Bab 18

298 159 24
                                    

Jung Woo menatap layar teleponnya dengan kesal. Ia bingung kenapa Ha Na tiba-tiba memutus sambungan telepon mereka, biasanya, gadis itu tidak pernah bersikap seperti itu.

Ia berdecak pelan, dan merebahkan kepalanya diatas bantal rumah sakit.Ia membayangkan segala percakapannya dengan So Hee tadi, ketika mengingatnya lagi, ia merasa sangat jijik pada dirinya sendiri.

Apa sebaiknya aku berganti profesi menjadi seorang aktor saja ya? Dibanding seorang penyanyi, sepertinya aku jauh lebih berbakat di bidang itu.

Jung Woo terkekeh membayangkan waja managernya, Nona Kim, bila ia mengatakan bahwa ia ingin menjadi seorang aktor dan  bukan penyanyi.

●●●

Ha Na memandang sekeliling. Ia memegangi kepalanya yang berdenyut pelan. Ia baru saja sadar, bahwa saat ini ia sudah terbaring di atas tempat tidurnya yang nyaman dan bukannya di atas lantai yang keras.

Ia bingung, seingatnya, terakhir kali, ia jatuh pingsan dan jelas ia tidak sedang berada di dalam kamarnya. Lalu bagaimana ia bisa berakhir di kamarnya sendiri?

Ha Na mencoba menggerakkan tubuhnya, ia meringis pelan karena kepalanya masih terasa sedikit sakit, tapi tidak separah tadi.

"Sudah bangun?"

Ha Na menoleh kearah datangnya suara, dan melihat Jonghyun yang berdiri membelakangi jendela sambil menatapnya.

Ha Na membelalakan matanya, terkejut. "Oppa, bagaimana bisa kau ada di sini? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Jonghyun tersenyum, namun, terlihat dari sorot matanya bahwa ia sedang sedih. "Kau pingsan lagi," ujarnya pelan.

"Tadi aku menemukanmu tergeletak di atas lantai dan langsung membawamu kemari."

"Bagaimana kau tau sandi untuk masuk?" Ha Na mengerutkan keningnya.

Jonghyun menggedikkan bahunya sambil tersenyum lebih lebar. "Kau lupa bahwa aku yang mencarikan apartemen ini untukmu? Jadi tentu saja aku tahu sandinya. Dasar ceroboh, bagaimana bisa kau tidak mengganti sandinya? Padahal agen apartemen itulah yang memberi sandi ini, aku pikir kau sudah menggganti sandinya, karena itu selama ini aku selalu menekan bel ketika berkunjung selain itu agar aku terlihat lebih sopan." Kata Jonghyun lalu tertawa.

"Lalu tadi ketika aku hendak mengunjungimu, aku sudah menekan bel berkali-kali, tapi kau tetap tidak membukakan pintu untukku, aku jadi panik, karena seingatku kau pasti ada di rumah dan tidak mungkin berada di tempat lain. Tanpa berpikir panjang, aku langsung menekan sandi yang kuingat dan untung saja kau tidak menggantinya jadi aku bisa masuk."

Ha Na menganggukkan kepalanya pelan, "Gomawo oppa. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau kau tidak ada di sini tadi," katanya lalu tersenyum.

Jonghyun menghela napas pelan, "Jadi, kau tidak mau mengatakan kenapa kau bisa pingsan seperti tadi? Setahuku gejalamu itu jarang muncul kecuali kau mengalami stress berat."

Ha Na menghela napas pelan, ia tahu bahwa ia tidak akan bisa menyembunyikan apa pun dari lelaki itu. Baginya, Jonghyun sudah seperti kakaknya sendiri. Jadi ia pun menceritakan segala sesuatu yang ia dengar tadi ketika ia hendak mengunjungi Jung Woo.

Setelah mendengar seluruh rangkain cerita Ha Na, Jonghyun menganggukkan kepalanya. "Begitu," katanya pada diri sendiri.

"Apa dia tahu bahwa waktu itu kau ada di sana?" Jonghyun menatap Ha Na tajam.

Until My Last Day (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang