19

5.4K 293 0
                                    


"Lo suka sama Haikal?!" tanyaku.

Hani tersenyum menatapku. Tak lama ia menanggukan kepala membenarkan pertanyaanku. Aku mundur dua langkah.

"Iya, gue suka sama dia. Dari pertama masuk sekolah, waktu pembagian kelas."

Ucapannya membuatku membelalakan mata.

"Lo ingat nggak dulu, gue pernah cerita gue suka sama satu cowok di kelas kita?!" Tanya Hani.

Otakku mencari memori itu.

000

Aku sedang duduk di kelas sambil membaca buku. Setelah makan, biasanya aku duduk membaca buku menunggu guru masuk ke kelas. Dengan headphone yang betengger manis di kepala. Suasana yang cukup nyaman untuk membaca. Namun kenyaman ini terganggu karena seseorang menarik headphoneku.

"Baca buku mulu sih lo?"

Aku menatap Hani tajam.

"Nggak nganggu hidup lo juga kan?" balasku sambil mengambil paksa headphoneku.

"ya ampun sewot banget sih bu, cepet tua lo!" cibirnya.

"bukan urusan lo juga gue tua atau enggak kan?!"

"lo gitu banget sih Al?"

"Habisnya lo nganguin acara terbaik gue."

"maaf deh, maaf!"

"emh!!!"

Aku meletakan headphone dan bukuku di atas meja. "ada apaan lo ngomong sama gue?" tanyaku.

"gue mau curhat." Jawabnya.

"curhat mah ke Allah, nggak usah ke gue." Balasku.

"iya, tapi gue mau curhat beneran nih!"

Aku menghela napas, "ya udah apaan?"

"gue lagi suka sama seseorang. Dia orangnya nggak ganteng amat, tapi pemikirannya dewasa. Nggak sesuai sama umurnya. Tapi jujur ya, gue nggak pernah sesuka ini sama cowok loh Al." cerita Hani.

"menurut lo aja kali. Palingan kalo lo jatuh cinta lagi, lo juga bakal ngomong yang sama." Kataku memberi tanggapan.

Memang begitu kan, banyak orang yang bilang seperti Hani. Tapi saat mereka jatuh cinta lagi, mereka akan mengatakan hal yang sama. Aku pun juga bisa menebak apa yang dikatakan sebagai sanggahan dari ucapanku.

"tapi ini lain, Al. Gue suka banget sama dia. Kita punya kesukaan yang sama. Ngomong sama dia juga nyambung banget."

Kan bener?! Aku mengangguk. Begini ya orang yang lagi jatuh cinta?

"ya udah kalo lo suka, ya suka aja. Ngapain lo omongin ke gue?" ucapku sarkatis.

"Alya lo kok gitu sih?! Gue suka sama dia nih. Gue harus gimana?"

"ya suka aja. Jangan sampe pacaran. Gitu aja kan gampang." Jawabku sekena karena aku benar-benar malas membahas masalah cinta.

Hani menghela napas mendengar jawabanku, "tapi Al, kayaknya dia nggak suka sama gue."

"lah terus gue harus gimana, kan elo yang punya pemikiran kek gitu. Apa perlu gue jadi kaya Mr.X yang bisa baca pikiran orang gitu?"

"hahaha, garing lo!"

tiba-tiba Haikal dan Joned lewat di depan kami membuat Hani terdiam. Aneh. Sedari tadi dia mencerocoh tak jelas, tiba-tiba diam seperti siput dipais.

NO; ketika gadis  anti-pacaran jatuh cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang