1 tahun kemudian,
"Chanyeol-ah, bisakah kau menjemput appa hari ini?" suara itu sangat tidak asing bagi Chanyeol sekarang, bahkan ia malah sangat senang ketika suara itu ada, "eoh eomma," balas Chanyeol. Ya, waktu sudah berlalu begitu cepat. Sekarang Chanyeol sudah kembali bersama keluarganya, bahkan ayah tirinya pun sangat sayang kepada Chanyeol dan juga adiknya. Mereka benar-benar menerima kehadiran Chanyeol.
Chanyeol menuruni anak tangga secara hati-hati, dirumah yang sebesar ini memang sangat melelahkan jika harus naik-turun tangga, terkadang kalau Chanyeol sangat malas untuk menaiki tangga, ia memilih tidur di ruang TV dilantai dasar, "eomma, aku akan berangkat menjemput appa," pamit Chanyeol kepada eomma-nya, "tunggu!biarkan aku ikut juga," teriak Sehun dari ambang pintu kamar mandi, "aigoo, cepatlah bersiap aku akan menunggumu" sudah terbiasa bagi Chanyeol melihat sikap Sehun yang masih kekanakan dan ceroboh seperti itu.
"Eomma rasa kau harus menempuh pendidikan di luar negeri," celetuk eomma sambil memotong sayuran di dapur, Chanyeol hanya diam tak menjawab pertanyaan eomma nya itu, ia malah sibuk memakan kacang, "kau tak berminat?" sambungnya, "apakah aku tidak boleh melanjutkan pendidikan di Korea saja, eomma?" Chanyeol memasang wajah yang sangat gelisah,
"Bukannya begitu, tapi appa ingin kau berwawasan luas untuk melanjutkan perusahaan keluarga kita,"
"Em, aku harus memikirkannya dulu eomma,"
Setelah perbincangan singkat itu, tak lama setelahnya Sehun sudah siap. Mereka berdua pun berangkat untuk menjemput appa di Bandara.
"Hyung, kau tidak pergi keluar bersama Chaeyong?" kali ini, Sehun memanggil Chanyeol dengan 'Hyung', mungkin ini terdengar aneh karena mereka satu kelas namun dilihat dari tahun lahir memang Sehun yang terlalu dini untuk memasuki masa SMA. Terlebih lagi, Chanyeol lah yang duluan lahir daripada Sehun, "Omo...hyung hampir saja lupa, hari ini kan Chaeyong meminta ku untuk menemaninya ke toko kosmetik," balas Chanyeol seraya menepuk jidatnya, bagaimana bisa ia lupa dengan janji yang ia buat, "berhentilah menjadi pelupa, hyung," ejek Sehun.
Sesaat mereka tiba di bandara, sudah terlihat dari kejauhan appa-mereka menunggu. Sehun yang melihat appa-nya melambaikan tangan dari kejauhan, ia pun langsung berlari menghampiri appa-nya, "appa!" serunya yang terlihat sangat senang, "Sehun-ah, jangan berlari seperti itu!nanti kau bisa terjatuh!" ucap Chanyeol seraya terkekeh kecil melihat kelakuan Sehun yang masih kekanakan.
- - -
Sore ini, semuanya tampak sangat indah. Rosè tengah menunggu Chanyeol yang berada disebuah Cafe disekitar jalanan Hongdae. Dengan mengenakan pakaian blue pastel,Rosè terlihat seperti wanita yang baru saja akan berkencan untuk pertama kalinya. Tidak lama setelah itu, terlihat Chanyeol yang sudah tiba di Cafe, ia pun langsung berjalan menghampiri Rosè, "annyeong..." sapa Chanyeol, Rosè merasa sangat senang, setelah semua yang dilalui Chanyeol kini Chanyeol menyelesaikan seluruh masalahnya.
"Yeppeo...." puji Chanyeol saat melihat Rosè, Rosè hanya bisa tersenyum lebar setiap Chanyeol sang kekasih memberikan pujian kepadanya. Memang sudah seharusnya seorang lelaki memberikan pujian kepada pasangan wanitanya, mungkin hanya hal kecil ini yang dapat membuat Rosè tersenyum setiap hari, "ada yang ingin aku bicarakan kepadamu" sambung Chanyeol yang tiba-tiba saja suasana berubah menjadi hening.
"Ada apa ?" ucap Rosè dengan wajah yang khawatir, ya seperti suasana ketika pasangan akan berpisah, itulah yang ada dipikiran Rosè. Jangan bilang kalau hari ini adalah hari terakhir Rosè dan Chanyeol. Chanyeol menggeser kursinya agar bisa bersebelahan dengan Rosè, "eomma mengatakan padaku, dia ingin aku bersekolah diluar negeri," ekspresi Rosè berubah seketika, apakah ini akhir dari segalanya, "jinjja?! jujur saja aku tidak bisa melarangmu untuk pergi, yang terpenting ikuti kata hatimu," balas Rosè berusaha untuk tetap tenang, jujur saja Rosè sedih apabila Chanyeol benar-benar pergi.
Chanyeol meraih tangan Rosè lalun menggenggam erat, "tenang aku tidak akan pergi," lirih Chanyeol, ia tau apa yang ada dibenak Rosè sekarang, Chanyeol juga tidak tega harus meninggalkan Korea, disisi lain ia baru saja berkumpul dengan keluarganya, ia tidak ingin berpisah dengan keluarganya lagi walau eomma-nya sendiri yang menyuruhnya.
Chanyeol menarik tangan kekasihnya itu, mengajak nya keluar dari Cafe, "ayo kita berkeliling, sudah lama sekali kita tidak seperti ini," jelas Chanyeol dengan wajah bahagianya, "aku tidak tau kenapa kita bisa saling jatuh cinta seperti ini, dari awal memang aku sangat membencimu," ucap Rosè mencoba mengejek Chanyeol, "bukankah kau yang pertama kali suka dengan ku?" ledek Chanyeol, Rosè pun menggigit gemas tangan Chanyeol yang membuat Chanyeol merintih kesakitan yang juga diiringi dengan kekehan.
Suasana inilah yang ditunggu-tunggu Chanyeol, kini tidak ada kesedihan diantara keduanya. Mungkin dari kejadian ini, kita tau bahwa Chanyeol selalu sabar dalam menghadapi apapun itu begitu juga dengan Rosè yang selalu setia menemani Chanyeol dalam suasana apapun itu, disamping itu peran Sehun yang membuat kehidupan Chanyeol lengkap karena mempunyai saudara yang sangat sayang kepadanya, kita memang tidak bisa menebak bagaimana kehidupan kita di masa depan lagi, yang hanya bisa kita lakukan adalah melakukan hal baik dimasa sekarang pasti kehidupan dimasa depan kelak akan lebih baik.
Seperti hal nya ulat yang akan berubah menjadi kupu-kupu, ulat memerlukan beberapa proses untuk menjadi kupu-kupu yang indah, layaknya dalam kehidupan, tidak mungkin hidup orang selalu bahagia pasti orang-orang pernah merasakan pahit nya kehidupan, perlahan tapi pasti pahitnya kehidupan itu akan tergantikan dengan kebahagiaan.
-end-
Terima kasih kepada :
Tuhan Yang Maha Esa,
Sahabat saya,
Para readers yang setia.
Sampai bertemu di project selanjutnya^^