Tidak perlu. Saya percaya pilihan Mas Kino.Sudah ya? Saya ada urusan. Kalau ada yang dibicarakan lagi, bisa disambung nanti.
Suara dinginnya itu. Menusuk tulangku, merinding ... bikin rambutku ikut berjengit kaget. Ya, boleh juga usahanya, pakai dibeda-bedain suaranya. Tapi, astaghfirullah hal'adziim ... amit-amit ya sama cowok moody-an kek dia! Nggak jelas juntrungan-nya. Kayaknya dia ini emang alter ego deh! Hmm ... sabar … Bungas, ini cobaan anak sholehah.
Kenapa juga tiba-tiba aku diserahin naskah? Ya, ini kesempatanku sih.... Tapi mana harga diriku kalau mau-maunya baik-baikin Alvan setelah dua kali bikin ulah nggak jelas? Nggak guna banget, iya kalau dia jadi baik, kalau makin ngenekin? Astaghfirullah hal'adziim ... amit-amit deh!
"Elo kenapa Bungas? Kesambet jin iprit mana lo?" Suara cempreng Nurin mengagetkan, membuatku ingin mencekiknya. Penuh emosi, aku melotot. Dengan tanpa dosa, serta tingkat kepekaan 0 persen, dia malah nyengir kuda. Kan kampret!
"A a a a a aaa ...!! Jangan bunuh gue! Gue belum kawin!" jeritnya saat aku bangkit mencekiknya, yang segera kubungkam mulut cemprengnya.
"Lebay lu. Mood-ku lagi super down, gegara cowok sinting!"
"Hah? Siapa?" Nurin menatapku, lalu beralih memandang kejauhan, nampak berpikir. "Caesar?"
"Ya kali Caesar gue pikirin. Dia mah udah sinting dari orok mungkin."
"Jan gitu lo...."
"Iya, Nurin chayank cesar cekalih...," olokku kemudian, yang dibalas dengan cubitan Nurin.
"Diem napa. Gue nggak enak sama Caesar kalau dia---"
"Kalau dia tahu? SO WHAT? Lo juga beberin rahasia gue di grup chat. Mana ada nenek lampir Audy! Dan lihat hasil pekerjaan lo itu! Kemarin gue kena dampaknya!"
"Ya maap Bungas. Nggak lagi-lagi deh, please, tapi jangan ungkit-ungkit itu di depan Caesar."
"Gue kira lo udah nembak dia, kemarin-kemarin kompak banget ninggalin gue di taman."
"Dendam aja lo." Nurin tersenyum penuh hasrat. Ya, aku tahu dia suka Caesar. Dan Caesar masih oon aja nyia-nyiain Nurin. Ya, dikata Nurin begitu juga, dia baik, dan cocok sama Caesar. Tapi ya udahlah. Urusan mereka aja. Entah apa yang Nurin pikirin sekarang, yang jelas dia melamun setiap diungkit soal Caesar. Sangat kentara bukan? Dan aku nggak kepo sama sekali. Otakku udah penuh konflik sekarang ini.
Tiba-tiba anak-anak berjalan cepat memasuki kelas. Dan tidak salah lagi, Bu Asoka datang.
"Karena kalian semester 5, sebentar lagi akan disibukkan PKL, Ibu beri tugas kelompok review novel saja. Untuk refreshing, sekaligus menikmati waktu bersama, menjalin kekompakkan sebelum berangkat PKL berkelompok. Setuju ...?"
"Setuju...!" Semua anak menjawab. Sorak-sorai saling bertepuk tangan. Cuma aku yang lesu. Bagaimana tidak? Orang yang paling menyebalkan ada di sampingku. Orang tertidak konsisten. Kok bisa sih orang kayak dia itu adalah BlueHadBlack? Bener-bener di luar ekspetasiku!
Mukanya lempeng tanpa rasa bersalah, menengok pun tidak! Bah! Nggak pegel itu leher ngadepin papan tulis terus? Aku sumpahin pulang-pulang koyoan baru tahu rasa!
Duh, hari ini sensi banget aku sama Alvan. Kayaknya aku lagi PMS deh. Tadi pagi, dia juga kusapa main jalan aja! Kan ngebetein. Mana cepet banget lagi jalannya. Dia pikir aku mau apa? Yang butuh juga siapa! Hah? Mau ngomongin kerjaan nih, ada tanggungan.
![](https://img.wattpad.com/cover/86788993-288-k142142.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Find You (Completed)
RomancePart 9-12 diprivate, silakan follow dulu untuk membaca. Terima kasih. ~~~ "BlueHadBlack, berkencanlah denganku," ucapanku masih terngiang-ngiang. Parahnya, dia ngga cuma marah, tapi benar-benar ngga kepengaruh sedikit pun! *Bungas Kanjeng...