Jung Woo menatap Ha Na yang mengepalkan tangannya sambil tersenyum. "Apa kau gugup?"
"Ani. Aku hanya sedikit cemas, sudah lama aku tidak bertemu dengan ayahku."
Jung Woo menepuk kepala Ha Na. "Tenanglah, semua pasti baik-baik saja."
"Ya, semoga." Ucap Ha Na lirih.
Pesawat pun melaju meninggalkan Korea Selatan menuju bagian dari Benua Amerika.
•••
So Hee mengetuk-ngetukkan jemarinya di atas meja sambil melipat kakinya.
"Jadi apa yang sudah kau dapatkan?"
"Ini." Seorang lelaki berbadan kekar berjalan sambil menyerahkan sebuah dokumen kepada So Hee.
Begitu So Hee membuka dan melihat isinya, seketika senyumnya berkembang. "Astaga. Apa jadinya kalau mereka tahu mengenai hal ini?"
Lelaki itu tetap diam seperti patung es.
So Hee semakin melebarkan senyumnya. "Aku tidak sabar menunggu kehancuran mereka berdua. Dan saat itu terjadi, aku pastikan bahwa mereka tidak akan bisa bersama selamanya."
•••
"Apa benar di sini alamatmu?" Jung Woo menatap rumah di hadapannya dan Ha Na bergantian.
Gadis itu mengangguk dan sibuk menekan bel pintu. "Kenapa ayahku tidak membuka pintu ya? Apa dia sedang diluar rumah?"
Jung Woo hanya memutar bola matanya. "Sudahlah, lebih baik kita pergi dulu dan makan. Aku lapar."
Ha Na hanya mengangguk lemah dan mengikuti langkah Jung Woo. Tepat ketika mereka akan meninggalkan rumah, ayah Ha Na pulang.
Ha Na yang terkejut segera berlari dan memeluk ayahnya. "Appa. Aku pulang."
Ayahnya tersenyum dan mengelus rambut Ha Na.
"Ayo masuk."
Mereka lalu duduk di sofa di ruang tamu berhadapan. "Jadi," kata ayah Ha Na memulai pembicaraan. "Kenapa kalian kemari?"
"Aku sudah menelepon appa kemarin, tapi nomor appa tidak aktif."
"Itu, aku sedang sibuk." Kata ayah Ha Na mencoba berkelit.
Ha Na hanya mengangguk. "Aku ingin bertanya mengenai masa laluku."
Deg.
"Ke..kenapa kau ingin menanyankannya?"
Ha Na menggeleng, "Aku rasa akhir-akhir ini ingatanku mulai kembali. Tapi tidak semuanya. Kumohon appa. Bantu aku mengingat semuanya lagi."
Tiba-tiba ayah Ha Na bangkit dari duduknya. "Appa sibuk. Lain kali saja akan kuceritakan."
"Kumohon appa." Ucap Ha Na dengan pandangan memelas. "Hanya kau satu-satunya harapanku."
Ayahnya hanya menggeleng dan berjalan memasuki ruang kerjanya.
Mianhae. Tapi aku tidak ingin kau terluka lebih jauh.
Ha Na berjalan gontai keluar rumah diikuti Jung Woo.
"Ya!" Jung Woo memeluk bahu gadis itu. "Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja."
Ha Na hanya bisa mengangguk lemah.
Sementara, dari jendela, ayah Ha Na menatap kepergian mereka dengan pandangan sedih.
Kau tidak boleh jatuh cinta padanya, nak. Menjauhlah darinya, kau tidak boleh..
KAMU SEDANG MEMBACA
Until My Last Day (END)
Roman d'amourKebetulan. Apa ini yang dinamakan kebetulan? Berawal dari pertemuan mereka di Bandara, awalnya Jung Woo dan Ha Na sama-sama tidak mengira bahwa mereka berdua akan saling jatuh cinta? Tapi ada banyak masalah yang menghadang, mulai dari sahabat Jung W...