Bab 32

139 71 36
                                    

Jung Woo menatap Jonghyun dan Tae San bergantian. Sesekali ia menghela napas pelan.

"Jadi.." Tae San memecah keheningan. "Sial. Aku masih tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan tadi. Jonghyun, katakan pendapatmu?"

Jonghyun hanya menggeleng dan mengelus Na Woo dengan lembut, sementara anjing itu sibuk mrnjilati kakinya.

Jung Woo lalu bangkit berdiri. "Ini tidak benar. Aku harus bertanya pada ayahku."

"Aku ikut, aku akan menemanimu untuk bertemu ahjussi." Jonghyun ikut berdiri.

Jung Woo menggeleng. "Jangan. Aku harus berbicara empat mata dengan ayahku. Aku harus mendapatkan kebenarannya." Katanya lalu meninggalkan kedua temannya.

●●●

"Sajang-nim, putra anda ingin bertemu dengan anda. Apa yang harus saya lakukan?"

"Biarkan dia masuk."

Terdengar suara pintu dibuka dan Jung Woo memasuki ruangan dan seketika duduk di hadapan ayahnya.

"Ada apa? Tidak biasanya kau ingin bertemu denganku."

"Appa." Jung Woo menatap ayahnya tajam. "Ceritakan semuanya padaku."

●●●

Ha Na tersentak dari tidurnya. Ia memegangi tangannya yang gemetaran.

Mimpi apa itu tadi?

Ha Na berusaha mengingat dengan jelas mimpinya itu. Ia mengerutkan keningnya.

Dalam mimpinya itu ia melihat ibunya sedang berbicara dengan seorang wanita. Ketika itu ia sedang baru pulang sekolah, ketika hendak masuk ke rumah, tanpa sengaja ia mendengarkan pembicaraan ibunya dan seseorang.

"Apa sekarang kau datang kemari untuk menghancurukan hidupku?" Teriak wanita itu. Ia lalu melempar sebuah amplop tebal ke hadapan ibu Ha Na. "Ini ambil uang ini, dan bawa putrimu pergi jauh-jauh dari keluargaku!"

"Tidak. Sejak awal ini memang tempatku. Aku tidak meminta yang lain, aku hanya ingin Seong Hwa merasakan kasih sayang dari seorang ayah seperti yang seharusnya."

"Kau gila? Tidak cukupkah kau menghancurkan hidupku dan sekarang kau ingin merampas suamiku?"

Suara dari ayahnya membuat Ha Na tersentak dari lamunannya.

Ayahnya memegangi bahunya. "Ada apa? Apa kau sudah merasa lebih baik?"

Ha Na mengangguk berusaha tersenyum menenangkan.

"Kapan aku boleh pulang?"

"Sesegera mungkin. Dokter bilang kau tidak boleh terlalu banyak pikiran atau penyakitmu akan semakin memburuk."

Ha Na menepuk tangan ayahnya. "Jangan khawatir." Ia lalu menengok kearah pintu. "Di mana Jung Woo oppa?"

Ayahnya menatap Ha Na sedih. "Dia sudah pulang. Dia sudah lebih dulu kembali ke Korea."

Ha Na mengangguk sedih. "Begitu." Ia lalu menelan ludah. Entah kenapa ia merasa sakit hati. "Kenapa ia tidak bilanga ap pun padaku? Setidaknya ia harus mengirimiku pesan. Appa apakah dia datang kemari sewaktu aku tak sadarkan diri?"

Until My Last Day (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang