14

1.7K 108 20
                                    

Rosè menempatkan buku-bukunya didalam tas ransel hitamnya, seraya mengenakan mantel tebalnya--gadis itu mengikat simpul rambutnya lalu berlari menuju lantai dasar. Sudah ada eomma-nya yang sedang menyiapkan sarapan untuk Rosè dan juga appa-nya. Sambil meraih sepotong sandwitch, ia melirik jam yang melingkar ditangannya.

"Eomma, aku berangkat naik bus hari ini!" Teriak Rosè sambil berlari keluar rumah.

Dengan sekuat tenaga Rosè menuju halte bus dekat rumahnya yang tidak begitu jauh. Setelah tiba, senyumnya pun merekah--sesaat melihat lelaki yang membuat harinya terasa istimewa, yaitu Chanyeol.

Rosè pun berlari menghampiri Chanyeol yang sudah menunggunya di halte bus, "Chanyeol-ah!" Teriak Rosè, membuat Chanyeol refleks mempalingkan tubuhnya.

"Mianhae, karena membuatmu menunggu" sambung Rosè, tetapi tidak ada sahutan dari Chanyeol sama sekali. Membuat Rosè bingung, tidak seperti biasanya--Chanyeol memasang wajah murung seperti ini.

"Gwenchana?kau sakit, ya?" Sambung Rosè lagi, namun reaksi Chanyeol masihlah sama. Rosè pun memilih untuk diam, menghentikan celetukan-celetukan kecilnya--kalau sudah begini, Rosè hanya bisa diam sambil berpikir apa yang sebenarnya terjadi.

Mereka berdua pun diam. Tidak ada yang memulai untuk mengajak berbicara, entah apa masalahnya--situasi ini membuat Rosè semakin kecewa dan marah. Setidaknya Chanyeol memberi tau alasan kenapa ia diam seperti ini, bukannya malah membuang sia-sia ke Rosè.

Tak lama kemudian, bus tujuan mereka datang. Rosè tak memperdulikan Chanyeol yang sedari tadi duduk disampingnya, ia langsung menaiki bus tanpa menunggu Chanyeol bangkit dari kursi halte. Setelah Rosè naik ke bus, Chanyeol pun juga naik. Ia mendudukkan tubuhnya disamping Rosè.

Sesekali Chanyeol menatap ke arah Rosè yang terlihat sangat kesal. Rosè terlihat sangat berbeda, biasanya ia periang dah tidak bisa diam tapi sekarang bukanlah Rosè yang dulu.

- - -

Setibanya disekolah, Rosè tidak memperdulikan Chanyeol yang juga berada disampingnya. Melihat para siswa yang sudah berlarian menuju sekolah, Rosè pun juga bergegas masuk ke kelas--tanpa menunggu Chanyeol yang menguntil dibelakangnya.

"Chaeyoung-ah!" Teriak Chanyeol tiba-tiba, membuat kaki Rosè terhenti. Rosè mempalibngkan tubuhnya, menatap ke arah Chanyeol yang terlihat sendu, "wae?!" Jawab Rosè kasar.

Chanyeol berjalan menghampiri Rosè yang masih terdiam kaku didepan gerbang sekolah, "mianhae, Chaeyoung-ah" tutur Chanyeol lembut.

Rosè hanya terdiam, "kurasa kita tak bisa bersama lagi" lanjut Chanyeol, mata Rosè pun berkaca-kaca. Apakah ini nyata? Ataukah mimpi buruk belaka? Sesekali Rosè menutup matanya berusaha bangun jikalau ini memang benar mimpi, namun harapannya hanya sirna.

"Heol, kau sudah mendiamkan ku dan sekarang kau mengatakan hal seperti itu?!" Teriak Rosè kesal. Chanyeol meraih tangan Rosè lembut, namun Rosè menangkisnya. Ia menolak perlakuan Chanyeol itu.

"Baiklah, ayo kita sudahi" ucap Rosè seraya berjalan masuk ke sekolah.

- - -

Suasana berubah canggung, ketika Rosè dan Chanyeol duduk bersebelahan. Sungguh suasana yang berbeda, bahkan seisi kelas pun menatap mereka berdua dengan tatapan yang aneh dan merasa tidak seperti biasanya.

Tiba-tiba saja, Sehun datang. Bermaksud untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, "Chanyeol-ah, bisakah kita bicara sebentar?" Ucap Sehun pelan, Chanyeol membalasnya dengan anggukan simple.

Sehun membawa Chanyeol keluar kelas, "ya, ada apa dengan kalian? Kau tau, semua orang bertanya-tanya, bahkan mereka bertanya kepadaku apa yang sebenarnya terjadi" tanya Sehun bertubi-tubi, Chanyeol menghela nafas, "kami sudah tidak pacaran lagi" balasnya.

Sehun pun terkejut, tanpa adanya badai bahkan topan sekalipun kenapa mereka putus itu yang ada dibenak Sehun, "ya!kau jangan bercanda!" Seru Sehun masih tidak percaya.

Tanpa menunggu Sehun,Chanyeol masuk ke kelas, kembali duduk dibangku bersama dengan Rosè yang sedang tidur.

- - -

Ya, hari ini memang hari yang berat bagi Rosè. Tapi hal itu tidak menjadi halangan Rosè untuk beraktivitas disekolah. Terlebih lagi Rosè merupakan siswa yang sangat fasih berbahasa inggris, jadi Rosè dipilih sebagai translator para guru disekolah.

Berhubungan dengan itu, pekan depan sekolahnya kedatangan para siswa beserta guru dari sekolah luar negeri yaitu tepatnya New Zealand. Ya, kampung halamannya Rosè.

Rosè sangat sibuk, bahkan bisa dikatakan ia lembur hari ini. Ia harus mempersiapkan beberapa berkas dan dokumen agar lebih mengenali siswa-siswi disekolah itu. Bahkan Rosè bekerja sendiri, tidak ada yang membantunya.

"Chaeyoung-ah, ssaem duluan ya," tutur ssaem-Han guru sastra yang baru saja pergi meninggalkan Rosè sendirian di kantor guru. Bahkan hari sudah semakin sore, sebentar lagi jam makan malam. Rosè tidak membawa makanan atau bekal apapun hari ini.

Srekk....!

Bunyi pintu terbuka, membuat Rosè terkejut. Rosè menatap ke arah pintu dengan wajah yang sangat amat ketakutan. Setelah diperhatikan lagi, "eoh? Chaeyoung-ah!" Teriak Sehun!

"Omo, kau membuatku terkejut saja!" Seru Rosè seraya mengelus dadanya lega, "sedang apa kau disini? Bukannya seluruh siswa sudah kembali?" Tanya Sehun, "aku sedang memeriksa berkas untuk kunjungan itu" balas Rosè.

"Ah, benar kau kan fasih sekali berbahasa inggris. Baiklah, aku akan menemanimu disini" ucap Sehun tersenyum. Jujur, Rosè sangat senang karena ada yang menemaninya. Namun entah kenapa ia lebih senang kalau Chanyeol yang menemaminya.

"Apa kau sudah makan?" Ucap Sehun seraya menatap Rosè yang terlihat letih, Rosè menggeleng, "yang benar saja, ini sudah jam makan malam. Kau tunggu disini, aku akan membelikanmu makanan" tawar Sehun yang langsung berlari menuju minimarket dekat sekolahnya.

''Dia lucu''
-Rosè-

Holaaaa saya kembali setelah sekiannlama.

Janganm lupa untuk vote dan comment^^

For youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang