Ha Na menunduk menatap sepasang sepatu sneakersnya. Ia mengetuk-ngetukkan sepatunya di tanah.
Ia lalu berjongkok dan menekuk kedua tangannya diatas lututnya dan menyembunyikan wajahnya. Tiba-tiba ia merasa tetesan air mulai mengenainya, ia lalu mengulurkan sebelah tangannya, dan benar saja semenit kemudian, hujan sudah mengguyur seluruh wilayah Seoul malam itu.
Ia mendesah, ia kembali menyembunyikan wajahnya diantara tekukan tangannya. Satu menit. Dua menit. Sepuluh menit. Ha Na menunggu.
Mabuknya sudah lama hilang, memang tadi dia minum-minum sedikit, ia hanya ingin mencobanya. Apa salahnya? Dia sudah cukup umur untuk melakukannya.
Hujan semakin membasahi pakaian dan rambutnya, ia menghela napas pelan.
Ha Na berpikir apakah Jung Woo akan datang menjemputnya atau tidak. Tadinya ia ingin berteduh di tempat lain, tapi dia ingat bahwa Jung Woo menyuruhnya menunggu disana.
Tiba-tiba ia merasa tetesan hujan sudah tidak membasahinya lagi, ia lalu mendongakkan wajahnya dan mendapati sebuah payung hitam besar menaunginya, seketika pandangannya bertemu dengan bola mata cokelat Jung Woo.
"Kau lama," kata Ha Na pelan. Ia lalu tersenyum kecil.
Jung Woo berdecak pelan, "kenapa kau tetap disini? Kau bisa sakit, apa kau tidak lihat? Hujannya deras sekali."
"Kau menyuruhku menunggu disini."
"Tapi ini hujan," Jung Woo lalu melepas mantelnya dan menyampirkannya di bahu Ha Na. "Pakailah itu, kau bisa sakit."
Ha Na tersenyum lagi dan menatap mantel Jung Woo yang menyampir diatas pundaknya. Ia tersenyum lagi, sambil menatap Jung Woo.
"Jung Woo, aku pusing."
Jung Woo mendesah pelan, "Itu karena kau habis mabuk."
Ha Na menggeleng pelan, "Yidak. Ini berbeda," lama kelamaan pandangannya mulai mengabur, dan hal terakhir yang diingatnya adalah Jung Woo berteriak keras memanggil namanya, lalu semuanya gelap.
•••
Ha Na memandang sekelilingnya. Kepalanya terasa berdenyut-denyut pelan.
Di mana aku? Apa yang terjadi?
Ketika ia mencoba bangkit dari tempat tidurnya, seseorang mencegahnya.
"Jangan bangun dulu, kau masih sakit." Jung Woo memandang Ha Na dengan cemas.
"Di mana aku?" Ha Na melepaskan tangan Jung Woo yang sedang memegang bahunya.
"Ah maaf," kata Jung Woo sedikit salah tingkah. "Kau di rumahku, ah lebih tepatnya kau ada di kamarku."
"Mwo? Kenapa aku bisa ada di kamarmu?" Ha Na memandang Jung Woo kaget, "Jangan-jangan.." dia lalu menutupi tubuhnya.
"Jangan berpikir yang aneh-aneh," Jung Woo melambaikan tangannya, "Lagipula kau bukan tipeku."
"Mwo? Kau menghinaku?" Ha Na membelalakan matanya marah sambil menatap Jung Woo.
Jung Woo tersenyum kecil, "Jangan marah. Aku membawamu kemari karena aku tidak tahu di mana rumahmu, aku tidak setega itu membiarkan seorang gadis yang sedang sakit tidur di jalanan."
Jung Woo lalu menatap Ha Na lekat-lekat, "Lagipula sepertinya kau jatuh sakit karena kesalahanku."
Ha Na menatap Jung Woo, "Bukan ini bukan salahmu, jangan merasa bersalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Until My Last Day (END)
RomanceKebetulan. Apa ini yang dinamakan kebetulan? Berawal dari pertemuan mereka di Bandara, awalnya Jung Woo dan Ha Na sama-sama tidak mengira bahwa mereka berdua akan saling jatuh cinta? Tapi ada banyak masalah yang menghadang, mulai dari sahabat Jung W...