"I can't to imagine, even when i sleep, but i don't know, why do you come? Bungas Kanjeng Adinda.___________________________________________________________________________
"Assalamu'alaikum, semuanya ..., minta waktunya sebentar ya. Ada proofreader baru nih, yang mulai sekarang kerjasama sama kita. Namanya Zulfa Azhima Haqi," ujar Bu Sarah selaku kepala editor, memperkenalkan pegawai baru dengan riang. Memang kelebihan istimewa dari ibu dua anak ini, sangat ramah. Spontan seluruh divisi fiksi bersorak dan bertepuk tangan, membuat Zulfa, proofreader yang cukup muda dan cantik itu menunduk segan sekaligus terharu.
"Salam kenal semuanya, perkenalkan Zulfa Azhima Haqi, mohon bimbingannya...," sapa perempuan manis berkulit putih langsat, dengan badan proporsional, mirip model. Mata bulan sabit, hidung sedang, pipi agak tembam tapi rahang tirus, bibir sexy meski mengenakan lipstik berwarna peach pucat. Pakaian hijab yang fashionable, dengan pribadi yang santun sekaligus tegas dan dewasa. Cantik banget....
"Salam kenal...," kami semua kompak menjawabnya, kemudian Zulfa mengitari meja-meja kami untuk bersalaman satu persatu dan berkenalan.
****
"Bungas," sapa seseorang saat aku sedang lahap makan, membuatku mendongak agak kaget.
"Hah?" spontanku. "Eh, Mba Zulfa ... sini Mba, makan bareng...," ajakku kebeneran. Kebeneran lagi makan sendirian, gegara Mba Nu sama suaminya lunch di luar, Mas Dipyo juga katanya mau kencan, gaya banget mereka, mentang-mentang aku doang yang jomblo.
"Kamu sendirian?"
"Iya Mba, lagi jomblo," kekehku tak tahu malu.
"Boleh duduk di sini nih?"
"Boleh atuh ..., silakan Mba." Aku menggangguk berkali-kali, sembari mengunyah sisa-sisa makanan.
Zulfa rupanya tidak makan nasi, dia hanya beli camilan ringan, katanya lagi nggak pengen makan. Kami mengobrol seputar pekerjaan, baik pekerjaan lamanya, atau pekerjaanku di sini. Hingga seputar karya-karya novel favorit ..., sampai obrolan kita berakhir membahas novel-novel BlueHadBlack, yang memang selalu best seller. Dan dari sanalah kulihat mata Zulfa mulai berbinar. Yang aneh adalah, dadaku terasa berdenyut melihat senyumnya merekah sempurna, dengan pandangan menerawang. Entah apa yang dipikirkannya.
"Jadi kamu suka BlueHadBlack? Dan kamu lagi mengedit naskahnya?" tanya begitu terkejut, dan meminta penegasan lebih. Mulutnya sedikit terbuka, ada kelipan bintang di matanya. Ah ... benar-benar deh! Baru tahu Alvan sepopuler ini. Ya, kukira aktor aja yang banyak fangirl-nya. Huuuhhh....
"Iya Mba...." Ada penekanan rasa malas dalam jawabanku, biar dia sungkan nanya-nanya lagi.
"Kalau gitu mungkin aku juga yang menangani naskah BlueHadBlack. Mau naik cetak bulan Juli kan? Dan aku belum banyak pekerjaan." Lagi-lagi binar mata itu membuatku tak bisa berkata-kata. Ya setidaknya dia lebih normal responnya daripada responku dulu. Hmm ... tapi, jangan bilang Mba Zulfa ini tipe pengejar dan stalking gitu? Gawat dong? Kalau dia maksa ketemuan sama Alvan gimana? Argh ..., kesel mendadak. Jelas kalah saing aku mah. Eh, tapi, kali aja Zulfa sudah bersuami?
"Bisa jadi," malas menjawab, tapi karena aku kepo, aku bertanya lagi, "Zul, kamu jomblo juga? Apa udah bersuami?"
"Hah?"
"Ya, tiba-tiba kepikiran aja. Soalnya kan seusia kita banyak yang sudah menikah," aku beralasan.
"Hmm ... belum punya, Bungas." Yah ... belum....
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Find You (Completed)
RomansaPart 9-12 diprivate, silakan follow dulu untuk membaca. Terima kasih. ~~~ "BlueHadBlack, berkencanlah denganku," ucapanku masih terngiang-ngiang. Parahnya, dia ngga cuma marah, tapi benar-benar ngga kepengaruh sedikit pun! *Bungas Kanjeng...