Ditepi sungai berdirilah sesosok pria berambut jambrik hitam panjang, ia sedang memandangi sungai sambil merenungkan sesuatu.
"(Apa-apaan itu tadi.., pacar? Apanya yang pacar? A-aku tidak pacaran kok! Kami hanya teman dekat!)"
Dia terus-terusan berpikir seperti itu terus. Yahh itulah Sugiko.. pria jabrik pemalu. Baru hari ini aku menyadarinya. Aku bahkan bia melihat ia dari kejauhan. Aku dan Kono mendatanginya.
" Sugiko!! Ayo berangkat!" teriakku dari kejauhan. Dia sepertinya agak terkejut, lalu kembali tenang.
" Sudah siap ya.." Sugiko memastikan.
" Semuanya sudah siap." Kono bersemangat.
" Mana si pink itu?" tanya Sugiko lagi.
" Dia tidak mau ikut, dia ingin tinggal disini saja, biarkan saja dia." saranku.
Sugiko kemudian berbalik," Yasudah ayo ikut aku, kita akan keluar dari sini."
" Jangan memerintahku landak."
Sugiko terdiam dan ia menatapku sejenak dan berkata," Keputihan."
Sialan! Kenapa namaku bergeser semakin jauh!?
Untuk kami butuh waktu sampai 2 jam berjalan kaki, sungguh melelahkan.
" Hei.. tunggu.. kita istirahat dulu." mintaku." Kenapa? Kita hampir sampai." Sugiko seolah-olhj tidak mengizinkanku istirahat sedangkan Kono terbang menggunakan sayapnya, curang.
" Sebentar saja!" rengekku.
" Baiklah! Sebentar saja, ok? Soalnya didaerah sini banyak premannya." tambah Sugiko.
" Iyaaa!"
Aku duduk dibatu sambil meminum air yang kubawa dari sungai tadi. Begitu menyegarkan, apa lagi hari ini terik sekali. Setelah beberapa menit, aku pun bangun dan siap melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba sekelompok preman ternyata sudah mengepung kami dari awal.
" Sudah ku bilang jangan lama-lama istirahatnya!" Sugiko mengomel.
" Maaf ya! Andai aku tahu ada mereka dari awal, aku pasti tidak akan istirahat!" jawabku.
" Dari awal sudah kuperingatkan kalau disini banyak preman!" Sugiko ngomel-ngomel lagi.
" Jangan ngomel-ngomel mulu! Itu tidak akan menyelesaikan masalah!" kali ini Kono yang mengomel.
Preman itu mulai berbicara, mereka ternyata mengenal Sugiko," Hei! Sugiko! Kita bertemu lagi! Siapa si putih itu? Teman barumu?"
Sugiko sudah memasang kuda-kuda menyerang," Asal kau tahu, aku tidak punya teman putih seperti dia!"
Sialan! Siapa yang menaruh bawang disini! Kali ini aku benar-benar jengkel dengan kata-kata landak ini.
" Cukup! Kau ini benar-benar sudah keterlaluan memanggilku putih terus-terusan!"
" Padahal kau sendiri yang bilang untuk memanggilmu putih asalkan aku tidak mati." dia melirik padaku sambil evil smile.
SKAKMAT!
Kata-katanya langsung membuatku malu, aku pun terdiam. " Benar kan? Diamlah klo begitu."
" Hei! Kau itu kenapa sih, karena kau sudah tidak sopan padaku, kalian harus membayar!"
Preman-preman itu mulai menyerang dan kami bisa menghadapinya dengan mudah. Tidak butuh waktu 5 menit, mereka sudah kalah.
Aku mencoba tampil keren disini," Dasar preman gadungan, apanya yang preman? Cih, mengecewakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hirokata no Yomi
FantasySeorang pemuda bernama Hasegame Yomi, berjuang mencari jalan untuk pulang setelah ia terlempar kedunia yang tidak pernah dia ketahui. Perjalanan pun ia lakukan demi mencari jalan pulang. Tetapi, pedang kaca itu 'memaksa' dia untuk mengungkap masa la...