7

7.6K 361 4
                                    

"jikalau memang belum siap maka, berpuasalah. Sesungguh puasa adalah perisai."

000

Aku benar-benar haus. Sekarang ini aku menjalani puasa senin kamis. Aku memang mengikuti sunnah ini sesekali, sekaligus untuk menahan dari rasa suka pada Haikal. Mungkin dengan bermunajad padaNya akan mengurangi rasa yang ada pada Haikal.

Di depanku keempat kawanku lainnya sedang asyik bercanda sambil memakan cemilan. Aku hanya tersenyum miring melihat mereka makan di depanku yang sedang berpuasa. Sampai akhirny Gendis sadar bahwa aku makan ataupun minum sejak istirahat.

"Lo nggak makan Al?" Tanya Gendis yang membuat tiga kawanku yang lain menoleh padaku bersamaan.

Aku mengeleng pelan.

Rahmah menyodorkan cemilannya padaku. Aku menolak saja dengan cara menjauhkannya.

"Lo semua mau bikin puasa gue batal?!" aku memicingkan mata pada mereka.

"HAH LO PUASA?!"

Aku tersenyum lebar lalu mengangguk mantap. Mereka semua melonggo mamandang dengan tatapan yang benar aja! Aku geli melihat mereka.

"tumben lo puasa, Kena angin apa lo?" cibir Raisa sambil mengunyah cemilan cokelat. Aku meneguk salivaku melihat itu.

"Nggak, gue Cuma mau ngamalin puasa sunnah aja. Ya sekalianlah membentengi diri." Jawabku sesantai mungkin.

"membentengi diri dari apa?" Tanya Raisa lagi sambil menyuapkan cemilan itu ke mulut.

"RAISA!" seru seluruh kawanku memberhentikan Raisya yang makan dihadapanku. Raisya menyengir kuda lalu menyembunyikan makanannya.

Aku terdiam. Aku harus jawab apa, mana mungkin aku mau mengatakan membentengi diri dari rasa yang ada di hatiku.

"Membentengi diri dari rasa suka lo ke Haikal ya?" goda Juli mencolek pipiku.

Aku tersenyum geli, "Membentengi diri dari dia buat apa? He not my business. Gue pengen membentengi diri dari hal negatif yang ada pada diri lo semua."

Sontak semua kawanku memelototi diriku. Bahkan Rahmah dan raisya memukulku pelan. Aku terkikik saja tidak perduli.

"Lo ya bener-bener." Kata Raisa.

Tiba-tiba Bu Feli memanggilku. "Alya.". aku langsung keluar mendatanginya.

"Ya Bu ada apa?" tanyaku.

"Kamu udah tahu bahwa kamu masuk OSN bidang Biologi?"

"Belum Bu."

"Kamu masuk bidang Biologi bersama Haikal dan Erin."

"Erin dari kelas 10-3 ya Bu?"

"Iya. Nanti Ibu akan kabari orang tua kamu juga yang lainnya."

"Baik Bu."

Aku kembali masuk kelas ketika Bu Feli sudah menghilang dari pandangan. Ah kenapa harus satu bidang dengan dia?! Aku menduduk diriku kasar di bangku.

"Kenapa Al?" Tanya Rahmah.

"Gue ikut OSN bidang Bio." Tukasku.

"Kalo nggak salah Haikal juga Bio kan?" kata Raisya.

Aku mengangguk pasrah.

"Ciiee satu bidang sama Haikal, jangan-jangan lo bakalan beneran suka sama dia." Ledek Juli mencolek pipiku.

"Pipi lo merah Al, cieee kayak udah suka deh!" Rahmah menimpali.

NO; ketika gadis  anti-pacaran jatuh cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang