"Kamu pacarnya kak Taeyong ya?"
"Kalian cocok kenapa nggak pacaran aja?"
Kalimat-kalimat itu terus berputar-putar di kepala Joy.
Chaeyeon, gadis itu tidak akan mati kan? Dia pasti akan segera sembuh dan normal kembali kan?
Tiba-tiba Joy merasa takut. Tiba-tiba dia merasa kalut. Wajah pucat Chaeyeon terus terbayang di benaknya. Saat gadis itu memintanya untuk menjadi pacar Taeyong.
Joy bergidik ngeri membayangkan itu adalah sebuah permintaan terakhir dari seorang gadis yang masih terbaring lemah di rumah sakit. Tidak akan terjadi apa-apa dengan Chaeyeon kan?
Dan entah kenapa dia merasa berdosa. Merasa berdosa dekat dengan Taeyong. Merasa berdosa pernah berpikir menggantikan posisi Chaeyeon. Merasa berdosa sempat tidak suka saat Taeyong menyebut namanya karena merasa dibandingkan.
Terbayang bagaimana senyum Taeyong mengembang ketika di sisi Chaeyeon. Bagaimana tatapan matanya begitu berbinar menatap gadis itu.
Lalu bagaimana raut kecewa Taeyong ketika Chaeyeon menyuruh mereka pacaran. Mungkin sama kecewanya saat Joy tau Taeyong membohonginya. Chaeyeon masih hidup, bukankah itu harusnya disyukuri?
Iya, Taeyong memang tidak pernah bilang Chaeyeon sudah mati. Tapi dia bilang gadis itu berada di surga. Bukankah itu menyiratkan hal yang sama?
Bagi Joy, itu adalah sebuah kebohongan besar yang sulit dia terima. Kecewa, dia benci perasaan ini.
Dia terus berjalan gontai meninggalkan rumah sakit. Meninggalkan kamar berbau obat yang jujur dia tidak suka. Meninggalkan Taeyong yang masih ada di sana bersama Chaeyeon. Yang membiarkan dia pulang seorang diri di hari yang mulai gelap dan gerimis.Entah kemana kakinya membawanya melangkah. Yang ada hanya sunyi dan sepi.
Joy tidak sadar seseorang terus memperhatikannya. Mengikutinya dalam diam. Dengan pikiran yang tak kalah kalut darinya.
Baru kali ini Joy merasa begitu lemah. Benar kata Taehyung ini bukan dia. Dia berubah, dia menyadari itu. Kemana Joy yang dulu.
Tiba-tiba dia rindu Taehyung. Rindu saat Taehyung selalu membuatnya tertawa. Rindu saat Taehyung membawanya naik motor hujan-hujanan. Rindu saat hanya membeli gorengan di pinggir jalan. Rindu hal-hal sederhana yang sering mereka lakukan. Rindu semuanya.
Joy tersenyum getir saat merasa berhalusinasi melihat Taehyung. Dalam gelap disertai rintik hujan seolah bayangan Taehyung ada di sana. Sebegitu rindukah dia?
Taehyung?
Butuh waktu bagi Joy untuk menyadari itu benar Taehyung dan itu nyata. Taehyung dengan tatapan yang sulit diartikan.
Ada sedikit rasa lega menyeruak di dada Joy saat menyadari keberadaan Taehyung. Dia senang Taehyung ada di sini ketika dia butuh.
Dia tidak peduli kalau sekarang Taehyung melihatnya dalam keadaan berantakan seperti ini.
Canggung.
Sesaat setelah mereka hanya saling berhadapan dalam diam.
Ingin sekali Taehyung bertanya.
Kenapa?
Apa yang terjadi?
Apa baik-baik saja?
Apa Taeyong melukainya?
Tapi nyatanya dia tak mampu.Teringat akan pesan Bobby.
"Kejar sebelum lo kehilangannya lagi."
Dan dia memutuskan untuk melakukannya.
Taehyung memang tidak paham apa yang telah terjadi. Tapi jika benar Taeyong yang membuat Joy seperti ini, dia bersumpah tidak akan membiarkannya.
"Lo bener ini bukan gue yang sebenernya, gue berubah." bisik Joy tercekat nyaris tak terdengar.
Terus merunduk lebih memilih menatap aspal yang mulai basah. Membiarkan airmatanya turun samar bersama gerimis yang telah berganti hujan.
Taehyung hanya diam terus menatap Joy lekat. Ingin sekali dia memeluk gadis itu tapi urung dia lakukan. Yang terjadi dia hanya merapikan sedikit rambut Joy yang berantakan. Menyibakkannya kebelakang telinga.
Dari jarak yang begitu dekat. Berhasil membuat jantung Joy berdetak tak karuan. Gadis itu sekilas mendongak tapi tak berani menatap Taehyung. Dan lebih memilih mengalihkan pandangannya.
Taehyung berdehem kecil.
"Lo dingin nggak?" tanyanya.Ha?
Joy mengangguk tapi kemudian menggeleng.Ya Tuhan. Kenapa jantungnya semakin melompat-lompat tak berirama. Ini memang dingin tapi aliran darahnya terasa panas.
Semakin panas saat Taehyung mempersempit jarak diantara mereka. Dan mulai menghapus airmatanya yang samar turun bersama derasnya air hujan.
Dingin. Saat jemari Taehyung menyentuh pipinya. Menghapus air matanya perlahan. Dan Joy membiarkannya.
Sama seperti dia membiarkan ketika tangan Taehyung beralih meraih dagunya. Mendekatkan wajahnya kian dekat. Hingga hembusan nafas itu begitu terasa.
Refleks Joy memejamkan matanya saat bibir Taehyung perlahan dan pasti mulai mengecap manis bibirnya.
Dingin, lembut, dan basah.
Joy yang awalnya hanya diam, perlahan balas memeluk pinggang Taehyung. Melingkarkan tangannya disana. Dan menikmati bibir Taehyung yang terus memagut bibirnya.
Semakin dalam.
Bersama udara yang semakin dingin dan perasaannya yang kian menghangat.
Dengan nafas yang memburu hebat.
"Aku anterin pulang, nanti kamu bisa sakit."
"Nggak usah aku kamuan, lo tuh nggak cocok."
INI APA WOYYYYYYYYYYYYYYYY 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On? | VJOY #2✔
FanfictionMove on itu gimana? Ketika kita sudah menemukan pengganti? Apa ketika rasa yang dulu ada kini telah hilang? "Dasar cewek aneh." Taeyong, murid idaman sejuta umat. "Nggak ada yg kayak dia. Mungkin hanya satu dalam 1000 kelahiran." Joy, cewek tomboy. ...