Ku berlari secepat mungkin menghampiri Mixal yang tergeletak di bebatuan. Monster yang sudah menjadi lebih kuat itu sudah tidak bisa membendung nafsu membunuhnya. Gigi-gerigi yang sangat tajam di perlihatkannya tanpa ragu ke semua pasang mata.
Dia siap menerkam Mixal.
"Kono! Gunakan sihirmu!" Perintahku cepat.
Tanpa berpikir panjang, langsung saja dia keluarkan sihirnya. Kono melompat tinggi dan mulai mengeluarkan sihirnya.
"Lyquake!" Ucapnya sambil memutar-mutar tangannya layaknya sedang menari.
Sebuah retakan besar muncul dibawah monster itu dan terbentuklah lubang besar yang kemudian menelan monster itu sampai tidak berbekas. Benar-benar hilang, lubangnya pun juga hilang.
Kutengok dengan cepat ke arah Kono. Kono bergaya 'Like a Boss'. Sungguh sihir yang luar biasa. Tidak hanya aku, orang lain juga terkagum-kagum.
Hmp! Walaupun begitu, aku yang sudah merasa seperti peramal pun tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Monster itu akan melompat keluar dari liang yang memakannya tersebut.
Benar monster itu keluar dari lubang dan bertambah marah. Orang-orang yang sempat berbahagia pun langsung panik dan berhamburan melarikan diri.
Monster yang awalnya mengejar Mixal kini menargetkan mangsa yang lain.
"Kono! Lari! Dia mengincarmu!"
Kono langsung menghindari cakaran cepat monster itu. Beruntunglah tidak kena. Kini Kono sedang terbang diatas. Perasaan lega langsung ber metamorfosis menjadi rasa takut, mengingat luka monster itu sudah sembuh. Berarti dia dapat kembali terbang!
Belum sempat Kono menengok ke belakang, dia sudah dihantam dan terpental mengenai diriku. Sangat kuat! Bahkan aku jadi ikut terpental bersama Kono.
Pukulannya sungguh menyakitkan! Seperti bola bowling yang dilempar keperut! Akibat serangan itu, aku dan Kono terbaring lemas ditanah.
Raut muka orang-orang bertambah alot. Lingkungan ini sudah dibanjiri keputus asaan. Sebagian ada yang duduk pasrah menunggu kematian.
Sebuah tombak menancap di tanah dekat monster itu. Perhatiannya teralihkan kepada wanita hitam putih yang berdiri lemas. Cairan seperti raksa termometer menetes perlahan dari keningnya.
"Haah..haahh.. Aku..AKU BELUM SELESAI DENGANMU, SIALAN!"
Tidak! Mixal sudah tidak mampu melawannya. Yang dia lakukan hanya akan membunuhnya!
Kono terluka parah, aku memeluknya dengan penuh rasa bersalah. Karena aku Kono terluka. Karena aku lemah, semuanya menderita.
Walaupun suasana sangat buruk, aku harus tetap optimis. Itulah yang ibu katakan padaku. Kubaringkan Kono dan berusaha berdiri, walaupun pandangan agak blur.
Tiba-tiba sesuatu yang basah mengenai wajahku. Hujan turun. Ini seperti di game saja, sang protagonis sedang berjuang keras menyelamatkan teman-temannya.
Aku melihat Mixal mengayunkan tangannya seperti sedang membaca mantra. Lalu muncul symbol bercahaya putih biru yang terang.
Semuanya tampak terkejut termasuk aku. Aku.. aku melihat ada dua Mixal! Tidak, tiga! Empat? Dia terus bertambah menjadi dua belas! Seperti N*r*t* saja.
"Kima.. Teknik Dua Belas Es Malam!"
Dua belas Mixal mengurung monster itu dan menyerangnya bertubi-tubi. Tentunya monster itu melawan dan memukul salah satu Mixal. Mixal yang dipukul tersebut berubah menjadi duri-duri es. Seketika menusuk lengan monster itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hirokata no Yomi
FantasySeorang pemuda bernama Hasegame Yomi, berjuang mencari jalan untuk pulang setelah ia terlempar kedunia yang tidak pernah dia ketahui. Perjalanan pun ia lakukan demi mencari jalan pulang. Tetapi, pedang kaca itu 'memaksa' dia untuk mengungkap masa la...