Matahari bersinar terang--menembuskan cahayanya hingga ke mata Rosè yang masih tertidur lelap. Sedikit demi sedikit Rosè mulai tersadar dari tidurnya--ia mulai membuka kedua matanya lalu menatap jam yang tergantung di dinding kamarnya--yang sudah menunjukkan tepat pukul 7 pagi.
Rosè meraih ponselnya yang berada diatas meja sebelah kasurnya, menatap layar ponselnya--berharap seseorang menghubunginya untuk mengajaknya hangout di waktu liburan ini. Rosè mencoba untuk terbangun dari kasurnya yang bagaikan magnet.
"Rosè-ah, iroena!", teriak eomma dari lantai dasar. Hari ini bisa dibilang Rosè terbangun sangatlah siang--biasanya jam 6 pagi pun ia sudah terbangun walaupun itu dihari libur. Rosè pun bangun dari zona nyamannya, lalu merapihkan tempat tidurnya--setelah semua rapi ia lalu berlari menuju lantai dasar. Dan bukan main, ia melihat sesosok namja sedang duduk dimeja makan bersama dengan keluarganya. Namja itu menatap ke arah Rosè seraya tersenyum hangat.
"Heol~apa yang dia lakukan disini?!" seru Rosè sambil menunjuk senang namja itu.
"Eoh, kau sudah bangun. Cepatlah duduk--Sehun sudah menunggu lama disini" ucap appa-nya yang terlihat senang karena kedatangan tamu.
Ya, namja itu bukan lagi dan tak bukan adalah Sehun. Bisa dibilang ini adala kali pertamanya Sehun berkunjung ke rumah Rosè. Dan anehnya lagi, darimana Sehun tau rumah Rosè?
"Aigoo, kenapa kau tidak pernah mengatakan kepada eomma kalau kau berteman dengan Sehun, eoh" tanya eomma-Rosè seraya melahap sepotong sandwitch di tangannya. Rosè menatap datar ke arah Sehun, "eumm, waeyo? eomma mengenalnya?" bukannya menjawab pertanyaan eomma-nya ia malah menanyai balik. "Tentu saja, eomma mengenalnya. Eomma-Sehun itu teman eomma selagi SMA dulu" jawab eomma-Rosè semangat.
Jujur, walaupun Rosè kedatangan tamu dipagi ini--entah kenapa ia masih mengharapkan Chanyeol berada disini--duduk bersama keluarga Rosè. Setelah kejadian kemarin, hal ini memang membuat Rosè tidak ingin merasakan rasanya jatuh cinta kembali--terlebih lagi Chanyeol adalah First Love saat ia berada di Korea. Bahkan Rosè masih ingin melihat wajah Chanyeol sekali lagi, rindu--itulah yang dipikirannya saat ini.
Memang apa yang dikatakan orang itu 'saat kita jatuh cinta, semuanya akan terasa sangat berbeda. Bahkan saat kau tak melihatnya, itu seperti tekanan bagi dirimu' . Rosè mencoba untuk memulai kembali kehidupannya, ingin melupakan Chanyeol walau itu mutahil baginya, setidaknya ia ingin berusaha.
- - -
Hari ini, Sehun mengajak Rosè untuk berjalan-jalan dengan menaiki mobil mewah milih Sehun. Yang benar saja, Rosè rasanya tidak ingin me-iyakan ajakan Sehun namun ia tak enak kalau menolak ajakan tersebut. Terlebih dari eomma-Rosè yang terlihat semangat saat melihat Rosè saat di ajak oleh Sehun.
Rosè mengenakan pakaian sangat santai, walaupun ia harus naik mobil mewah. Tapi ia pikir kalau ia memakai pakaian yang sangat wah, Sehun pasti akan mengajaknya ke bioskop--hal itu sangat dihindari oleh Rosè . Saat diperjalanan, Rosè tidak berkutik sama sekali, ia hanya menatap ke arah luar jendela seraya mendengarkan musik yang keluar dari mix tape yang ada di mobil Sehun. "Chaeyoung-ah, apakah kau mau ke cafe?" tanya Sehun mencoba untuk mengajak Rosè mengobrol. Rosè tersadar saat Sehun mengajaknya untuk berbicara--ia lalu menatap ke arah Sehun sambil mengangguk menandakan iya atas ajakan Sehun.
