Chapter.17 Putih yang Lain

10 2 1
                                    


Uh..

Huh?
Sepertinya aku berada di suatu tempat yang aneh. Tapi rasanya tidak asing, seperti pernah kesini sebelumnya, tapi kapan? Dari pada memikirkan itu lebih baik aku segera bangkit dan mencari tahu tempat apa ini.

Lantai tempat aku berpijak seperti sebongkah kotak batu keramik berwarna biru tua. Bertumpuk membentuk pijakan yang tidak rata satu sama lain. Selain itu, tempat ini juga berawan, dimana-mana ada awan. Langitnya tidak menunjukan apa-apa, selain kehampaan.

Lalu perhatianku tertuju pada sebuah benda putih. Benda itu bulat mirip mutiara raksasa seukuran bola voli dan itu mengambang di udara setinggi pinggangku.

Firasatku mengatakan untuk menyentuhnya, tapi apakah aman? Tidak ada pilihan lain, ayolah aku bisa. Perlahan tapi pasti, aku mulai mendekati bola itu.

Walaupun aku semakin mendekati bola itu, aku tidak merasakan sesuatu yang aneh. Baiklah, bola itu pasti aman. Kini bola itu tepat berada didepanku.

Umm… Ayolah! Aku bisa menyentuhnya! Tampil keren seperti di film-film! Ups, ketahuan.

Lalu akhirnya indera perabaku menjalin kontak dengan bola itu, seketika bola itu bersinar dengan sangat terang. Apa ini!?

Bola itu memancarkan cahaya yang amat terang. Aku tidak dapat melihat!

Lalu keadaan penuh cahaya tadi perlahan jadi gelap dan sunyi.

                                 ***

Nyamannya…

Kasur ini lembut sekali...

Tunggu, dimana aku!?
Aku terbangun disebuah ruangan yang sangat luas. Aksesoris dan alat-alat disini begitu mewah, layaknya peralatan di istana.

" Oh, kau sudah bangun Putih."

Huh? Si Pink ada disini. Dia sedang makan keripik sambil membaca manga diatas kasur. Santai sekali dia.

" Hei, dimana kita?"

Dia tidak menghiraukan aku, pikirannya tetap fokus pada keripik dan manga.

" Hei! Aku bertanya padamu! Jawablah!"

Kata-kataku yang sedikit membentak sama sekali tidak membuahkan hasil. Dia tetap diam, sudah pasti dia sengaja membuatku jengkel. Menyalalah sebuah lampu diotakku.

" Yaa, orang yang banyak utang mah biasanya punya kebutuhan yang gak penting dan orangnya jelek."

" APAAA!! BERANINYA KAU!!"

Sesuai rencana, dia menyambar umpanku.
" Aku bukan orang banyak utang! Semua kebutuhanku penting dan aku cantik!! Bilang aku cantik dasar keputihan!!!!"

" Iyaa, si cantik berutang."

" UUGGGHH! Aku tidakk banyak utang….!! Huwaaaaaaaaa!"

Dia nangis.
Sungguh menyedihkan.
Biarkan saja, nanti juga diam sendiri.

HUWAAAAAAAAA!!

Biarkan saja…

WAAAAAAAAAAAAAAAA!!

AAAAAAAAAAAAAAAAAARKKKKK!!!

"Baiklah! Maafkan aku!"

Dia langsung berhenti menangis lalu," Belum cukup! Berlututlah padaku lalu cium kakiku!"

Dia memerintahku seenaknya! Dasar cewek kampungan!

" Dasar-"

BRUUKK

Huh? Baru saja aku berdebat dengannya lalu tiba-tiba aku tersungkur ke lantai. Pikiranku berkunang-kunang, pusing, mual! Seperti terserang vertigo! Kenapa ini…? Walaupun tidak jelas, aku bisa mengetahui kalau Raiko panik lalu berlari keluar ruangan mencari bantuan. Aku tidak dapat bertahan….

Hirokata no YomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang