Bab terakhir - Mengenalmu

3.6K 123 13
                                    

Kami memutuskan berbicara di dekat kompleks, duduk di kursi panjang pos kampling. "Aku minta maaf dulu sempat salah paham kepadamu."

"Hmm?" Bungas menggumam dan mengernyit.

"Caesar mengirimku email,  perihal blog artikel BlueHadBlack, dia dan Audylah yang mempostingnya," jelasku. "Blog itu kemudian menjadi banyak, masuk iklan-iklan di website, majalah online, dan bhkan di sosmed."

"Hah?"

"Aku marah besar, dan mengira kamu pelakunya, saat aku mendapatkanmu ...."

"Hm?"

"Saat kamu menerima pesan line dari Nurin. Aku melihat reaksimu yang menurutku tidak wajar, begitu juga apa yang kamu katakan."

"Artikel itu seperti akan membongkar identitasku. Meski hanya gambar, informasi, tapi itu benar, dan itu semua hanya saat bersamamu. Jadi aku mengira ...."

"Ha?" Ia melongo tak percaya. "Eh ... maaf Al,  aku hanya terkejut aja.  Oh,  jadi gitu to...."

"Aku salah paham saat ngga sengaja lihat kamu menerima alamat blog itu dari Nurin,  namun kamu hanya berdecak." Ia membulatkan mata. Aku yakin dia tidak menyangka. 

"Ha ha ha, oh..  itu.. lagian Nurin ngeselin banget sih,dia suka nge-share artikel random, gosip mulu. Tapi nih ya, aku rasa dia lebih fanatik daripada aku."

"Fanatik?"

"Iya,  aku yakin dia juga nge-fans sama kamu." Ia terkekeh geli.

"Makasih," datarku. Melihat Bungas tertawa, aku lega.

"Bungas," panggilku.

"Ya?"

"Jangan menyimpan amarah sendirian. Kakakmu bisa menghadapinya, jangan terlalu cemas," ujarku pada akhirnya. "Kalau kesal kamu boleh cerita, dan bertanya. Kalau tidak mengerti,  kamu boleh tidak perlu berusaha mengerti. Hanya ... rasakan dengan hati," lanjutku. 

Raut wajah sedih. Ia menahan air mata. Selaput bening itu akhirnya jatuh.  Ia terisak. 

Aku tidak tahu harus berbuat apa. Tapi mungkin ia akan lega nantinya.  Aku menepuk kepalanya pelan. Mengelus bahunya yang gemetar.

Langit menjadi bisu.  Bintang meredup di balik awan. Angin mengantarkan dingin malam,  menawarkan sepi dari sesak dunia.

****

Aku sedang mengecek akun sosmed. Banyak pujian datang.  Ada pula saran dan kritik. Galeriku banyak yang menyukainya. Alhamdulillah. Konsep sederhana saksi dari hidup. Tidak memiliki kemewahan pun dapat merasakan bahagia. Kebahagiaan hadir dari semua rahmat-Nya. Aku membalas komentar mereka satu persatu, sangat menyenangkan.

Tiba-tiba suara pintu terbuka. Mba Ranaya.

"Al,  lagi apa kamu?"

"Lagi cek komentar."

"Oh."

"Eh Al,  aku bingung nih," ujar Mba Ranaya setelah mengembuskan napas.

"Apa?"

"Besok Bungas dan Zulfi mau  dinner lagi."

"Oh.  Terus?"

"Ih, simpati dikit kek."

"Ya, lalu?"

"Kamu diem dulu deh,  dengerin aja. Aku belum selesai ngomongnya." Mba Ranaya menyeruput teh yang dibawanya. "Aku Zulfi sama cewek, Al! Mesra-mesraan di bioskop.  Aku ke sana mau nonton sama Mas Gibran,  mumpung Nadia lagi main di Mamih kan, terus aku mergoki Zulfi sama ceweknya! Kampret juga itu orang! Hampir aja aku labrak!" Ceweknya? Kurang ajar!

I Will Find You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang