4

8.8K 454 9
                                    

Aku berjalan melewati koridor dengan tergesa-gesa. Sesekali aku melirik jam tangan putih yang melingkar pas di tangan kiriku, 10.15 A.M. sepertinya aku terlalu lama di kantin. Yang ku takutkan sekarang ini, jika Bu Feli masuk. Bisa tamat riwayatku.

Aku terus melangkah tanpa perduli orang disekitarku. Hingga akhirnya aku sampai di kelas. Kelas masih ramai dan BuFeli tidak ada di kelas. Aku bisa bernapas dengan lega. Namun...

"Ciee Alya!"

Aku mengerutkan kening. Kenapa?

"Emhem, Alya bareng sama Haikal." Seru Dany dengan suara lantang namun gayanya sepperti sedang berbisik.

Mataku membelalak mendengar penuturan Dany seperti itu. Aku bareng dengan Haikal. Aku melirik empat kawan yang sedang cekikikan. Mereka menunjuk arah belakangku. Refleks aku membalikan badan.

Dihadapanku, Zanuar Haikal Prasetya berdiri. Jarak kami terlalu dekat. "Astagfirullah adzim" Spontan aku mendorong Haikal sampai ia terdorong ke belakang.

"Aww.." erang Haikal punggungnya terbentur dengan dinding balkon.

Satu kelas tertawa terpingkal-pingkal melihat itu. Aku menenggok kea rah mereka semua dengan kesal. Lalu menatap Haikal dengan tatapan benci. Apa-apaan ini? Aku selalu melarang lelaki manapun mendekati diriku apalagi memegang tanganku. Bukankah yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan? Itulah sebabnya aku selalu menjaga jarak dengan lelaki manapun.

Aku masuk ke kelas dengan rasa malu dan kesal yang begitu menjadi. Duduk pun aku berbunyi hnetakan. Mengeluarkan buku juga dengan cara menghempas.

"Ciee Haikal! Lo suka ya sama Alya." Celutuk Dany.

Dasar Dany! Dia selalu saja membuat gossip sedangkan dia kan laki-laki. Apakah sekarang laki-laki juga bigos (biang gossip)? Aku membiarkan saja. Aku malas menanggapinya.

"Kal, ciieee lo ngaku aja! Suka kan lo sama Alya." Kata Dany mengompori-kompori.

Haikal yang ditanya hanya diam sambil melangkah masuk kelas. Ia memberi tatapan tajam pada Dany. Tidak ingin menanggapi lelucon Dany. Namun ketika kedua bola matanya menemukan aku yang sedang memperhatikannya –untuk memastikan ekspresinya karena aku ahli dalam bahasa tubuh, ia tersenyum untuk waktu seperkian detik yang singkat. Sebuah senyuman yang hanya jelas untuk ku lihat.

Aku diam. Ku rasakan bahwa Haikal sudah duduk di tempatnya. Aku menutup mataku, beristigfar berulang kali untuk menahan gejolak amarah dan perasaan yang tidak ingin lagi ku rasakan. Ya Allah, kuatkanlah hamba!

Ocehan Dany bertambah panas. Sekarang bukan hanya dia yang berceloteh tapi teman-teman yang lain. bahkan empat kawanku juga ikut-ikutan. Hey!?

"Emhem, ada yang lagi jatuh cinta nih!" seru Dany sambil berdehem bagai keselek gunung.

"siapa Dan?"

Dany melirik ke arahku dan Haikal bergantian, " itu tuh yang selalu jadi rival."

Amira berdiri sambil merentangkan kedua tangannya meniru salah satu iklan, "bunga-bunga cinta bermekaran.". lalu satu kelas berucap bersamaan, "Ciee yang terus-terusan kepikiran!"

Aku menarik napas menahan sabar yang tak terkira.

"Mereka cocok di sebut apa ya?" Indah bertanya dengan ekspresi menopang kepala dengan salah satu tangan.

"pertama dan terakhir, first and last." Seru Dany.

Uh, Dany dan Indah sama, jika masalah seperti mereka akan saling menimpali. Sampai sekarang aku tidak mengerti kenapa mereka suka membuat lelucon mencalon-calon kawannya?

"kenapa?"

"simple, Alya Rayhanna diawali alphabet A sedangkan Zanuar Haikal Praseya diawali alphabet Z. first and last in alphabet on they name. than, Alya selalu menduduki peringkat 1 dan Haikal 2 atau sebaliknya. Cocok?!"

Aku memutar bola mataku. Merasa agak aneh dengan penjelasan tidak berguna Indah. Penjelasan macam apa itu?

"iyakan Alya?!" Indah mencolek pundak yang langsung mendapati hadiah tatapan tajam dariku.

"Ciiee first and last. Cinta pertama dan terakhir." Ucap Raisya.

Aku melolot padanya. Raisya langsung nyengir memperlihatkan gigi putihnya. Ah, aku muak dengan lelucon konyol ini. Telinggaku semakin panas mendengar mereka mengucapkan hal yang tidak-tidak. Aku merasa dipermalukan, aku adalah gadis anti pacaran yang ogah jatuh cinta. and now?!

"Ciiee Alya..."

"Ciee Haikal!"

Aku menarik napas panjang sambil menutup mata. Aku memukul meja dengan keras dan berhasil membuat satu kelas diam. Aku benar-benar hilang kesabaran. Ku tatapi mereka dengan kesal, lalu keluar kelas. Ku lirik Haikal hanya sebentar melihatku, Ia kembali fokus pada buku kesayangannya.

000

Aku meneguk segelas teh es dingin di kantin. Aku memilih duduk disalah satu meja yang berada di ujung kantin. Menyandarkan ubuhku disandaran kursi sambil menatap langit. Memikirkan lelucon tadi.

"Yang benar saja." Ucapku pelan.

Aku menutup mataku untuk menahan emosiku. Tak lupa istigfar ku ucapkan berkali-kali. Sepertinya aku harus berwudhu untuk lebih tenang. Retina mataku menangkap cahanya yang kurang masuk. Ada yang menghalangi cahaya mengenai wajahku. Aku membuka mataku perlahan.

"Haikal."    

***

sedikit ya... hehehe.. maaf juga baru update. soalnya koneksi jaringan nggak bisa dijangkau. anyway sorry for typo, and gue harap sangat vote and commentnya. biar tambaha semangat nulisnya. and juga gue bakal update dua atau tiga bab lah! happy reading!

NO; ketika gadis  anti-pacaran jatuh cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang