Liburan musim panas. Itulah hal yang dinantikan Rosè selama berada di Seoul. Yah, walaupun awalnya, ia sangat fanatik akan musim panas di Korea tapi sekarang tidak lagi.
Baginya, musim panas itu adalah hal yang sangat biasa.Rosè berjalan menyusuri taman dipinggiran perkotaan. Hari ini, sekolah pulang cepat karena ada rapat guru.
"Uwah~akhirnya, liburan musim panas tiba," gumam Rosè seraya menarik nafasnya panjang.
Ting!
Tiba-tiba saja, ponsel Rosè berdering. Tanda ada seorang telah mengirimkan pesan untuknya.
Liu
Hello Rosè!it's been a long time since we meet in New Zealand. Saat liburan musim panas, apakah kau akan pergi mengunjungi New Zealand?Rosè tersenyum saat melihat pesan dari Liu teman dekatnya saat di New Zealand.
Rosè
Hem, thats my hope. But im not sure. Aku akan membicarakannya kepada orang tuaku nanti>.<Send.
Rosè memutuskan untuk pulang. Ia harus menanyakan hal ini kepada orangtuanya. Lagipula, tidak ada alasan untuk menolak berlibur ke New Zealand karena ini adalah liburan yang sangat panjang.
Rosè berjalan dengan sangat riang, tiba-tiba saja matanya tertuju kepada seorang lelaki yang sedang duduk bersama seorang wanita. Bukan lagi, maksudnya lagi-lagi itu Chanyeol dan juga Chaemin.
Rosè bersembunyi dibalik pohon, ia memandangi terus menerus ke arah Chanyeol dan Chaemin. Ya, kelihatannya Chaemin tengah berbicara panjang lebar, tapi Chanyeol tidak merespon apapun.
"Daebak, kenapa dia bisa melakukan hal ini kepadaku" lirih Rosè seraya melangkah pulang.
- - -
"Apa yang ingin kau katakan" ucap Chanyeol dingin. Chaemin tersenyum lebar.
"Ya~kenapa kau mengatakan hal itu. Kau seharusnya mengerti perasaanku. Kau sudah putus dengan Rosè jadi kencanlah bersamaku" jelas Chaemin lebar.
"Wae?kenapa aku harus melakukan itu?apakah itu hal yang sangat bagus?cih, aku rasa tidak" balas Chanyeol dengan nada yang sangat mencekam.
"Chanyeol-ah, kenapa kau jadi seperti ini? Bukankah kau dulu juga pernah menyukaiku? Sekarang buktikanlah kalau kau menyukaiku" ucap Chaemin yang mulai menangis.
Chanyeol sudah geram dengan perlakuan Chaemin terhadapnya, kemudian Chanyeol pergi meninggalkan Chaemin yang masih diam mematung di pinggir jalan.
Chanyeol menarik nafasnya kesal, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Ia masih menyayangi Rose dengan sepenuh hati.
Keesokan harinya, Chanyeol memberanikan diri untuk mengunjungi kerumah Rosè sendirian. Ia tak tau lagi apa yang harus ia lakukan, hanya cara inilah yang bisa ia lakukan.
- - -
Disinilah. Chanyeol ingin memberikan penjelasan kepada Rosè akan hal yang membuat mereka salah paham.
Chanyeol mulai mengetuk pintu rumah Rosè, tiba-tiba saja ada seorang yang membuka kan pintu rumah.
"Eh, Chanyeol" sapa eomma-Rosè dengan hangat.
"Apakah Chaeyoung-nya ada?"
Eomma-Rosè pun menyuruh Chanyeol untuk masuk. Dengan harapan besar, Chanyeol bisa memperbaiki masalah ini.
Terlihat Rosè yang sedang menuruni anak tangga, Rosè tidak tau bahwa yang ingin menemuinya adalah Chanyeol.
Rosè pun terkejut saat melihat Chanyeol yang duduk di sofa. Rosè menundukkan kepalanya, mengepal kencang rok yang ia kenakan.
Chanyeol pun berjalan mendatangi Rosè,
"Chaeyoung-ah" lirih Chanyeol sambil memegang kedua pundak Rosè. Rosè tidak berkutik sama sekali.
"Mianhae, jeongmal mianhae. Kau tau?wanita itu hanya membuat kita berdua salah paham. Kau tau kan, aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu," jelas Chanyeol.
"Em, arayo. Tapi kau tau betapa sakitnya hatiku saat melihat kau berpelukan dengannya?itu sangat sakit" balas Rosè beriringan dengan tangisnya.
Chanyeol memeluk erat Rosè. Tangis Rosè tumpah begitu saja saat Chanyeol membisikkan kalimat 'saranghae' tepat ditelinga kanan Rosè.
"Mianhae Chanyeol-ah, aku terlalu egois sehingga aku berpikiran negatif kepadamu,"
"Gwenchana,"
Chanyeol memeluk tubuh Rosè dengan erat. Ya, mungkin inilah yang namanya takdir. Sekuat apa pun masalah datang, tapi akhirnya mereka tetap bersama.
- - -
Chanyeol berdiri di depan halte bus, terlihat sedang menunggu seseorang. Matanya tak henti untuk memandangi disekitar halte bus.
"Ah jinjja," lirih Chanyeol sembari melihat jam yang terlilit di tangannya.
"Chanyeol-ah!" Teriak seorang yang berada diseberang jalan seraya melambaikan tangan riang.
"Chaeyoung-ah, berhati-hatilah saat menyebrang!" Balas Chanyeol dengan teriakan.
Rosè berjalan untuk menyebrangi jalan, dengan sangat hati-hati. Akhirnya, Rosè tiba.
"Aigoo, panas sekali" seru Rosè seraya mengusap wajahnya yang penuh dengan keriangat.
"Aigoo, apakah kekasihku ini bodoh atau apa, tentu saja panas. Inikan musim panas pabo-ya" tukas Chanyeol sambil mengacak-acak rambut Rosè.
"Omo!kau membuat rambutku berantakan,"
Dan disinilah, kehidupan yang baru datang. Rosè dan Chanyeol tidak menyangka bahwa mereka bisa bertahan sampai saat ini, walaupun ada saja masalah yang datang.
Apakah kalian tau, di awal Chanyeol selalu mengira bahwa semua yeoja itu sama saja. Selalu memandang harta, ketampanan, bahkan kenikmatan. Tapi, Rosè berbeda. Rosè bukan orang yang seperti itu.
Uwah, ga kerasa udh chap 12~
Jeongmal gomawoyo^^aku tidak akan bisa menulis ini tanpa bantuan para readers yang selalu setia membaca story aku.Oiya setelah ff For You dan Our Wedding tamat, aku bakal ngeluarin ff baru, hem kasih spoiler gak yaa pemain siapaaa hehe
jangan lupa vote dan commnt. Karena itu sangatlah berarti bagi saya~