Realita tak sesuai dengan harapan, itulah Sehun sekarang. Memang, Sehun mengharapkan Rosè mengajaknya berbicara, namun realitanya malah Rosè trdiam bahkan tak menatap ke arah Sehun. Setelah menempuh waktu perjalanan sekitar 15 menit, akhirnya mereka tiba di cafe, Rosè terdiam sejenak. Ia terkejut karena Sehun membawa dirinya ke Cafe ini--dimana tempat Chanyeol bekerja paruh waktu. Rasanya , Rosè ingin berlari dari tempat ini.
"Kenapa kau diam disitu? ayo masuk" ajak Sehun sambil menarik tangan Rosè. Rosè mencoba untuk memberanikan diri, saat ia masuk semuanya tampak terasa berbeda. Bahkan dekorasinya pun telah diubah oleh pemilik Cafe itu. Rosè duduk disalah satu bangku yang terletak di jendela Cafe, "kau mau pesan apa?" tanya Sehun sambil menatap hangat Rosè. Rosè terdiam sejenak, memikirkan menu apa yang ingin ia makan hari ini. Rosè pun memilih waffle dan hot chocolate sebagai pendamping waffle pesanannya. Tanpa basa-basi, Sehun langsung beranjak dari bangkunya, lalu pergi untuk memesan.
Rosè meraih ponselnya yang ada ditas kecil miliknya--mengecek notif yang ada di ponselnya. Seketika Rosè terkejut dengan notif yang tertera di layar ponselnya, yaitu Chanyeol yang terlihat menghubunginya berkali-kali namun apa daya Rosè mesenyapkan notif ponselnya.Rosè lalu mengecek pesan dari Chanyeol, namun ada hal janggal dari pesan tersebut. Memang nama nofit pesan itu dari Chanyeol tapi yang mengirimnya itu bukanlah Chanyeol melainkan orang lain. Saat membaca pesan itu, Rosè langsung beranjak dari bangku lalu pergi keluar.
Sehun yang melihat Rosè pergi meninggalkan Cafe--langsung berlari mengejar perempuan kelahiran New Zealand itu. "Chaeyoung-ah!" teriak Sehun keras,Rosè langsung mempalingkan wajahnya ke arah Sehun--terlihat mata Rosè yang sembab karena menangis, membuat Sehun bingung, sebenarnya apa yang terjadi.Rosè langsung berlari ke arah Sehun sambil menangis, "Sehun-ah, mianhae tapi bisakah kau antarkan aku ke ruma sakit didekat sekolah kita?" pinta Rosè sambil memegangi erat tangan Sehun. Tanpa menjawab pertanyaan Rosè, Sehun langsung membawanya ke rumah sakit.
- - -
Setelah sampai di rumah sakit, Rosè langsung berlari untuk mencari nomor kamar 45. Sehun hanya membuntuti gadis yang sedang panik itu dari belakang. Saat dapat kamar nomor 45,Rosè langsung membuka pintu kamar tersebut dan bukan main, terlihat Chanyeol terbaring lemah di atas kasur rumah sakit yang dingin. Chanyeol terlihat sangat menyedihkan.Rosè langsung berlari ke arah Chanyeol yang dari tadi menatapnya.
"Ya!wae geure Chanyeol-ah!" ucap Rosè sambil menangis terisak. Chanyeol hanya menatap hangat ke arah wanita kesayangannya itu. Sedangkan Sehun mencoba untuk memberikan space diantara mereka berdua. Chanyeol meelus lembut kepala Rosè yang sedang menangis,
"Mianhae, karena aku tidak bisa menceritakan semuanya kepadamu saat itu," lirih Chanyeol seraya tersenyum menahan sakitnya pergelangan tangan yang tersayat sangat banyak. "Aku sudah mengatakan kepadamu berkali-kali, kalau kau ada masalah cerita saja kepadaku, aish" Rosè tak bisa menahan kesedihannya saat Chanyeol terlihat tidak sehat.
Chanyeol lalu menceritakan semuanya, selama ini ia mengalami depresi yang sangat berat walaupun ia terlihat baik-baik saja dihadapan semua orang namun dibelakang ia sangatlah terpuruk, bahkan ia enggan untuk bercerita kepada kekasihnya sendiri. Hingga waktu tiba, disaat Chanyeol memutuskan hubungan dengan Rosè lalu berencana untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara melukai kedua pergelangan tangannya sendiri di kamar mandi. Mungkin Tuhan masih ingin Chanyeol hidup, adiknya yang menemukan Chanyeol sudah mulai lemas lalu memanggil tetangga disekitar dan disinilah akhirnya, Chanyeol selamat walau harus kehilangan banyak darah.
jangan lupa vote dan comment yhaa^^
![](https://img.wattpad.com/cover/91081397-288-k969562.jpg)