"Seharian ini kita seneng-seneng aja."
"Dalam rangka apa?" tanya Taehyung.
Saat hari minggu, masih pagi Bobby sudah menjemputnya. Pakai mobil antik milik ayahnya yang selalu dia banggakan.
Tumben.
Padahal biasanya Bobby memegang teguh prinsipNebeng adalah hak segala bangsa.
"Udah lo ngikut aja. Mumpung gue lagi baik."
Taehyung menurut saja. Daripada dia jenuh di rumah. Tidak ada salahnya pergi ikut Bobby.
"Ke rumah Nahyun?" tanyanya bingung.
Saat mobil butut Bobby berhenti di depan rumah Nahyun. Tapi yang ada kemudian justru gadis itu yang berhambur keluar dan ikut masuk.
"Kita mau kemana sih benernya? Gue nggak tau apa-apa berasa diculik geng ghafatar. Trus ntar gue dijadiin penganut aliran sesat," rengek Taehyung heboh sendiri.
"Berisik," sembur Nahyun.
"Lo aja kalo ajak-ajak seenak jidat lo. Gantian, lo diem dan nurut aja," lanjutnya.
"Jadi kalian mau balas dendam ke gue? Wah beneran ini gue diculik. Jangan sampai habis ini ada mayat dibuang ke jurang." Taehyung makin ngaco.
"Kata siapa dibuang ke jurang, lo gue mutilasi aja biar menghilangkan barang bukti," imbuh Bobby tak kalah ngawur.
Padahal aslinya mereka menuju rumah Joy.
Deg.
"Kok ke sini?" protes Taehyung.
Tadi dia sempat berpikir mereka akan ke sekolah karena arahnya sama. Di sekolah juga sedang ada pertandingan basket jadi dia pikir mereka akan pergi menonton.
"Cepet turun," bujuk Bobby saat Taehyung masih tetap bertahan di dalam mobil. Seperti seorang ayah membujuk anaknya yang baru masuk TK hari pertama.
"Gue disini aja deh Bob."
"Ngapain?"
"Gue nggak siap."
"Nggak siap apa? Gue nggak minta lo buat ngelamar. Lagian ortunya baik nggak galak."
Kalau tentang orang tua Joy sudah tentu Taehyung paham. Mereka baik, kakaknya juga cantik. Dulu sering ikut saat dia pergi dengan Joy rame-rame.
Tapi ini lain.
Sepertinya Taehyung memang tak bisa selamanya terus menghindar. Dia sadar sudah masuk perangkap Bobby dan Nahyun. Yang dengan sengaja pasti sudah merencanakan ini semua.
Joy dengan penampilannya yang casual sedikit terkejut dengan kedatangan mereka yang mendadak. Terlebih adanya Taehyung, rasanya sudah lama sekali sejak terakhir Taehyung datang ke rumahnya.
Rasanya baru beberapa hari yang lalu saat mamanya bertanya.
"Taehyung gimana kabarnya?"
"Masih hidup, ma."
Dan dijawab Joy asal.
Untung mamanya itu sedang tidak ada di rumah. Pergi melayat bersama sang ayah subuh tadi karena ada kerabat luar kota yang meninggal.
Kalau mamanya tau Taehyung datang nanti malah bisa menambah suasananya jadi tidak nyaman.
Taehyung masih duduk membisu di sana. Di kursi taman rumah Joy, tempat favoritnya dulu. Adem, karena dibawah pohon. Dan dia masih bisa merasakan kenyamanan yang sama. Hanya saja tempatnya yang sedikit berubah. Ada beberapa tanaman hias yang bertambah.
Membiarkan Joy, Nahyun, dan Bobby terus bicara hal-hal tidak penting. Dari membahas politik sampai ending sinetron mermaid in love.
Dan dia lebih memilih pura-pura sibuk dengan hapenya. Sesuatu yang dulu Joy benci saat mereka sedang berdua karena merasa diabaikan.
Dari obrolan tidak penting itu juga Taehyung tau kalau semalam Taeyong datang kesini.
Juga tentang kaki Joy yang sakit akibat semalam memakai sepatu high heels.
"Gue juga nggak biasa pake high heels," timpal Nahyun.
"Lo mah biasa sendal jepit udah sendal jepit aja," imbuh Bobby lalu tertawa terbahak setelahnya.
"Sirik aja lo Bob."
"Makanya nggak usah sok anggun kalo itu bukan diri lo sendiri," celetuk Taehyung.
Dia yang sedari tadi diam akhirnya buka suara. Dan yang terucap adalah sebuah kalimat super pedas mengalahkan maicih level 10.
Joy melirik sinis. Apa maksud ucapan Taehyung barusan?
"Lo nyindir gue?" tanyanya ketus.
"Buat yang ngerasa aja."
"Iya gue ngerasa terus kenapa?"
"Nggak apa-apa. Tapi buat apa berubah demi orang lain tapi itu bikin diri sendiri nggak nyaman," lanjut Taehyung lagi.
"Maksud lo gue berubah? Terus apa salahnya gue berubah? Lo tuh yang nggak pernah berubah, egois."
Sesak sekali dada Joy rasanya. Sekuat tenaga dia tahan agar airmatanya tidak tumpah. Dia tidak ingin menangis disini, di depan manusia tak punya hati bernama Kim Taehyung.
Bobby dan Nahyun hanya saling pandang bingung. Tidak tau harus berbuat apa. Padahal niat mereka ingin mendamaikan Joy dan Taehyung. Kenapa malah jadi seperti ini.
Sesaat Taehyung sadar mungkin ucapannya keterlaluan. Dan dia tidak ingin semakin memperkeruh keadaan.
"Maaf," ucapnya pelan.
"Percuma minta maaf tapi lo nggak tau letak salah lo dimana. Itu sama aja lo nggak pernah ngerasa salah."
Ini seperti Joy mengungkit kembali apa-apa yang dulu pernah terjadi.
"Nggak usah pake berantem bisa nggak sih?" lerai Nahyun.
"Bilang masih saling sayang apa susahnya," lanjutnya.
Joy dan Taehyung hanya diam. Tak ada yang menjawab.
"Edan gengsinya sama-sama tinggi udah mau ngalahin menara Burj Khalifa yang di Dubai. Turunin dikit napa kalo ketinggian ntar ambruk."
Bobby menyahut lalu tertawa sendiri.
Nggak semudah itu Bob, Joy membatin
Masih terngiang dengan jelas ucapan mamanya saat pertama tau dia putus dengan Taehyung.
"Hubungan itu saling menerima kekurangan, bukan saling mencari kesalahan."
"Joy benci Taehyung ma, tapi juga sayang dia."
Lalu setelahnya hanya airmata.
Disarankan sambil dengerin just one day nya BTS biar ambyarrr
Gregetan mau gigit Taehyung 😭😭😭😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On? | VJOY #2✔
FanfictionMove on itu gimana? Ketika kita sudah menemukan pengganti? Apa ketika rasa yang dulu ada kini telah hilang? "Dasar cewek aneh." Taeyong, murid idaman sejuta umat. "Nggak ada yg kayak dia. Mungkin hanya satu dalam 1000 kelahiran." Joy, cewek tomboy. ...