Epilog

226 18 10
                                    

Jung Woo menatap sekeliling. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum menghembuskannya. Ia lalu berjalan mendekati pesisir pantai. Saat ini ia berada di Pantai Haeundae. Tempat yang menjadi saksi atas segalanya. Tempat yang menyimpan banyak sekali kenangan indah bagi Jung Woo mau pun tempat yang menyimpan kenang buruk Jung Woo.
 
“Apa kabar?” Jung Woo menatap langit. “Kau baik-baik saja? Aku disini baik-baik saja.” Ia tersenyum sejenak, “Apa kau tahu, sudah terlalu lama kita tidak bertemu. Aku merindukanmu.” Jung Woo terdiam sejenak.
 
“Aku yakin kau mengawasiku dari sana. Tak terasa sudah lima tahun berlalu sejak kejadian itu, aku penasaran, bagaimana jika saat itu tidak terjadi? Bagaimana kalau kau dioperasi lebih awal? Dan bagaimana kalau kau berada disampingku saat ini.” Jung Woo tersenyum.
 
Ia memejamkan matanya sejenak, merasakan semilir angin yang menerpanya, angin itu terasa sangat lembut baginya. Ia merasa seolah-olah Ha Na sedang berada disana, bersamanya.
 
“Ah ya, apa kau tahu?” Jung Woo kembali memandang langit, “hari ini aku kembali bertemu dengan gadis itu. Gadis yang sangat mirip denganmu, tidak hanya wajahnya yang mirip denganmu, tetapi juga tingkah lakunya.” Jung Woo tersenyum, “awalnya aku mengira bahwa dia adalah gadis yang menyebalkan, egois, dan pemarah. Tapi, setelah aku mengenalnya lebih baik, dia sebenarnya adalah gadis yang rapuh dan mudah sekali menangis. Bahkan ia lebih sering menangis dibanding kau. Tapi, ia menutupinya dengan berpura-pura menjadi orang yang kuat, tegar menghadapi segalanya.”

Jung Woo menundukkan kepalanya, “aku jadi takut. Bagaimana kalau aku jatuh cinta kepadanya? Bagaimana kalau aku melupakanmu? Aku tidak mau hal itu terjadi. Tolong, bantu aku, aku, aku masih ingin mencintaimu untuk lebih lama lagi.”
 
Tanpa Jung Woo sadari, sebenarnya Ha Na sudah mendengar semuanya. Ia mendengar dan melihat Jung Woo. Ya! Kim Jung Woo! Sudahlah, jangan bersikap sok kuat! Aku tidak apa-apa. Aku berharap kau dan gadis itu bisa hidup bahagia bersama. Jangan menutup hatimu untuk orang lain, aku tahu, bahwa cepat atau lambat kau akan dipertemukan dengan jodohmu.
 
Ha Na berjalan pelan, ia lalu menyentuh pundak Jung Woo dari belakang, “Jadilah orang yang kuat Lee Jung Woo. Aku menyayangimu.” Ha Na tersenyum.

“Ha Na?” Jung Woo menoleh, karena ia merasa ada seseorang yang menyentuh pundakknya dan berbicara padanya. Detik itu juga matanya membelalak kaget, ia melihat Ha Na berdiri dihadapannya sambil tersenyum lembut.

Jung Woo tak kuasa menahan semua rasa kerinduannya selama ini, ia mencoba berjalan mendekati Ha Na. Tapi, semakin ia melangkah mendekat, semakin Ha Na menghilang dari pandangannya, “jangan pergi.”
 
Jung Woo berusaha mengejar Ha Na, “Jangan pergi!”
 
Detik berikutnya, Jung Woo membuka matanya dan mengerjap pelan. Mimpi. Itu hanya mimpi. Tapi, kenapa aku merasa itu sangat nyata?
 
To be continued..

Until My Last Day (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang