosè berbunyi. Rosè pun mulai meraih handphone dari saku celananya. Terlihat notif pesan dari David,

David
Bagaimana perjalanmu? Apakah kau sudah tiba di airport?

Rosè
Yes, aku sudah tiba di airport. Mungkin 10 menit lagi aku akan berangkat

Balas Rosè kepada David. Tidak lama setelah ia membalas pesan dari David, kedua orang tua Rosè langsung menghampiri Rosè yang sedang duduk di ruang tunggu.

"Sayang, ayo sekarang waktunya. Jangan lupa untuk memakai jaket tebalmu" ucap ayah Rosè.

Rosè mengiringi kedua orang tuanya dibelakang. Sambil memakai earphone dikedua telinganya.

Akhirnya mereka memasuki airplane dengan destination Australia-Korea. Ini membuat Rosè merasa khawatir akan hidupnya saat berada disana. Ditambah lagi, ia berpikiran bagaimana kalau nanti dia di bully saat berada disana karena dia bukan orang asli Korea, ya walaupun orang tuanya dari Korea.

Welcome to Incheon Airport

Itulah tulisan yang tertera saat Rosè menjejakkan kaki di Korea. Rosè menatap aneh kesekelilingnya. Apakah ini yang namanya Korea, gumam Rosè yang terlihat sangat kebingungan.

Tulisan hangul ada dimana-mana. Rosè mencoba untuk membaca tulisan tersebut, walaupun ia tau huruf apa itu namun ia masih mengeja untuk membacanya.

"Annyeonghaseyo" sapa seorang lelaki berpakaian jas dan memakai jaket tebal datang menghampiri kedua orang tua Rosè.

"Annyeonghaseyo, ah ini anakku Park Chae Young" ucap ayah Rosè sembari memperkenalkan Rosè dengan nama Park Chae Young.

"Annyeonghaseyo na-neun Park Chae Young" balas Rosè terbata-bata.

"Oh Chae Young masih tidak lancar berbahasa Korea" jelas ibunya.

"Ibu siapa dia?" Tanya Rosè dengan nada sedikit berbisik.

"Dia? Dia adalah paman mu, panggil saja ahjussi,"

Setelah beberapa menit berbincang dengan paman Rosè, mereka pun segera cepat untuk pergi ke rumah baru mereka. Kira-kira memakan waktu 2jam dari airport.

Merasa sangat lelah, Rosè akhirnya tertidur didalam perjalan menuju rumah baru mereka. Udara dingin yang berhembus lewat sela-sela jendela mobil membuat Rosè tidak bisa tertidur sangat nyenyak. Ia hanya sekedar menutup kedua matanya.

2jam sudah berlalu, akhirnya mereka tiba dirumah baru. Rumah berwarna coklat dan cream itu tampak cantik dengan bunga-bunga yang tumbuh subur dipekarangan rumah.

"Chae Young-shi, kita sudah sampai" ucap ibu Rosè seraya menepuk lembut pipi anak nya itu. Rosè pun terbangun.

Wah, bukan main. Rosè sangat tercengang dengan rumah barunya. Jujur saja, rumah ini lebih besar dari rumah nya yang ada di Australia dan juga terdapat kolam ikan disamping rumah.

"Amazing!" Seru Rosè riang.

Rosè pun segera memasuki rumahnya. Rumah berlantai dua itu akan menjadi tempat tinggal Rosè bersama keluarganya di Korea.

"Rosè-ya, kemarilah" panggil ayah Rosè.

"Why,"

"Karena kita sekarang tinggal di Korea, dan kau harus terbiasa dengan panggilan Park Chae Young. Orang disini tidak mungkin memanggilmu dengan nama Rosè, arasseo?" Jelas ayah Rosè sambil mengelus kepala anaknya itu.

"Arasseo,"

Rosè berlari ke lantai dua, dimana akan menjadi kamar barunya disini. Kamar yang berkuruan lebih luas dari kamarnya yang ada di Australia itu. Cat berwarna putih dan sedikit polesan berwarna biru tampak indah dipandang.

"Ah aku merasa sangat lega sekali" tukas Rosè menghempaskan tubuhnya dikasur.

Hi chingu^^ gimana storyny? Suka gak? Hehe. Btw aku punya plan next capt aku bakal buat backsong biar bacanya agak ada baper-bapernya gitu.

Jangan lupa untuk vote and comment^^

For youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang